Fajar Taufik, Musisi Asal Bandung yang Suka Musik Beraliran Keras

Fajar Taufik, Musisi Asal Bandung yang Suka Musik Beraliran Keras

Posted: Jan 22, 2022

-

Fajar Taufik merupakan seorang music arranger sekaligus produser musik asal Bandung, Jawa Barat. Dia mulai belajar untuk memproduksi musik sejak 2009 di Digital Audio Workstation (DAW). Kemudian, baru menawarkan jasanya tersebut pada 2017.

Pada 2003 sampai 2011, Fajar sempat tergabung di beberapa band, meski sekedar iseng saja. Saat itu, dia yang menata aransemen untuk lagu-lagu yang dibawakan, meski tidak secara tertulis dan tidak direkam dengan baik.

�Semua ide pikiran hanya ditranslasikan semampunya dalam permainan secara live, kemudian dihafalkan. Mungkin karena itu juga saya jadi tertarik untuk belajar memproduksi musik,� ucap Fajar dalam wawancara dengan Eventori.

Pada dasarnya, Fajar mengaku suka dengan musik beraliran keras dan juga progressive, seperti lagu-lagu milik band Periphery, Tesseract, Animal As Leader, dan Tool. Sementara musisi yang dia kagumi adalah Misha Mansoor, Joey Sturgis, Keith Merrow, Rudye Nugraha Putra, Agus Hardiman, dan lainnya.

Namun pada praktiknya, Fajar kebanyakan menangani lagu yang mellow dan jauh bertentangan dengan jenis musik yang dia sukai.

�Sehingga, terkadang saya berusaha memasukan elemen �kekerasan� tersebut ke dalam lagu yang mellow, galau, walaupun kadang jatuhnya malah jadi aneh,� jelas Fajar.

Selama menjadi musisi, ada hal menarik bagi Fajar. Suatu hari, ada seseorang yang menemukannya lewat Facebook, kemudian meminta dia dibuatkan aransemen lagu untuk hari pernikahannya.

Meski awalnya Fajar sempat merasa kesulitan karena klien memberikan sample musik yang kurang sesuai. Dengan waktu pengerjaan yang terbatas, dia sempat khawatir karyanya tak memuaskan. Beruntung, orang tersebut suka dengan musik ciptaan Fajar.

�Sampai sehari setelah acara pernikahan, beliau baru menghubungi saya lagi. Sedikit mengagetkan karena meski saya rombak lagunya, ternyata hasil akhir lagu tersebut sesuai dengan imajinasi beliau. Mempelai wanita sampai menangis terharu dan mengucapkan terima kasih. Akhirnya saya bisa bernafas lega,� beber Fajar.

Sebelum Fajar punya alat produksi musik sendiri, dia biasanya menumpang di warnet dengan hanya bermodalkan flashdisk berukuran dua gigabyte.�

�Alat musiknya cuma pakai instrumen virtual yang pada saat itu kualitas suaranya masih sangat minim, suara gitar pun lebih mirip suara kaleng digesek-gesek. Tapi, cinta saya begitu kuat, jadi itu semua tidak menghalangi saya. Sampai pada akhirnya, tanpa diduga produksi musik jadi pekerjaan saya, meski masih kelas rumahan,� tutur Fajar.

Hal yang cukup membanggakan bagi Fajar adalah pada 2020, dia terlibat dalam penggarapan album �Lagu Untuk Indonesia� bersama komunitas Distorsi dan Good News From Indonesia, yang menyuarakan semangat dan harapan baik di tengah pandemi. Hasil dari streaming lagu-lagu di album tersebut, seluruhnya didonasikan untuk penanganan COVID-19 di Indonesia.

Lantas, apa harapan Fajar sebagai seorang music arranger sekaligus produser musik?

�Untuk saat ini, saya hanya berharap teman-teman yang lagunya biasa saya tangani bisa bersaing dengan artis dan lagu yang sudah populer. Saya ingin bisa lebih mengembangkan kemampuan dan bisa memiliki ruangan serta alat yang lebih baik, supaya bisa menghasilkan karya yang lebih baik juga,� pungkas Fajar.

Writer: Abdullah Arifin
TAGS:
SHARE
Recommendation Article