Udara sejuk Lembang yang akrab dengan suasana intim, aroma pinus, serta kabut tipis, jadi saksi suksesnya Gaia Music Festival (GMF) 2025. Festival yang lahir dari inisiatif dari The Gaia Hotel Bandung sejak 2022 ini jadi pilihan menarik untuk merayakan musik dengan suasana yang lebih intimate.
Dengan tema tahun ini, “For The Love of Music”, GMF mengajak audiensnya untuk bukan hanya mendengar, melainkan juga merasakan musik.
Lokasi di Amphitheatre The Gaia Hotel Bandung menjadi daya tarik utama. Panggung terbuka ini dirancang agar jarak antara musisi dan penonton begitu dekat, seolah duduk di ruang tamu bersama para musisi. Setiap nada, hening, bahkan senyum dari panggung terasa bisa dijangkau.
Hari Pertama: Meriah dan Penuh Kehangatan
Hari pertama GMF 2025 dibuka dengan penampilan Sökhi, yang langsung membakar semangat penonton sejak sore hari. Musik dari Sökhi membuat panggung Amphitheatre bergemuruh dengan tepuk tangan dan sorakan.
Puncak hari pertama hadir lewat Yura Yunita, diva Bandung yang selalu berhasil menyentuh hati audiens. Dengan lagu-lagu hits-nya, Yura menciptakan momen bernyanyi bersama yang intim, seolah merangkul semua yang hadir.
Hari Kedua Nggak Kalah Meriah
Memasuki hari kedua, atmosfer semakin padat dengan antusiasme pengunjung. Jordan Susanto membuka penampilan dengan lagu “Do Right Baby!”, membangkitkan energi penonton. Disusul Song Brothers, trio eksperimental dengan nuansa jazzy yang hangat. Mereka bahkan membocorkan kabar rilis single perdana di bulan Agustus.
Suasana semakin kaya warna dengan The Aartsen, keluarga musisi internasional yang membawa nuansa brass dan jazz unik. Penonton pun semakin larut dalam spektrum genre yang ditawarkan.
Dan tentu saja, puncak malam ditutup oleh Tulus. Dengan suara emasnya, ia menghadirkan sederet hits yang bikin penonton bernyanyi bersama, menciptakan momen magis yang sulit dilupakan.
Line-Up yang Merangkul Ragam Rasa
Selain Tulus serta Yura yang memang sudah masuk dalam kategori pop artist, GMF 2025 juga menghadirkan beberapa nama yang memang jazz banget. Gerakan cukup berani dari GMF 2025.
Ada TRISUM (Dewa Budjana, Tohpati, Balawan) dengan jazz fusion yang eksploratif, hingga Arumtala dan Guernica Quartet yang memberi sentuhan klasik dan eksperimen musikal.
Alih-alih hanya mengandalkan nama populer, kurasi GMF berani memberi ruang bagi lintas genre—dari pop, jazz, fusion, hingga brass band teatrikal.
GMF 2025: Musik Kembali ke Rumahnya
Pada akhirnya, Gaia Music Festival 2025 adalah soal rasa, tentang bagaimana musik bisa menghubungkan manusia dengan alam, komunitas, dan dirinya sendiri.
Di tengah dunia festival yang semakin komersial, GMF hadir sebagai penyeimbang dengan menghadirkan nama-nama yang cukup niche dengan musik eksploratif.