Singer and songwriter bernama caldera baru saja merilis EP perdananya bertajuk “Rona Merah Pipi Tak Selalu Berarti Tersipu”. Dirilis secara independen, EP ini berisi 5 trek dengan nuansa Pop Indonesia dengan sentuhan bossanova.
Seperti apa sih EP-nya? Keep scrolling for the details!
Lirik yang Terinspirasi dari Percakapan
Setiap lagu di EP ini lahir dari penggalan percakapan, puisi, hingga pemikiran pribadi caldera yang dituangkan dalam lima judul lagu, yaitu “Resah,” “Renung,” “Rabun,” “Ranjang,” dan “Rekah.”
Bersama produsernya, Heston Prasetyo, caldera mengembangkan lirik-lirik ini menjadi cerita yang beragam, mulai dari rahasia tersembunyi, perjuangan menemukan diri, hingga makna cinta yang sesungguhnya.
Melalui EP ini, caldera mengajak pendengar untuk memahami emosi yang kompleks di balik rona merah pipi, yang tidak selalu berarti rasa malu.
“Emosi hadir dalam berbagai bentuk, dan aku ingin membagikan pengalaman itu melalui lagu-lagu di EP ini,” ujar caldera.
Please be Yourself, Guys!
Kira-kira itulah yang ingin disampaikan caldera melalui EP terbarunya ini. Soalnya, EP ini merupakan rangkuman perjalanan seseorang untuk menemukan jati diri.
“Hidup tidak pernah sepenuhnya mulus, tetapi melalui proses itu, kita bisa menemukan siapa diri kita sebenarnya,” tambahnya.
Tentang Caldera
Nama caldera mulai mencuri perhatian lewat cover lagu “Rindu Lukisan” milik Ismail Marzuki, yang ia bawakan bersama Rei Naldy untuk seri Netflix Gadis Kretek.
Versi caldera dari lagu ini telah mengumpulkan hampir 1,4 juta stream di Spotify sejak Oktober 2023.
Tahun 2023 juga menjadi tahun kolaborasi bagi caldera, dengan suaranya yang menghiasi lagu “Hayya The Great” dari band Sore serta single “Semestinya” bersama Bilal Indrajaya.
Dengarkan EP “Rona Merah Pipi Tak Selalu Berarti Tersipu” di platform streaming favorit lo ya