FFI 2024 Umumkan Dewan Juri Akhir Karya Kritik Film

FFI 2024 Umumkan Dewan Juri Akhir Karya Kritik Film

Posted: Nov 18, 2024

Setelah sebelumnya mengumumkan rencana Malam Anugerah Piala Citra FFI 2024 dan Dewan Juri Akhir Kategori Film, Festival Film Indonesia (FFI) 2024 kini memperkenalkan Dewan Juri Akhir Karya Kritik Film. 

Setelah sebelumnya mengumumkan rencana Malam Anugerah Piala Citra FFI 2024 dan Dewan Juri Akhir Kategori Film, Festival Film Indonesia (FFI) 2024 kini memperkenalkan Dewan Juri Akhir Karya Kritik Film. 

Tiga sosok yang dipercaya untuk peran ini adalah Dyna Herlina Suwarto, Ekky Imanjaya, dan Erina Adeline Tandian. Mereka dikenal sebagai akademisi film dan kritikus berpengalaman yang siap menilai karya-karya kritik film terbaik tahun ini.

Kembali Dihidupkan Sejak 2021

Kategori Karya Kritik Film termasuk dalam kategori non cerita panjang di FFI. Penghargaan ini sempat vakum selama 15 tahun sebelum diaktifkan kembali pada 2021. Budi Irawanto, Ketua Bidang Penjurian FFI 2024-2026, menegaskan pentingnya kritik film dalam ekosistem perfilman Indonesia. 

“Kritik film tidak sekadar ulasan atau review sebagai panduan penonton atau masukan bagi pembuat film, tetapi juga bagian penting dari merawat budaya sinema yang memperkuat dialog apresiatif demi kemajuan perfilman Indonesia,” ujarnya.

Seleksi Ketat dan Nominasi

FFI 2024 mencatat total 84 pendaftar dalam kategori Karya Kritik Film. Para peserta melewati dua tahap seleksi hingga terpilih empat nominasi. Pemenang dari kategori ini akan diumumkan dalam Malam Anugerah Piala Citra FFI 2024 yang akan digelar pada 20 November 2024 di ICE BSD, Tangerang. Pemenang akan menerima Piala Tanete Pong Masak, yang diambil dari nama seorang akademisi film ternama untuk mempopulerkan profesi kritikus film dan menginspirasi lebih banyak penulis kritik.

Mengenal Tanete Pong Masak

Tanete Pong Masak dikenal sebagai salah satu akademisi film bergelar doktor di Indonesia. Karier akademisnya dimulai dengan studi di Jurusan Sastra Inggris, Universitas Hasanuddin, dan dilanjutkan ke Prancis dengan beasiswa Pemerintah Prancis. Ia menekuni studi linguistik terapan dan budaya Prancis di Université de Franche-Comté (1976-1980) dan program doktoral tentang sejarah sosial serta sinema di École des Hautes Études en Sciences Sociales (EHESS) Paris (1980-1989). 

Disertasi beliau yang berjudul Le Cinéma Indonésien (1926–1967): Études d'Histoire Sociale diterbitkan sebagai buku Sinema Pada Masa Soekarno dan menjadi salah satu literatur penting dalam sejarah perfilman nasional.

Proses Penjurian yang Dinamis

Budi Irawanto menjelaskan bahwa diskusi yang intens berlangsung di antara para juri dalam menentukan pemenang Karya Kritik Film. “Penentuan pemenang melibatkan diskusi hangat, terutama terkait kebaruan dan ketajaman kritik yang diajukan. Dewan juri mempertimbangkan kejelian penulis dalam menemukan elemen terbaik film dan mengangkat gagasan penting yang mungkin luput dari perhatian penonton,” kata Budi.

Roadshow “FFI Goes to Campus”

Dalam rangka menyambut Malam Anugerah Piala Citra, FFI 2024 menggelar rangkaian roadshow bertajuk “FFI Goes to Campus” pada Agustus hingga September lalu. Kegiatan ini mencakup lomba Karya Kritik Film bagi pelajar dan mahasiswa, sebagai upaya mempopulerkan kritik film dan memunculkan talenta baru di bidang ini. Pemenang lomba tersebut diumumkan melalui akun media sosial resmi FFI.

Btw, jangan lewatkan Malam Anugerah Piala Citra pada 20 November 2024 untuk mengetahui siapa yang akan membawa pulang Piala Citra di berbagai kategori, termasuk Karya Kritik Film.

Writer: Cakra Mahardhika Kevlana
TAGS:
SHARE
Recommendation Article