Selama dua dekade terakhir perkembangan zaman terjadi begitu cepat, begitu juga dengan industri hiburan yang semakin mengikuti kemajuan teknologi. Diantaranya adalah adanya platform OTT (Over-The-Top) atau layanan menonton film streaming secara digital.
Layanan OTT merupakan salah satu bentuk inovasi serta adaptasi untuk menghibur masyarakat, yang dahulu film dapat ditonton hanya di layar lebar, atau layar kaca dan mengikuti jadwal yang ada. Kini kita dapat menonton film dimana saja dan kapan saja bahkan dapat melalui gawai yang ada di tangan.
Lantas bagaimanakah pandangan dari para sineas film di Indonesia? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Eventori melakukan wawancara dengan tiga sineas yang sudah tidak asing lagi namanya di telinga yaitu Jefri Nichol, Angga Yunanda, dan Reza Rahadian.
Streaming atau bioskop, pilih yang mana?
Menurut aktor muda, Angga Yunanda, adanya OTT justru merupakan sebuah anugerah, karena dapat menjadi media baru untuk para pekerja industri film untuk berkarya. Apalagi di masa pandemi ini yang cukup mempersulit pergerakan industri film di Indonesia.
“Menurut gua OTT ini menjadi media baru buat kita bisa berkarya, apalagi di saat pandemi seperti saat ini, dimana kita memang agak sedikit sulit untuk pergerakan. Apalagi kaya kemarin bioskop sempat ditutup,” jelas Angga.
Mengapa bioskop istimewa?
Angga menyampaikan bahwa bagi dirinya menonton di bioskop memiliki kelebihannya tersendiri, dimana bioskop memiliki pengalaman sinematik yang menurutnya sangat istimewa.
“Tapi menurut gua pribadi, menonton di bioskop, cinematic experience yang ada di bioskop itu masih nggak bisa digantikan sama apapun sampai sejauh ini. Jadi gua merasa bioskop itu masih menjadi sesuatu yang istimewa, karena kita kayak tumbuh, kita berkembang di bioskop. Gua merasa bioskop masih menjadi pilihan utama dalam menonton sih untuk gua pribadi juga ya,” sambung Angga menjelaskan mengapa bioskop tetap istimewa baginya.
Angga juga berterus terang bahwa dirinya berlangganan berbagai layanan OTT, namun saat bioskop pertama kali dibuka dirinya tetap termasuk orang pertama yang kembali menonton di bioskop.
“Meskipun gue berlangganan banyak banget OTT gitu, sampai gue nggak bisa hitung sudah berlangganan berapa banyak. Tapi saat kemarin bioskop pertama kali dibuka kembali, gue jadi orang pertama yang nonton lagi. Karena gua merasa masih ada cinematic experience yang nggak bisa gue dapatkan melalui OTT,” ungkap Angga.
Setuju dengan pernyataan tersebut, Jefri Nichol juga menjelaskan bahwa menonton bioskop adalah sebuah budaya yang tidak dapat tergantikan oleh televisi walaupun sebesar apapun layar dari televisi tersebut. Baginya menonton film di bioskop memiliki pengalaman yang sangat spiritual.
“Nonton bioskop itu cultural thing gitu loh, nggak bisa digantikan sama TV (Televisi) walaupun segede apapun layar TV-nya. Karena kita nonton bioskop entah sendiri, entah rame-rame udah kayak experience yang spiritual banget, at least buat aku,” jelas Jefri.
Walaupun menonton film dimana saja terdengar sangat menyenangkan, namun tidak ada yang mengalahkan sensasi menonton film langsung di bioskop ditemani berbagai cerita baik sebelum maupun sesudah penayangan.