Cerita Iwan Hutapea dalam Menjalankan Profesinya Sebagai Lighting Designer

Cerita Iwan Hutapea dalam Menjalankan Profesinya Sebagai Lighting Designer

Posted: Jan 22, 2022

-

Iwan Hutapea merupakan seorang lighting designer sekaligus founder dari PT. Artha Garwa Etcetera (Etcetera Lighting). Dia mengawali kariernya di industri kreatif dengan menjadi lighting operator pada 2000.

Seiring berjalannya waktu, pengalamannya di bidang tata cahaya pun semakin bertambah. Hingga akhirnya, dia menjadi lighting designer, dimulai dari acara kecil hingga besar.

Dari acara corporate, konser, lalu sekitar tahun 2006 itu sudah mulai masuk ke lighting untuk wedding. 2010, lighting untuk teater dan musikal, ucap Iwan dalam wawancara dengan Eventori.

Ada berbagai macam konser yang pernah ditangani oleh Iwan, mulai dari konser Erwin Gutawa, Krisdayanti, Ruth Sahanaya, Titi DJ, hingga Afgan.

Sementara teater yang tata cahayanya diurus oleh Iwan adalah Laskar Pelangi pada Desember 2010 sampai Januari 2011, Gayatri yang diselenggarakan pada 2020, dan lainnya.

Selama berkarier di bidang ini, pasti pernah ada kendala yang dihadapi olehnya. Salah satunya adalah saat dia menjadi lighting designer untuk sebuah konser di Jakarta Convention Center (JCC).

Misal moving light untuk backlight, saya gantung 12 pieces. Lalu yang kanan, satu mati mendadak, bohlamnya putus. Supaya tetap kelihatan bagus, jalan keluarnya adalah yang paling kiri saya matiin. Jadi, tampak balance kiri, kanan, jelas Iwan.

Kata Iwan, rata-rata sebuah konser memerlukan 8 sampai 15 orang kru yang menata cahaya. Hal tersebut tergantung dari besarnya acara hingga tempatnya.

Konser paling berkesan bagi Iwan selama dia menjadi lighting designer adalah Forestra 2019, yang diselenggarakan di Orchid Forest, Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Berkesan karena di dalam gedung, tapi di gunung yang tempatnya sangat menantang, katanya.

Lantas, apa yang harus diperhatikan dalam menjalani profesi sebagai lighting designer?

Yang paling utama itu kita harus bisa selalu mematuhi dan mengikuti kemauan dari creative director, mereka bos kita, atau kadang kita dibebasin, yang harus jadi perhatian kita bikin lighting-nya jangan lari dari tema acara, ujar Iwan.

Alat yang harus dikuasai cukup banyak, mulai dari software pembuatan lighting plot, terus console atau mixer harus dikuasai, fitur dari tiap lampu harus dikuasai, lanjutnya.

Writer: Abdullah Arifin
TAGS:Opini
SHARE
Recommendation Article