Andi Rianto merupakan seorang komposer yang telah melahirkan berbagai karya. Dia sudah mulai belajar alat musik saat masih anak-anak.
Alat musik pertama yang dia pelajari saat berusia 4 tahun adalah piano. Setelah beranjak remaja, dia sering mengikuti konser.
''Saya ingat umur 6 atau 7, sudah mulai buat komposisi musik instrumental di piano. Saya banyak menciptakan lagu instrumental sampai saya umur 15, ada konser setiap tahun sama Yamaha untuk membuat lagu,'' ucap Andi dalam wawancara dengan Eventori.
Lagu pertama yang digarap oleh Andi adalah �Bahasa Kalbu� yang dinyanyikan oleh Titi DJ. Setelah itu, dia banyak berkolaborasi dengan berbagai musisi seperti Ari Lasso, Agnez Mo, Rossa, Sidney Mohede, dan lainnya.
�Semua musisi yang saya ajak kolaborasi itu punya cerita dan pengalaman masing-masing. Kita berkolaborasi menghasilkan karya, karya itu istilahnya sama dengan anak, semuanya favorit, semuanya berkesan,� katanya.
Selama berkarier di industri musik, Andi menorehkan beberapa penghargaan. Mulai dari dua kali masuk nominasi Penata Musik Terbaik dari Festival Film Indonesia (FFI) dan memenangkan Piala Vidia pada 2005 sebagai Penata Musik Terbaik.
Untuk mendapatkan itu, Andi mengaku membutuhkan perjuangan. Namun yang pasti, dia menciptakan karya bukan hanya karena ingin meraih penghargaan.
�Perjuangannya akan selalu sama. Buat saya, penghargaan musik atau penghargaan apapun itu bonus, tapi yang paling penting itu kita jaga karya kita, standarnya kita harus selalu sama, ya kalau bisa ditingkatkan lagi standar kita,� tutur Andi.
�Jangan berkarya untuk menerima penghargaan, tapi kita berkarya untuk menyalakan hati kita, untuk memberi pesan yang baik untuk para pendengar, kalau memenangkan penghargaan itu adalah bonus,� sambungnya.
Lantas, apa tiga hal yang dibutuhkan untuk menjadi seorang komposer?
�Nomor satu, jujur dengan karya kamu, don't be someone else, karena karya jujur itu pasti akan terdengar jujur dan akan sampai ke hati para pendengarnya. Nomor dua, selalu be original,� beber Andi.
�Kita boleh terinspirasi, kita boleh banyak referensi, tapi kita selalu dengan niat untuk membuat karya yang original. Nomor tiga adalah konsistensi, selalu berkarya, mau karya kita diterima orang atau tidak, tapi terus berkarya, konsisten menciptakan karya yang bisa kamu banggakan,� lanjutnya.