Film Pesantren besutan sutradara Shalahuddin Siregar yang bekerjasama dengan rumah produksi Lola Amaria Production siap tayang di bioskop tanah air. Film yang menceritakan langsung kisah nyata kehidupan di dalam Pondok Pesantren dengan diskusi-diskusi ilmiahnya tentang Islam dan keberagaman ini memberi pesan sangat positif untuk penikmat layar lebar.
Hal itu juga dirasakan langsung oleh Wakil Ketua DPR RI Bidang Korkesra, Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin) yang mengaku sangat terkesan dan terharu setelah menyaksikan gala premiere film Film Pesantren, pada Senin (1/8/2022) kemarin, di XXI Epicentrum, Jakarta Selatan
"Saya benar-benar terharu dan bangga. Filmnya orisinil dan lebih asli lagi (pesantren sebagai objek film), belum berubah seperti waktu saya masih kecil. Saya berharap Presiden akan menonton film ini dan tentunya masyarakat luas agar bisa melihat gambaran pesantren secara utuh," kata Cak Imin yang ikutan nobar bersama sutradara dan para pemain film ini.
Menurut Ketua Umum Partai Kebangkita Bangsa (PKB) ini, banyak pengambilan angle gambar yang sangat orisinil. Bahkan ada kamera tersembunyi yang tidak diketahui santri. Ia juga menilai, ada beberapa bagian yang memang mengambil latar belakang santri, dan aktingnya bagus-bagus. Selain itu subtitle di film ini benar-benar bagus dalam menjelaskan alur cerita di film.
"Ada di sini tidak orangnya? Ada Ustadz Diding. Nah, ini kalau menurut saya perlu didorong menjadi bintang film beneran ini ya Mba Lola (Lola Amaria). Makanya proses syuting begini lama karena bukan bintang film beneran,” ungkap Cak Imin.
Shalahudin dan juga Lola Amaria sepakat ingin menampilkan sisi lain dari film Pesantren ini. Mulai dari pesan, ajaran-ajaran dan juga kajian-kajian yang berkembang di pesantren hingga terekspos dengan sangat bagus. Melihat Film Pesantren ini seperti film dokumenter, tapi dengan menyajikan alur yang sangat menarik.
Muhaimin menilai, film tersebut mampu menyuguhkan suasana, budaya dan tradisi asli pesantren. Dan, film ini mampu menyajikan fakta meski pesantren punya banyak keterbatasan fasilitas, namun tetap mampu melahirkan manusia yang berkarakter dan punya kemauan belajar yang tinggi.
Lola mengungkapkan kalo Film Pesantren ini sangat menarik hatinya. Makanya dia mau ikutan di film ini.
“Rasanya saya kayak terpanggil untuk membantu film ini. Sebenernya Film Pesantren ini awalnya dirilis pada 2019 dan dipertontonkan secara langsung di Amsterdam, Belanda dalam ajang International Documentary Festival Amsterdam. Saya membawa keliling film ini 10 Pesantren. Awalnya dirilis 2019 di Belanda, lalu 2020 seharusnya dirilis tapi pandemi jadi ketahan dan baru naik ke bioskop 4 Agustus mendatang dengan layar terbatas ,” ungkap Lola Amaria.
Diakui Lola Amaria dirinya memang melihat cerita dalam film ini sangat nyata dengan kehidupan para santri. Karena alasan tersebut, Lola berusaha agar film ini bisa disaksikan banyak orang.
"Saya sebenarnya melihat utuh film ini 2018 dan dikerjakan dengan editor orang Jerman dengan proses pengerjaan yang panjang. Saya saat itu bilang kalau film ini harus naik sebagai perspektif bahwa pesantren dan Islam itu berkembang dengan sangat baik," ujar Lola semangat.
Sutradara Salahuddin Siregar mengatakan keinginan untuk membuat dokumenter berdurasi dua jam adalah jawaban atas kekhawatiran stigma tersebut.
"Saya pernah membuat film pada tahun 2012 ketika anak perempuan dimasukkan pesantren muncul stigma itu keputusan yang salah. Karena pesantren adalah sumber radikalisme. Dan kami ingin memberi pesan bahwa pesantren bukan tempat radikalisme," kata Salahuddin Siregar. So, mari kita tonton Film Pesantren biar nambah wawasan kita tentang pesantren. (Arey)