Kemenangan para atlet Indonesia di ajang Thomas Cup membawa kebanggan tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Olahraga sendiri memang sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, mulai dari permainan di lingkungan rumah, kompetisi di ajang 17an sampai dengan menonton bersama kejuaraan internasional.
Karena kedekatan tersebut, banyak cerita-cerita menarik dari sebuah olahraga yang diangkat ke dalam sebuah hiburan yang dapat dinikmati masyarakat. Salah satunya adalah dalam bentuk sinema layar lebar, berikut Eventori sajikan kumpulan film-film Indonesia dengan tema olahraga.
-
Susi Susanti: Love All (2019)
Film yang mengangkat kisah nyata dari atlet bulu tangkis Indonesia yaitu Susi Susanti, Film yang dibintangi oleh Laura Basuki dan Dion Wiyoko ini diawali dengan kisah upaya Susi dalam meraih impiannya.
Perjuangan proses latihan yang Susi jalani selama pelatnas (Pelatihan Nasional) PBSI (Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia) yang kemudian mempertemukannya dengan sang pujaan hati Alan Budikusuma (diperankan oleh Dion Wiyoko).
Film ini juga mengisahkan tentang perjuangannya meraih Piala Uber pada tahun 1998 yang menjadi persembahan terakhirnya sebelum gantung sepatu. Film ini juga berhasil menyabet satu penghargaan dari Festival Film Indonesia pada tahun 2020, dimana Laura Basuki mendapat penghargaan pemeran utama perempuan terbaik.
-
Srikandi (2016)
Film kedua juga diangkat dari kisah nyata tiga atlet panahan asal Indonesia yaitu Nurfitriyana Saiman, Lilies Handayani, dan Kusuma Wardhani. Mereka adalah tiga atlet yang berhasil memenangkan medali Olimpiade pada tahun 1998.
Diperankan oleh aktris berbakat yaitu Bunga Citra Lestari, Chelsea Islan dan Tara Basro, film ini mampu mengajak kita untuk memahami bagaimana ketiga atlet ini memiliki permasalahan masing-masing menjelang Olimpiade, sampai dengan diancam tidak akan diberangkatkan.
Dengan disiplin yang keras ketiga atlet ini berlatih di bawah arahan Donald Pandiangan berhasil menghadiahkan medali kepada bangsa Indonesia, film ini juga berhasil mendapatkan beberapa penghargaan, diantaranya adalah Piala Maya untuk Aktris Pendukung Terpilih pada 2016, Indonesia Movie Actors Award untuk Pemeran Wanita Pendukung Terfavorit pada 2017.
-
Garuda di Dadaku (2009)
Film ketiga adalah Garuda di Dadaku yang sangat populer di zamannya, film keluaran tahun 2009 ini bercerita tentang Bayu yang bercita-cita menjadi pemain sepak bola profesional seperti ayahnya.
Impiannya tersebut kemudian terhalang oleh keinginan sang kakek yang tidak setuju dirinya menjadi seorang atlet, meskipun demikian Bayu tetap disiplin berlatih untuk masuk menjadi Timnas U-13.
Setelah terus berlatih akhirnya Bayu pun berhasil menggapai cita-citanya lolos masuk seleksi Timnas (Tim Nasional). FIlm yang disutradarai oleh Ifa Isfansyah ini berhasil mendapatkan beberapa penghargaan diantaranya. Film Anak Terbaik pada Ajang FFI 2009 dan mendapatkan 1 juta penonton.
-
Cahaya dari Timur: Beta Maluku (2014)
Film keluaran tahun 2014 ini mengangkat kisah nyata atlet sepak bola pada kerusuhan 1999 di Maluku, dibintangi oleh Chicco Jerikho dan Shafira Umm. Dalam pembuatan film ini mencoba menghadirkan gambaran kondisi yang sebenarnya berdasarkan cerita.
Pendekatan sosial budaya serta akurasi fakta adalah salah satu elemen penting dalam pengerjaan film ini. Hal lain yang unik dari film ini adalah penggunaan dialog berbahasa Ambon dalam keseluruhan film.
Selain penggunaan bahasa Ambon, film ini juga menggandeng aktor-aktor muda berbakat dari maluku. Selain hal tersebut film dengan tema sepak bola ini juga mendapatkan berbagai penghargaan, diantaranya adalah dua Piala Citra termasuk untuk Film Terbaik pada Festival Film Indonesia 2014.
-
Sang Pemberani (2014)''
Film terakhir ini merupakan film yang bercerita tentang perjuangan seorang anak SMP yang ingin menjadi atlet karate pasca bencana tsunami di Aceh. Film ini juga mengambil latar belakang kondisi sosial masyarakat Aceh kala itu.
Film ini mengisahkan Madi Ghafur, salah satu anak SMP pemberani yang terobsesi menjadi atlet karate nasional seperti kakaknya Diwa yang telah meninggal karena diterjang Tsunami. Namun kenyataan bahwa mental remaja yang masih labil menyebabkan dirinya kalah dari Nirza pada saat melakukan seleksi karate daerah.
Sang Pemberani juga mengajarkan bahwa dibutuhkan tekad serta keberanian untuk mengubah nasib di saat genting dan bankit berulang kali saat tersungkur
Dari kelima film tersebut kita dapat belajar bagaimana sebuah usaha dan kerja keras tidak akan mengkhianati hasil, begitu pula dengan perjuangan para atlet Tanah Air yang masih terus berjuang untuk mengharumkan nama bangsa di berbagai kompetisi dunia.