Di tengah merebaknya virus corona di Indonesia, para musisi harus memutar otak agar bisa tetap berkarya tanpa harus membahayakan keselamatan dan kesehatan.
Drummer Maliq & Dessentials, Widi Puradiredja mengatakan bahwa mereka punya cara tersendiri agar bisa tetap bertahan di masa pandemi COVID-19.
Sejak April, mereka sudah menganggap bahwa acara musik tidak bisa digelar secara offline, selama pandemi ini masih ada. Sehingga, mereka mencari cara lain yang bisa dikerjakan.
"Kita maksimalkan nge-band dengan ngulik ke area virtual, apa yang bisa dikembangin. Banyak trial error, tapi yang paling penting kita harus belajar sendiri teknisnya, untuk bisa melakukan virtual concert," ucap Widi dalam konferensi pers virtual, Senin (12/10).
Menurut Widi, sebagai musisi, mereka tidak bisa terus bergantung kepada undangan dari Event Organizer (EO) agar bisa mendapat pekerjaan.
Tapi, sekarang lebih ke menciptakan pekerjaan itu sendiri, seperti bikin konten untuk kemudian di-monetize. Bisa merekam sendiri itu bisa jadi salah satu solusi bisa lebih aman, karena ngerjain di tempat sendiri, katanya.
Adik Angga Puradiredja ini melihat bahwa beberapa konser virtual yang sempat digelar, sudah menerapkan protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah.
Saya lihat belum ada kegiatan yang melanggar terlalu jauh. Sejauh ini semua berjalan lancar, rata-rata semua pakai rapid, (konser virtual) yang saya ikuti, tutur Widi.
Apabila nantinya diselenggarakan konser dengan syarat dan aturan baru dari pemerintah, Widi berharap musisi hingga pihak penyelenggara bisa mendapat sosialisasi terkait hal tersebut.
"Rekomendasi ke teman-teman yang punya regulasi, harus ada sosialiasi yang luas, karena kita sebagai pelaku cukup sulit untuk melakukan ini," ungkap Widi.
"Mengingat kita bikin acara sendiri, secara kolektif kecil untuk mengundang pekerjaan. Acara-acara kecil bisa menjadi tulang punggung dan potensi bagi musisi baru, sambungnya.