Anak-anak yang Masuk Industri Hiburan, Bentuk Ekspresi Diri Atau Eksploitasi?

Anak-anak yang Masuk Industri Hiburan, Bentuk Ekspresi Diri Atau Eksploitasi?

Posted: Jul 23, 2022

Dari dulu hingga sekarang, banyak sekali anak-anak yang terjun di industri hiburan. Entah mengikuti ajang pencarian bakat, casting, atau memang terseret karir orang tuanya yang juga seorang entertainer.

Dari dulu hingga sekarang, banyak sekali anak-anak yang terjun di industri hiburan. Entah mengikuti ajang pencarian bakat, casting, atau memang terseret karir orang tuanya yang juga seorang entertainer

Karena sejatinya, anak-anak merupakan daya tarik tersendiri di industri hiburan. Mulai dari tingkah hingga bakatnya bisa memikat orang-orang. Satu lagi, anak-anak selalu terlihat menyenangkan dan memberikan aura positif. 

Namun, apakah benar demikian? Pernah nggak sih kalian berpikir bahwa itu semua adalah bentuk eksploitasi untuk mereka (anak-anak)? 

Terkait pengembangan minat dan bakat bisa mengacu kepada Peraturan Menteri Kemenaker No. Kep.115/Men/VII/2004, yang memberikan anak kesempatan mengembangkan bakat dan minatnya dengan sejumlah pengaturan, seperti mempertimbangkan kepentingan terbaik untuk anak, di mana anak didengar dan dihormati pendapatnya, tidak menghambat tumbuh kembang fisik, mental, intelektual dan sosial secara optimal, tetap memperoleh pendidikan, adanya pengawasan dari orang tua, ada persyaratan bagi pengusaha yang mempekerjakan anak di bawah 15 tahun, dan adanya pelaporan kepada instansi di bidang ketenagakerjaan.

Hal ini menjadi titik fokus untuk melihat, sejauh apa anak-anak di industri hiburan Indonesia mengekspresikan dirinya. Jika sudah melenceng dari apa yang dikemukakan di atas, maka hal tersebut sudah menjadi bentuk eksploitasi.

Weda Mauve, salah satu penyanyi muda yang mengawali karir sejak anak-anak, mengatakan bahwa dirinya sendiri tak pernah bisa membayangkan pekerjaan lain selain di industri hiburan.

“Aku senang dan enjoy karena ini mimpiku dari kecil. Jujur ya aku ngga bisa ngebayangin pekerjaan lain selain menyanyi sih. Jadi aku senang sih, karena dari kecil juga udah suka sama kegiatan ini.” ujarnya saat ditemui di bilangan Senayan, Jakarta. 

Weda Mauve juga merasa bahwa anak-anak di Indonesia susah sekali untuk mengekspresikan diri. Ini yang membuat beberapa anak di Indonesia cenderung memendam dan tak berani berekspresi. 

“Kalau itu hobi mereka sih bagus ya. Dari dulu tuh kadang anak-anak selalu dipandang sebelah mata gitu loh. Kalau mau ekspresiin dirinya soal suasana hatinya, kadang diejek gitu loh kaya ‘apa sih masih anak-anak kok udah galau’ gitu misalnya.” tambahnya.

“Kalau ada yang di push oleh orang tuanya, kalau menurutku jangan ya. Karena memang bakat anak-anak juga ga harus diarahkan ke nyanyi atau musik. Masih banyak kok yang lain selain itu. Karena menurutku, sesuatu yang dipaksakan ujungnya tak baik nanti.” tutup penyanyi berusia 15 tahun tersebut. 

Senada dengan Weda Mauve, Ardhito merasa bahwa orang tua tak berhak memaksakan anaknya untuk berkarir di industri hiburan, karena tugas orang tua hanya mengarahkan. 

“Banyak banget musisi-musisi junior yang masih kecil dan suka bernyanyi atau berdendang. suka bikin lagu juga. Jadi tergantung ke anak sendiri. Tugas orang tua kan hanya mengarahkan. Kalau anaknya nggak suka di atas panggung, jangan dipaksa. Tugas orang tua ini adalah mengarahkan minat, bukan memaksa anaknya untuk jadi apa yang si orang tua mau.” ujar Ardhito, yang sempat mengeluarkan album khusus anak-anak.

Jika melihat dari pemaparan di atas, sejauh ini memang para anak-anak yang berkarya di industri hiburan Indonesia masih tampak menikmati hal tersebut. Itu bagus, berarti mereka memiliki orang tua yang berperan cukup baik untuk mereka. Namun, kegiatan mereka jangan terlalu diekspos karena mereka masih anak-anak yang butuh waktu bermain dan juga bersenang-senang.

Yang ditakutkan di sini adalah, munculnya stress dari anak tersebut di kemudian hari saat dia sudah dewasa, dan akhirnya jatuh ke dalam pengaruh narkoba demi melepas stressnya. Sekali lagi, Selamat Hari Anak Nasional 2022! Tetap berkarya dan kreatif untuk anak-anak Indonesia!

Writer: Cakra Mahardhika Kevlana
TAGS:Opini,Hari Anak Nasional 2022
SHARE
Recommendation Article