Fenomena Musik Sepotong-Sepotong, Begini Kata Mereka….

Fenomena Musik Sepotong-Sepotong, Begini Kata Mereka….

Posted: Jul 03, 2022

Ada kemungkinan orang-orang di zaman sekarang sudah jarang mendengar lagu sebagai suatu kesatuan yang utuh. Ini terjadi karena beredar media sosial, potongan-potongan lagu yang biasanya adalah sebuah hook dari lagunya tersebut menjadi sound sebuah video konten. Entah itu di TikTok, ataupun Instagram Reels.

Ada kemungkinan orang-orang di zaman sekarang sudah jarang mendengar lagu sebagai suatu kesatuan yang utuh. Ini terjadi karena beredar media sosial, potongan-potongan lagu yang biasanya adalah sebuah hook dari lagunya tersebut menjadi sound sebuah video konten. Entah itu di TikTok, ataupun Instagram Reels.

Hal ini menjadi fenomena tersendiri karena musik yang dulu kita dengar secara utuh, bertransformasi menjadi potongan-potongan berdurasi 15-30 detik saja. Terutama bagi generasi milenial dan gen z, keberadaan penggalan-penggalan lagu di media sosial ini membantu mereka untuk mengetahui lagu dan siapa artisnya.

Selain itu, pergeseran konsep sebuah lagu yang tadinya hanya sebatas bunyi-bunyian bernada, menjadi sebuah stimulus untuk gerak tubuh atau bergoyang dan menjadi ornamen untuk sebuah video konten. Ini bisa kita temui di TikTok. Berapa banyak tren yang bermunculan di TikTok yang isinya bergoyang? Berapa banyak potongan lagu yang menjadi tren di TikTok?

Menurut Ferdinand, yang merupakan seniman etnis dan mendalami etnomusikolog, hal ini terjadi karena adanya pergeseran zaman. Selain itu, ketersediaan potongan lagu di media sosial ini membuat orang langsung lebih cepat paham maksud dari lagunya. Terlebih jika ditambahkan video yang terkait dengan maksud lagunya.

“Kalau saya sih punya pandangan sih bahwa yang pertama adalah medsos itu mempunyai fitur yang hanya menyediakan potongan lagu. Yang kedua adalah bahwa musik potongan itu mungkin orang lebih nyaman, dalam arti bisa langsung lebih tau intisari dari lagunya. Seperti layaknya buku, kalau kita lihat kesimpulannya kita bisa tahu keseluruhan isinya.” ujar Ferdinand.

Ferdinand juga mengatakan bahwa sekarang musik sudah bergerak ke arah yang lebih kompleks, sebagai sebuah bunyian yang menstimulasi gerak dan pikiran. Ini juga yang membuat musik potong-potongan ini semakin marak di media sosial.

“Saya melihat musik sekarang juga bukan sebatas bunyi, tapi juga menstimulasi gerakan, bahkan pikiran. Pengaruhnya terhadap psikologis sendiri sangat besar.”

Menurut duo musisi Biru Baru, fenomena ini memiliki dua sisi, positif dan negatif. Hal ini juga menantang buat mereka untuk membuat sebuah lagu yang memiliki hook menarik. 

“Ada plus dan minusnya sih. Itu menantang kita sebagai musisi untuk bisa membuat hook yang mencerminkan lagunya. Tapi hal yang buruk adalah ketika orang bisa men-judge sebuah lagu dari 15 detik atau 30 detik saja.” ujar Goldan, salah satu personil Biru Baru.

Sedangkan menurut Tata sebagai salah satu personil Biru Baru, sudut pandang ini bisa dibalik. Bagaimana caranya dengan lagu yang kita punya, kita bisa membuat konten berdasarkan lagunya. Ini berdasarkan konteks bisnis dan jualan.

“Atau dibalik pemikirannya. Bagaimana dengan lagu yang kita punya, bagaimana caranya kita membangun konten itu sendiri. Ini menjadi tantangan juga untuk kita sebagai musisi bagaimana caranya kita bisa menjual lagu lewat platform TikTok biar bisa nge-bait orang-orang.” ujar Tata.

Tapi ada juga beberapa musisi yang cenderung tak peduli dengan fenomena ini. Salah satunya adalah The Panturas. Menurut mereka, keberadaan fenomena ini tak mengganggu mereka untuk menciptakan karya yang TikTok-able. Karena TikTok menurut mereka hanya sebuah medium promosi saja.

“Kalo gue sih sejujurnya ga begitu peduli. TikTok hanya sebagai satu dari sekian banyak medium. Ga pernah ada kepikiran juga dari The Panturas untuk bikin lagu yang bisa nge-hook di TikTok.” ujar The Panturas.

Hampir sama dengan The Panturas, salah satu Rapper beken Indonesia Tuan Tigabelas mengatakan bahwa musik sepotong-sepotong ini mungkin bagus untuk promosi dan bisa berjalan dengan semestinya. Namun menurutnya, musik adalah suatu kesatuan yang utuh sehingga orang-orang pun harus mendengarnya secara utuh.

“Fenomena musik sepotong-sepotong buat gua, kalau gua secara pribadi dan ini opini pribadi gua sebagai seorang musisi, menurut gua musik adalah suatu bahasa yang utuh. Jadi kalau beredar potongan-potongan gua ngerasa kayak nggak sinkron. Gua ngga bisa nerima itu gitu. Tapi balik lagi, kalau itu tujuannya untuk media promosi mungkin bisa berjalan. Tapi buat gua secara pribadi, musik adalah kesatuan bahasa yang utuh. Jadi gue prefer orang-orang dengerin secara utuh sih.” ujarnya.

Sedangkan menurut Danilla, di samping bagus untuk promosi dan peningkatan angka streams, ini menimbulkan kesedihan karena seorang musisi membuat lagu berdurasi 4 menit namun hanya dikenal 15 detik saja.

"Menurut saya ada hal baik dan ada hal yang kurang baik juga. Hal baiknya adalah otomatis streams nya nambah ya. Terus orang jadi kenal ketika mau bikin konten atau apapun di media sosial akan pakai lagu itu karena sudah dikenal. Cuma sedihnya adalah kita sebagai musisi bikin lagu 4 menit tapi dikenal 15 detik doang. Itu aja sih.” ujar Danilla seraya tertawa.

Kira-kira seperti itu pandangan beberapa pegiat musik tentang maraknya fenomena musik sepotong-sepotong. Jika ditarik lebih jauh, sebenarnya ini menjadi dua sisi mata uang. Hal baiknya adalah jika terkenal angka streams bertambah. Namun balik lagi, musik adalah kesatuan yang utuh. Bagaimana caranya musik bisa dinikmati hanya 15 detik? Meskipun itu hanya ornamen dalam sebuah video di TikTok. 

Kalau saya sih, sepakat dengan perkataan Tuan Tigabelas. Lebih baik mendengar lagu secara utuh, karena lagu adalah sebuah cerita yang dirangkai dengan harmoni-harmoni yang indah dan enak didengar. Buat musisi, jangan sampai melupakan esensi dari lagu itu sendiri. Buat pendengar, coba kalian nikmati lagu-lagu secara utuh, dan resapi tiap-tiap liriknya. Bagaimana menurut kalian?

Writer: Cakra Mahardhika Kevlana
TAGS:Opini,Musik Sepotong-Sepotong
SHARE
Recommendation Article