Butuh Dukungan Negara, Pelaku Industri Film Tulis Surat Terbuka Untuk Presiden Jokowi

Butuh Dukungan Negara, Pelaku Industri Film Tulis Surat Terbuka Untuk Presiden Jokowi

Posted: Jan 22, 2022

-

Setelah Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI) dan 14 Asosiasi terkait menulis surat terbuka untuk Presiden Jokowi, hal serupa dilakukan oleh pelaku industri film. Surat itu diunggah oleh beberapa aktor ke akun Instagram pribadi.

Dalam kolom keterangan foto, mereka menyampaikan bahwa para pelaku industri perfilman Tanah Air ingin kembali berkarya. Untuk mewujudkan hal tersebut, mereka membutuhkan dukungan dari Presiden dan masyarakat.

''Film Indonesia adalah milik kita semua, yang telah menjadi sahabat di banyak waktu, menjadi perekam banyak peristiwa bangsa untuk bisa kita jadikan renungan di kemudian hari. Membuat kita tertawa, terharu, terhibur, bahkan memandang diri kita,'' tulis Baim Wong, salah satu aktor yang mengunggah surat tersebut.

Perfilman Indonesia yang sebelum pandemi sedang menuju puncak kejayaannya, merupakan hasil kerja keras puluhan ribu pekerja industri film. Film Indonesia membawa wajah Indonesia ke penjuru dunia. Film Indonesia bukan saja hiburan, tapi juga penyandang budaya. Kami ingin kembali bisa berkarya, untuk bisa menginspirasi dan membuka mata. Kami memohon dukungan Bapak Presiden. Dan seluruh rakyat Indonesia, sambungnya.

Berikut adalah isi surat terbuka yang ditulis oleh pelaku industri film kepada Presiden Jokowi.


Jakarta, 5 Maret 2021.


Yang terhormat

Bapak Presiden Joko Widodo.


Kami semua mendoakan Bapak dalam keadaan sehat walafiat dan diberi kekuatan membimbing Indonesia untuk bisa terus bertahan dan berjuang melawan pandemi covid-19.


Bapak Presiden yang baik,


Industri film adalah bagian penting dari indonesia; bagi pekerjanya, bagi penontonnya, bagi keseluruhan industri kreatif. Seperti juga berbagai sektor industri lain, industri film kini mengalami pukulan keras di tengah pandemi Covid-19. Puluhan ribu pekerjanya kesulitan bertahan hidup akibat proses pra hingga pasca produksi film yang terhambat. industri film juga sudah kehilangan potensi pemasukan terbesarnya, karena bioskop sedang kesulitan bertahan. Bioskop, yang walau telah dibuka dengan kapasitas hanya 50%, ternyata masih ditakuti masyarakat untuk dikunjungi. Akibatnya karyawan bioskop yang besar jumlahnya dan tersebar di seluruh indonesia makin terancam kehilangan pekerjaan. Sementara pembajakan film yang di masa pandemi ini kian merajalela, terus mengancam masa depan industri film Indonesia.


Bapak Presiden yang tercinta,

Seperti yang Bapak ketahui, masih banyak yang tidak memahami pentingnya eksistensi film Indonesia untuk bangsa ini. Keberhasilan industri film di sebuah negara adalah investasi besar. Film tidak hanya menyumbangkan kontribusi pada perekonomian, tapi juga memberikan kekuatan nilai terhadap identitas dan strategi budaya. Film adalah media yang populer. Film bisa efektif membangun ke-Indonesia-an kita di dalam negeri dan memperkenalkan nama indonesia ke panggung dunia. Semakin indonesia dikenal di dunia, maka akan semakin memperlancar jalan berba ai sektor industri untuk ikut melaju.


Sejak Bapak membuka Daftar Negatif Investasi di bidang perfilman di tahun 2016, perfilman Indonesia memasuki era baru dengan jumlah penonton yang terus meningkat dari tahun ke tahun, dengan pertumbuhan sebesar 20% per tahun selama 4 tahun terakhir sebelum pandemi. Pertumbuhan ini kemudian menjadikan Indonesia sebagai pasar film nomor sepuluh terbesar di dunia dengan nilai pasar sebesar 500 juta dollar AS di akhir tahun 2019.


Bapak Jokowi yang kami hormati,

Kami semua siap untuk mempertahankan apa yang telah kami capai, tetapi kami tidak bisa melakukannya sendiri. Kami butuh bantuan dan dukungan negara agar apa yang sudah terbangun tidak musnah sia-sia. Para pembuat film harus terus berkarya dan membuat film-film yang dicintai penontonnya sendiri dan dihargai di mata dunia. Bioskop harus bisa bertahan karena di sanalah film-film kami dipertemukan dengan penontonnya. Pembajakan film harus segera diberantas tuntas karena itu adalah potensi ekonomi digital untuk dieksplorasi pelaku industrinya dan ada hak pemasukan negara di dalamnya untuk membangun Indonesia.

 
 
 
 
Writer: Abdullah Arifin
TAGS:Opini
SHARE
Recommendation Article