Penyanyi Agnez Mo telah 28 tahun berkecimpung di industri hiburan. Sejak 1992 saat dia merilis lagu anak-anak sampai sekarang, dia masih aktif berkarya.
Bukanlah hal yang mudah bisa bertahan di dunia entertainment yang penuh dengan persaingan ini selama puluhan tahun. Sebab, banyak talenta baru yang hadir.
Rupanya, pelantun lagu Matahariku ini punya cara tersendiri untuk mempertahankan kariernya di industri hiburan.
Fuel-nya itu authenticity. Mungkin kalau dari entertainer, kita buka hanya pelaku bisnis, pelaku bisnis itu mindset-nya revenue, ucap Agnez dalam talk show kreatif yang dipersembahkan oleh Eventori, International Entertainment Outlook 2021, Senin (23/11).
Cuma, kalau entertainer itu fuel-nya art, kita punya kepuasan bukan hanya dari uang. Tapi, gimana caranya kita bisa produce, create art yang autentik. Puji Tuhan saya punya tim dan keluarga yang support karya saya yang autentik, sambungnya.
Menurut Agnez, keautentikan sebuah karya yang dihasilkan oleh seorang entertainer harus dijaga. Perempuan kelahiran Jakarta ini memiliki manajemen yang dikelola oleh dirinya dan kakaknya sendiri.
Jadi, saya bukan hanya mikirin musik, tapi bisnisnya. Begitu gabung, saya kebingungan sendiri, di studio saya mikirin, oh, gimana nulis lagu yang diterima sama masyarakat. Itu enggak bisa, it doesnt work like that, beber Agnez.
Akhirnya, hal tersebut membuat Agnez mengambil kesimpulan bahwa seni dan bisnis itu mendukung satu sama lain. Namun, kedua hal tersebut tidak bisa menjadi satu. Sehingga, dia harus membagi kepala.
Pada saat di studio, saya pakai head an entertainer. Pada saat di ruang meeting sama kakak saya, kita mikirin gimana caranya strategi the art, tutur Agnez.
Biasanya, sejumlah musisi akan berusaha untuk membuat karya yang bisa disukai oleh banyak orang. Namun, menghasilkan suatu karya yang autentik dan bisa bagus di pasaran, tidak gampang.
Kendati demikian, hal tersebut bukan masalah bagi Agnez. Sebab, dengan membuat pasar sendiri, hal itu bisa menjadi kenyataan.
Sometimes you gonna make your own market. If you cant join them, make your own. Itu yang saya dan kakak saya selalu berusaha terapkan, kita jadi trendsetter, jelas Agnez.
Agnez menuturkan bahwa seorang entertainer harus punya karya yang autentik dan tidak rusak. Kemudian, karya itu bisa diterima oleh masyarakat. Hanya saja, untuk mewujudkan itu, masih ada kendala di industri ini.
Problemnya adalah balik lagi ke demand and supply. Gimana caranya musisi bisa tetap autentik ke art-nya kalau demand-nya enggak ada. Kita berusaha create platform yang enggak monopolize. Supaya kita bisa protect this authentic art, kita create Eventori, beber Agnez.
Salah satu musisi Internasional yang menurut Agnez bisa menghasilkan karya yang autentik adalah Lady Gaga. Pada 2011, pelantun lagu Born This Way itu bisa terus melambung, karena dia menciptakan pasar sendiri bagi karyanya.
Karya yang dihasilkan oleh Lady Gaga adalah dance music. Padahal saat itu, masih jarang musisi yang membuat karya dengan aliran musik seperti itu. Kebanyakan musisi membuat musik yang beraliran pop atau rock.
Make your own market susah, tapi enggak ada yang enggak bisa. Pada saat itu, saya sempat, aduh, apa kita bikin lagu dance saja, ya karena trend-nya lagi dance. Saya ngarang lagu sama produser, its like my body just rejected, karena its not me, feeling-nya enggak autentik. Saya enggak pengin itu kejadian sama orang lain, ungkap Agnez.
Lantas, bagaimana pandangan para musisi kala Agnez berkarier di luar negeri?
Pada saat di sana, mereka lihat saya bisa nulis, saya bisa kasih tahu thats not me, I dont like this one, I want this one, mereka justru sangat appreciate. Mereka lihat, ok, this is the artist yang tahu what she wants, bukan yang tinggal disetir atau didandanin like barbie doll, pungkas Agnez Mo.