.jpg&w=3840&q=75)
Monday's blues fade away in the afterglow of an electrifying post-concert night. The music lingers, and the memories keep us alive.
Prambanan Jazz Festival 2023 baru aja beres, festival yang ngasih konsep menarik dengan latar belakang Candi Prambanan sebagai backgroundini telah sukses digelar selama dua minggu.
Pada minggu pertama festival ini diselenggarakan pada tanggal 7, 8, dan 9 Juli 2023 sedangkan pada minggu kedua festival ini diselenggarakan pada tanggal 14,15, dan 16 Juli 2023.
One of a Kind
Mungkin bisa dibilang Prambanan Jazz Festival merupakan satu-satunya festival yang menghadirkan Candi Prambanan menjadi menu sajian acara di samping deretan nama musisi yang tampil baik itu lokal maupun internasional.
Meski terasa seperti gimmick, tapi hadirnya Candi Prambanan di antara acara terbukti berhasil membawa warna yang cukup kontras dengan konsep musik jazz yang diusung pada festival ini yang pastinya in positive way dan ga bakal lo dapatkan di festival lain.
Musisi Nasional Hingga Internasional Jadi Satu dalam Nuansa Jazz
Pada perhelatan tahun ini, Prambanan Jazz Festival menghadirkan beberapa nama musisi internasional diantaranya ada Vertical Horizon, Lukas Graham, Bond, Conor Maynard, Faouzia, Voice of Lighthouse Family, Eric Benet, Lucky Chops, Gipsy Kings by Andre Reyes, Scott Bradlee and Modern Jukebox dan Seafret.
Tapi dari deretan musisi internasional yang tampil pada festival ini ada satu nama yang sangat mencuri perhatian gue, yang kalo boleh jujur sebenarnya gue ga ngerti sama sekali sama musik jazz dan dia adalah Gipsy Kings by Andre Reyes.
Memainkan genre yang bahkan gua ga gatau apa karena banyak banget warnanya, Gipsy Kings by Andre Reyes berhasil memberikan warna yang menarik tapi aneh tapi juga menyenangkan secara bersamaan pada hari pertama di minggu pertama acara ini berlangsung.
Hal lainnya yang lebih aneh dari sekedar genre adalah deretan lagu yang dimainkan, semuanya menggunakan bahasa Spanyol yang pastinya gue boong banget kalo gue bilang ngerti.
Tapi somehow, meskipun gua gatau genre apa yang dibawain dan lagunya nyeritain apa, gue seakan-akan berhasil dihipnotis untuk berdansa kecil bersama penonton di sekitar yang gue yakin lagi ngalamin hal yang sama dengan apa yang gue alamin.
Tepat di momen ini akhirnya gue bisa ngomong music is a language and this is a form of communication.
Raja Dangdut Kuasai Panggung Jazz
Selain musisi Internasional, Prambanan Jazz Festival tahun ini juga diisi oleh beberapa nama lineup musisi lokal diantaranya adalah ada Maliq & D'Essentials, Kahitna, Tulus, Dewa 19, Andien dan masih banyak lagi.
Tapi ada satu nama yang menjadi anomali pada gelaran prambanan jazz festival tahun ini yaitu si raja dangdut yang tidak lain tidak bukan adalah Rhoma Irama yang berhasil menggoyang panggung jazz.
Tampil menjadi penutup di hari pertama di minggu kedua, Rhoma irama membuka panggung dengan lagu berjudul musik yang berhasil membakar habis setiap sisa tenaga semua penonton yang masih berada di venue acara.
Kehadiran Rhoma Irama di atas panggung tentu saja disambut riuh oleh penonton yang cukup heterogen mulai dari anak muda hingga keluarga muda yang pastinya sama penasarannya dengan gue yang pengen tau gimana aksi Rhoma Irama di atas panggung Jazz.
Turns out, Rhoma Irama berhasil menghadirkan penampilan yang luar biasa untuk penonton yang secara teknis bukan merupakan segmen pasarnya, Rhoma Irama seakan berhasil menebar auranya dan membuat semua orang berjoget dengan sisa-sisa tenaga yang dimiliki.
Ga berhenti di situ, penampilan Rhoma Irama di atas panggung juga turut dibantu oleh Trio Lestari yang membuat ‘jembatan’ antara jazz dan dangdut yang untung saja tidak flop dan berhasil memberi suguhan dangdut tapi jazzy, kebayang ga lo? Engga kan? Tapi beneran bisa ternyata.
Meski sudah rampung tapi sisa-sisa keseruan dari Prambanan Jazz Festival masih terasa hingga saat ini, bagi kamu yang menyesal karena ga ikut silahkan sesali sekarang tapi jangan sampai ketinggalan buat dateng ke Prambanan Jazz Festival tahun depan yaa!.