Setiap 10 Maret, Indonesia memperingati hari lahirnya Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI). Secara formal, PARFI diresmikan oleh Fatmawati Soekarno. Alicia Djohar menjabat sebagai ketua PARFI periode 2020-2025.�
Selain menjadi bintang yang tampil di depan layar, beberapa aktor juga melebarkan sayapnya di industri hiburan Tanah Air dengan menjadi orang di balik layar. Ada yang menjadi sutradara hingga produser film. Siapa saja mereka? simak ulasan berikut.
Ernest Prakasa
Ernest Prakasa mulai dikenal publik setelah dia meraih peringkat ketiga acara Stand-Up Comedy Indonesia (SUCI) Kompas TV pada 2011. Dari panggung stand-up komedi, ia merambah ke industri film dengan menjadi aktor.
Beberapa film yang dibintangi oleh Ernest di antaranya adalah Kukejar Cinta ke Negeri Cina (2014), CJR The Movie (2015), Koala Kumal (2016), Rudy Habibie (2016), Sabtu Bersama Bapak (2016), Filosofi Kopi 2: Ben & Jody (2017), dan lainnya.
Selain menjadi aktor, Ernest pernah menjadi sutradara film Ngenest (2015), Cek Toko Sebelah (2016), Susah Sinyal (2017), Milly & Mamet: Ini Bukan Cinta & Rangga (2018), dan Imperfect: Karier, Cinta & Timbangan (2019).
Dian Sastrowardoyo
Dian Sastrowardoyo memulai kariernya di industri hiburan dengan menjadi juara pertama di ajang GADIS Sampul. Film pertama yang dibintangi olehnya berjudul Bintang Jatuh (2000) karya Rudi Sujarwo.
Setelah itu, Dian membintangi beberapa film lainnya seperti Pasir Berbisik (2001), Ada Apa dengan Cinta? (2002), Banyu Biru (2005), Belahan Jiwa (2005), Ungu Violet (2005), 3 Doa 3 Cinta (2008), Kartini (2017), Aruna dan Lidahnya (2018), dan lainnya.
Sebagai orang di balik layar, untuk pertama kalinya Dian Sastro menjadi produser film Guru-guru Gokil (2020) dan sutradara film omnibus Quarantine Tales (2020). Dia menyutradarai film Nougat.
Marcella Zalianty
Nama Marcella Zalianty mulai melambung setelah dia berperan dalam sinetron Sephia (2002). Sedangkan sinetron pertama yang dibintanginya adalah Cerita Cinta (1999). Sama seperti Dian, film pertama Marcella yaitu Bintang Jatuh (2000).�
Beberapa film lain yang pernah dibintangi oleh Marcella adalah Brownies (2004), 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita (2011), Wiro Sableng 212 (2018), Habibie & Ainun 3 (2019), Generasi 90an: Melankolia (2020), dan lainnya.
Marcella pernah menjadi co-producer film Under The Tree (2008), produser di film Batas (2011), sutradara, produser, sekaligus produser eksekutif film Rectoverso (2013) segmen Malaikat Juga Tahu, dan produser film Mantan Terindah (2014).
Lola Amaria
Karier Lola Amaria di dunia entertainment dimulai setelah dia menjadi juara model Wajah Femina 1997. Film pertama yang dibintangi oleh perempuan kelahiran Jakarta ini adalah Tabir (2000).
Beberapa film yang dibintangi oleh Lola adalah Merdeka 17805 (2001), Beth (2001), Ca Bau Kan (2002), Novel Tanpa Huruf �R� (2003), dan Kisah 3 Titik (2013).
Film yang pernah disutradarai oleh Lola di antaranya adalah Betina (2006), Minggu Pagi di Victoria Park (2010), Sanubari Jakarta (2012), Jingga (2016), dan Labuan Hati (2017).
Rano Karno
Sejak umur sembilan tahun, Rano Karno sudah berkecimpung di industri film dengan membintangi film Lewat Tengah Malam (1971). Namanya mulai melambung setelah berperan sebagai Si Doel.
Sampai sekarang, sudah ada lebih dari 70 film yang dibintangi oleh Rano Karno. Di antaranya adalah Roman Picisan (1980), Si Jago Merah (2008), Galih dan Ratna (2017), Benyamin Biang Kerok (2018), Si Doel The Movie (2018), dan lainnya.
Di film Anak-Anak Malam (1986), Macan Kampus (1987), dan The Last Barongsai (2017),� Rano menjadi penulis cerita. Sementara di film Si Doel The Movie (2018), Si Doel The Movie 2 (2019), dan Akhir Kisah Cinta Si Doel (2020), dia menjadi sutradara, penata skrip, sekaligus produser eksekutif.