Dari Curhat Jadi Album, Kolaborasi Denisa dan Rayhan Noor

Dari Curhat Jadi Album, Kolaborasi Denisa dan Rayhan Noor

Posted: Jan 22, 2022

Solois muda asal Jakarta, Denisa baru saja merilis album perdananya yang diberi nama Bloodbuzz. Setelah sebelumnya sempat merilis mini album dan beberapa singgel dengan aliran musik bergaya indie-rock yang relatif gelap.

Solois muda asal Jakarta, Denisa baru saja merilis album perdananya yang diberi nama Bloodbuzz. Setelah sebelumnya sempat merilis mini album dan beberapa singgel dengan aliran musik bergaya indie-rock yang relatif gelap.

Dalam album barunya ini, Denisa ingin tampil lebih segar dengan album yang menampilkan sembilan lagu beraliran pop dirilis pada 15 Oktober 2021, dengan bentuk fisik berupa compact disc (CD) dan juga digital melalui label rekaman Demajors.

Denisa menjelaskan bahwa dalam albumnya ini, ia ingin menceritakan tentang musim baru dari kehidupannya. Perasaan pasca hubungan yang telah usai, masa-masa peralihan, dan adaptasi realita dengan masa pandemi.

''Bloodbuzz pada dasarnya tentang perjalanan kehidupan cinta seseorang. Melalui yang buruk dan yang baik, dan bagaimana dia memandang orang-orang yang datang dan pergi,'' ujar Denisa.

Dirinya juga menambahkan bahwa urutan lagu yang ada pada albumnya ini menunjukan kesedihan seseorang yang sangat beragam, dengan fase-fase emosi yang berbeda, hingga menjadi kumpulan lagu berisikan ketakutan dan usaha merelakan.

''Urutan lagu-lagu yang ada di album menunjukkan bagaimana wujud kesedihan seseorang dapat bervariasi sesuai dengan fase emosi dari proses yang dilalui. Ekspresinya cukup lugas, hingga menjadi sekumpulan rekaman yang berisikan rasa takut serta usaha pelepasan dengan cara yang paling berhasil,'' tambahnya lagi.

Bekerja sama dengan Rayhan Noor, Denisa mengungkapkan bahwa pengerjaan album ini kurang dari dua bulan dengan referensi musik dari berbagai artis kenamaan dunia yaitu Bleachers, Phoebe Bridgers, Bombay Bicycle Club sampai dengan Taylor Swift.

''Musik utamanya dikerjakan bareng dengan Rayhan Noor, seorang teman lama. Entah kenapa setelah melalui workshop selama kurang lebih dua bulan, musik yang keluar terasa begitu pop. Kami mendengarkan Bleachers, Phoebe Bridgers, Taylor Swift, dan juga mendapatkan inspirasi lirik dari Bombay Bicycle Club,'' kata Denisa.

Denisa juga mengungkapkan bahwa album ini awalnya bukan sesuatu yang akan dijadikan serius,namun setelah melakukan obrolan dengan Rayhan tentang kisah cintanya yang kandas, Rayhan pun ternyata sedang merasakan hal yang sama. Sehingga terciptalah ide pembuatan album ini.

''Awalnya tentu nggak serius, iseng aja. Rayhan kebetulan menjadi orang pertama yang gue curhatin setelah gue putus hubungan. Ternyata dia sedang dalam proses yang mirip juga,'' cerita Denisa menjelaskan titik awal proses kreasi album.

Proses pembuatan lirik pun terbilang unik, diman Denisa menjelaskan bahwa dirinya sangat kesulitan menemukan lirik yang cocok untuk albumnya. Namun ketika bertemu dengan Rayhan, mereka akhirnya membuat lirik bersama, dengan saling merespon ide satu sama lain.

''Di sesi kedua workshop gue dateng dengan stok lirik yang udah gue bikin sebelumnya, ternyata nggak dapet-dapet. Akhirnya diputuskan bikin lirik baru di tempat. Saling merespon dengan Rayhan, menemukan nada, kemudian cari referensi musik yang pas, lalu kosakata yang berikutnya jadi lirik lagu,'' jelas Denisa.

Sebagai seorang pendatang baru, Denisa dapat menunjukan kemampuannya dalam menulis serta memproduksi lagunya dengan apik, kemampuannya dalam memahami produksi suara merupakan nilai jualnya agar dapat menerjemahkan ide kedalam bentuk yang berbeda, menghasilkan karya-karya dengan ciri yang khas.

Writer: Alvin Iqbal
TAGS:Artis / Talent
SHARE
Recommendation Article