Tidak menutup kemungkinan bagi generasi milenial untuk menjadi pengusaha yang memiliki bisnis yang sukses. Di Indonesia, ada beberapa pengusaha milenial yang sudah meraih kesuksesan sebelum usia 30 tahun.
Di Indonesia, terdapat beberapa pengusaha milenilal yang memiliki ide bisnis brilian. Ada yang berbisnis di bidang kuliner, furnitur, kecantikan, hingga usaha di bidang yang berkaitan dengan kreatif.
Berikut tujuh pengusaha milenial yang punya ide bisnis brilian. Simak ulasan berikut.
1. Edward Tirtanata
Edward merupakan CEO sekaligus co-founder Kopi Kenangan. Sebelum membuka usaha tersebut, Edward menekuni bisnis Food and beverage (F&B) lewat usaha the artisan bernama Lewis & Carrol.
Ide Edward membangun bisnis kopi berawal dari pengalamannya sebagai peminum kopi. Ia merasa tidak menemukan gerai kopi yang menyediakan kopi berkualitas dengan harga terjangkau.
Terinspirasi dari nama sebuah produk yang Edward temukan yang memiliki kata Kenangan dalam namanya, maka lahirlah nama Kopi Kenangan. Menurutnya, kata kenangan memiliki arti yang mendalam dan bisa membuat pembeli merasa relavan dengan pengalaman mereka.
2. David Christian
Co-founder dari startup Evoware yaitu David Christian. Dia adalah pria kelahiran Bandung yang sempat berdomisili di Canada. Ia membentuk Evoware terinpirasi dari keadaan lingkungan sekitar yang banyak menggunakan plastik.
Produk pertama dari Evoware adalah gelas yang terbuat dari bahan rumput laut yang alami tanpa pemanis buatan, tanpa gelatin dan gluten free. Gelas tersebut hadir dengan warna-warna yang unik.
Gelas ini bisa langsung dimakan dan mengenyangkan, lantaran tanpa bahan pengawet dan pewarna buatan. Dengan adanya gelas ini, tidak akan menjadi limbah.
3. Christian Sutardi
Selaku co-founder, Christian Sutardi meluncurkan e-commerce di bidang furnitur, yang diberi nama Fabelio bersama dua orang lainnya, yaitu Krisnan Lenon dan Marsel Utoyo pada 2015.
Sebelumnya, Krisnan dan Christian sudah berkecimpung di dunia e-commerce, lantaran pernah bekerja di Rocket Internet, Food Panda, Lazada dan Zalora.
Menurut Christian, salah satu hal krusial di bisnisnya adalah soal desain. Fabelio didesain harus menarik dan tidak membosankan. Salah satu konsep desainnya yaitu gaya minimalis dan Skandinavian dengan rasa Indonesia.
4. Adrian & Patricia
Kakak beradik Adrian dan Patricia merupakan founder dari Puyo. Saat Adrian berusia 22 tahun dan Eugenie berusia 19 tahun, mereka melakukan sejumlah eksperimen terhadap puding yang dibuat oleh sang ayah.
Kemudian, mereka melakukan riset dengan memberi kesempatan kepada beberapa orang untuk mencicipi puding buatan ayahnya. Menanyakan sa apa yang enak dan khas dari produk tersebut dan apa saja yang masih kurang dan harus terus dikembangkan.
Akhirnya, pada 10 Juni 2013, mereka menjual produk makanan penutup tersebut dengan merek Puyo Silky Dessert. Penjualan perdana Puyo dilakukan lewat media sosial Instagram.
5. Dinar Amanda
Rollover Reaction merupakan salah satu label kosmetik lokal yang membuat gebrakan baru dengan menghadirkan lip cream multifungsi yang bisa digunakan sebagai lipstik sekaligus blush on. Founder dari produk ini adalah Dinar Amanda.
Pada 2014, Dinar dan partner mulai ada inisiatif berbisnis. Saat itu, mereka lihat ada banyak peluang di bidang kosmetik. Mereka banyak melakukan riset, pengembangan dan funding, dengan modal yang cukup banyak.
Sekitar 1,5 tahun, mereka melakukan riset, pengembangan dan produksi. Langkahnya dimulai dari trial and error, desain kemasan, mass production, BPOM dan legalitas. Pada Maret 2016, produk itu diluncurkan.
6. Amanda Cole
Amanda Cole adalah founder dari Sayurbox. Berawal ketika ia membangun usaha perkebunan yang dikhususkan untuk menanam tanaman bukan asli Indonesia, maka terbentuk lah Sayurbox.
Sayurbox memangkas jalur distribusi panjang dari tangan petani ke konsumen. Melalui Sayurbox, petani langsung menjual hasil panen mereka ke konsumen dengan kecepatan waktu 24 jam. Ratusan mitra petani, produsen, dan supplier telah bergabung dengan Sayurbox.
Ide Amanda mendirikan Sayurbox sebagai ekosistem antara petani dan konsumen pada 2016 dihargai Forbes sebagai langkah yang memberi pengaruh signifikan bagi masyarakat.
7. Aruna Harsa
Sosok sukses sekaligus founder di balik Dekoruma adalah Aruna Harsa. Dia mendirikan startup yang menjadi penghubung antara pelanggan dengan pemasok dan vendor interior.
Di Dekoruma, ada banyak pilihan furnitur yang dijual dengan harga yang bervariasi. Startup teknologi multinasional ini juga lengkap menyediakan layanan konsultasi dan instalasi interior desain sesuai dengan keinginan.
Pada 2016, Aruna membangun Dekoruma. Sebelumnya, dia pernah mencoba membangun bisnis beauty service marketplace bersama dengan teman-temannya, namun gagal.