AMI Awards Jadi Barometer Suksesnya Musisi? Emangnya Valid?

AMI Awards Jadi Barometer Suksesnya Musisi? Emangnya Valid?

Posted: Oct 20, 2022

Penghargaan Anugerah Musik Indonesia atau yang biasa disebut AMI Awards adalah penghargaan paling bergengsi untuk industri musik Indonesia. Digagas oleh Yayasan Anugerah Musik Indonesia atau YAMI, ajang penghargaan ini sudah berjalan sebanyak 25 kali. Edisi terakhir, baru saja diadakan 13 Oktober 2022 lalu. Pertanyaannya, seberapa valid dan seberapa bergengsinya AMI Awards ini? Apakah penghargaan ini sudah benar-benar jadi barometer suksesnya musisi?

Penghargaan Anugerah Musik Indonesia atau yang biasa disebut AMI Awards adalah penghargaan paling bergengsi untuk industri musik Indonesia. Digagas oleh Yayasan Anugerah Musik Indonesia atau YAMI, ajang penghargaan ini sudah berjalan sebanyak 25 kali. Edisi terakhir, baru saja diadakan 13 Oktober 2022 lalu.

Tahun ini, Tulus berhasil memboyong piala AMI Awards berkat albumnya, Manusia dan juga trek jagoannya, Hati-Hati di Jalan. Yura Yunita juga berhasil menyabet penghargaan Artis Solo Wanita Pop Terbaik mengalahkan Raisa, Mahalini, Lyodra, Rossa, Tiara, dan Ziva Magnolya.

Pertanyaannya, seberapa valid dan seberapa bergengsinya AMI Awards ini? Apakah penghargaan ini sudah benar-benar jadi barometer suksesnya musisi?

Yuk langsung kita bahas!

Independensi yang dijaga oleh Candra Darusman, Ketua Umum YAMI

Candra Darusman diangkat menjadi Ketua Umum untuk menggantikan Dwiki Dharmawan yang sudah menjabat 5 tahun. Jagoan dari band lawas Karimata ini mengatakan bahwa akan menjaga independensi dari ajang penghargaan ini.

“Musik Indonesia itu anugerah. Maka dari itu kita harus mempertahankan independensi dari AMI Awards, agar tetap terjaga kualitasnya. Karena AMI Awards ini menurut observasi saya sudah memiliki brand sendiri, yang mana musisi merasa terhormat jika mendapatkannya.” ujarnya.

Apa yang diucap oleh Candra Darusman ini menarik, bagaimana hal itu bisa direalisasikan di lapangan?

Ternyata, ada 4000 voter di AMI Awards

Ini dikatakan langsung oleh Candra Darusman ketika interview eksklusif bersama Nanda Persada di program Eventori, Nanda Tanya

“Jadi, AMI tuh punya voter sebanyak 4000-an lah. Voting member ya.” ujarnya.

4000 voting member kan jumlah yang banyak ya….

Tapi…

Ada desas desus yang beredar, bahwa ajang penghargaan musik tertinggi di Indonesia ini banyak musisi titipan yang rela mengeluarkan uang untuk menang, atau setidaknya masuk ke dalam nominasi. Hal ini langsung dibantah oleh Candra Darusman.

“Kita tetap menjaga independensinya. Jadi nggak bisa direkayasa itu. Nggak bisa dibeli istilahnya.” bantah Candra Darusman.

Seperti apa independensi yang dimaksud Candra Darusman?

Mungkin, maksudnya itu ajang AMI Awards ini tak ada intervensi dari pihak luar. Misalnya, tidak menerima suap, tak menerima titipan, dan lain-lain. Hal ini agar AMI Award sebagai ajang penghargaan bergengsi di Indonesia tetap terasa prestisius.

“Musik Indonesia adalah anugerah dari Yang Maha Esa. Penghargaan yang diberikan kepada insan musik, atau AMI Awards, menurut observasi saya sudah memiliki brand tersendiri, dimana musisi yang menerima piala AMI selain merasa senang juga bangga serta terhormat mendapatkan anugerah tersebut, kita harus mempertahankan hal itu; termasuk mempertahankan independensi-nya, pemilihan yang berdasarkan kualitas, bukan semata-mata hanya popularitas saja tapi tetap kualitasnya juga harus dipertahankan supaya yang menerima piala AMI menjadi semakin bangga.” ujar Candra Darusman.

Wait, Tentang Kualitas?

Nyatanya, ada beberapa kategori yang memiliki jumlah nominee yang tak lazim. Jika normalnya adalah 5, ini ada yang memiliki 6 sampai 7 nominee. Iya sih, yang di kategori Tim Produksi Suara Terbaik nama Ari Renaldi ada 3. Apa nggak bisa dipilih satu aja ya?

Ada juga kritik tentang kurasi visual di tim AMI Awards yang dilontarkan akun Twitter @hilmihilmoi. Dia mengatakan bahwa penilaian untuk kategori Grafis Desain Album Terbaik terlalu kuno dan tak berbanding lurus dengan perkembang dunia visual dan desain yang ada sekarang.

Dari tahun ke tahun memang nampak banyak kejanggalan di AMI Awards ini, meskipun sudah dibantah oleh Candra Darusman selaku Ketua Umum. Bahkan di tahun 2013, pada kategori Duo/Grup/Kolaborasi Punk Terbaik yang dimenangkan Superman Is Dead lewat lagu Old World, terselip satu nama yang tak bergenre Punk, tapi Funk. Tau kan bedanya apa? Tapi kenapa bisa masuk ya? Ada yang bisa jelasin nggak?

Jadi, apakah cocok AMI Awards dengan segala kejanggalannya jadi barometer suksesnya musisi Indonesia?

Jawabannya ya, cocok. Meski begitu, tampaknya ajang penghargaan ini menjadi satu-satunya di Indonesia yang prestisius, Ahmad Dhani pun bilang seperti itu.

“Cocok lah. Soalnya nggak ada lagi kan di Indonesia? Kalau ngomongin salah, ya namanya manusia salahnya banyak.” ujar Ahmad Dhani.

Mungkin, memperluas literasi tentang musik dan kesenian yang semakin hari semakin dinamis jadi pekerjaan rumah yang wajib diselesaikan AMI Awards. Atau mungkin, sudah waktunya anak-anak muda yang menggerakkan ini? Kita lihat AMI Awards tahun depan ya!

Writer: Cakra Mahardhika Kevlana
TAGS:Opini,Special Content,AMI Awards 2022
SHARE
Recommendation Article