Aksioma, Album Baru KPR & Eka Annash yang Sederhana?

Aksioma, Album Baru KPR & Eka Annash yang Sederhana?

Posted: Jun 02, 2023

Kelompok Penerbang Roket baru saja merilis album Aksioma yang bekerjasama dengan Eka Annash dan berikut ulasan kami tentang Album terbaru ini

Heat up the ampli, cause these boys back in town!

Glad to hear these boys back in town and rock it again! Kabar lulusnya Rey Baker dari “sekolah” tentu saja menjadi kabar segar bagi fans kelompok penerbang roket atau yang biasa di panggil KPR.

Bukan hanya fans, lulusnya rey ini juga tentu saja menjadi suatu hal yang baik bagi Band kpr sendiri karena KPR ya terdiri dari Rey, Coki dan Viki ga bisa dinego, kalaupun bisa ya harus lebih mahal.

Hadirnya kembali Rey di posisi gitar ditandai bukan hanya dengan intensitas manggung KPR yang meningkat tapi juga dirilisnya album baru yang berjudul Aksioma pada hari Sabtu 27 Mei 2023.

Mengajak Eka Annash

Dirilisnya album baru KPR saja sudah menjadi kabar baik ditambah ternyata di album ini KPR menggandeng Eka Annash untuk terlibat langsung pada keseluruhan isi materi album termasuk lirik dan vokal.

Tentu saja bergabungnya Eka Annash ke dalam KPR menambah kesan raw yang selama ini KPR jaga terlebih jika mengingat The Brandals sudah tidak lagi se raw dulu dan pilihan Eka Annash untuk bekerjasama dengan KPR adalah pilihan yang tepat dimana kita dapat melihat kembali aura begajulan Eka yang pernah ditampilkan di The Brandals album-album awal.

Pengganti Coki

Bergabungnya Eka ke dalam KPR juga bukan tanpa alasan karena rumornya Eka akan menjadi pengganti Coki di bagian vokal untuk sementara waktu ketika Coki melakukan tur bersama band barunya, Ali.

Maka tidak mengherankan jika pada album Aksioma ini vokal Eka terasa sangat dominan dibandingkan vokal Coki yang hanya melayer vokal utama.

Mungkin album ini bisa menjadi transisi yang sempurna sebelum masa peralihan vokalis dari Coki menjadi Eka untuk semntara waktu dan kita akan menyaksikan lebih banyak panggung KPR dengan Eka yang mengisi posisi vokalis.

Rock 80an dengan Sentuhan Psydelic

Tetap mengusung rock 80an, Secara keseluruhan Album ini tetap mampu mempertahankan aura Rock Indonesia lawas namun kali ini dengan sentuhan psychedelic dan sangat kentara pada bagian vokal yang banyak menggunakan teknik echo.

Gitar fuzzy yang dimainkan oleh Rey Marshall juga memegang peranan penting untuk menciptakan aura Raw ala rock 80an dengan sentuhan psychedelic yang disuguhkan.

Bocah Badung yang Udah Ngerasa “Cukup”

Dari segi lirik, Eka sepertinya bermain lebih sederhana jika dibandingkan dengan apa yang telah dilakukan di The Brandals atau Zigi Zaga yang selalu menggunakan majas-majas.

Pada album ini lirik yang disuguhkan terkesan sederhana dengan dipilihnya kata-kata yang umum namun sangat terasa jujur diucapkan dari bocah badung yang udah ngerasa cukup dengan kelakuannya.

Secara keseluruhan lirik pada album ini memiliki kesan yang kontemplatif dimana banyak kalimat-kalimat yang mempertanyakan “kelakuannya” dan juga ketika ia berada pada titik terbawah.

Ga percaya? Coba aja deh liat deretan judul yang ada pada album ini seperti, Tobat, Enam Kaki di Bawah dan juga Cari Mati! yang secara implisit mengatakan proses perjalanan seseorang ke arah yang lebih baik.

Singkat kata, pada album ini KPR bercerita banyak tentang pengalamannya masa lalunya yang tidak perlu ditiru karena terdapat banyak penyesalan kedepannya.

Overall album ini adalah album kontemplatif dengan nuansa yang cukup keras dan lahir dari pengalaman personal orang-orang yang pernah merasakan nya sehingga tidak terdengar “pretensius” karena KPR ya memang se RocknRoll itu.

Bila bisa dianalogikan, mendengar album Aksioma ini seperti mendengar album Nicky Astria berjudul Jarum Neraka yang digubah ulang oleh The Brims

Meski secara keseluruhan bagus tapi album ini belum cukup untuk dinilai “spesial” dan secara impresi masih di bawah album “Teriakan Bocah” maupun album “the Brandals”.

Writer: Dhiechie Alam Ramadhan
TAGS:Music,Honest Review
SHARE
Recommendation Article