Gerhana Banyubiru, Sosok di Balik Stand Out-nya The Sounds Project

Gerhana Banyubiru, Sosok di Balik Stand Out-nya The Sounds Project

Posted: Aug 07, 2022

Dalam pergerakannya di ranah festival musik, The Sounds Project bisa dikatakan sebagai salah satu festival musik yang masih berjalan mulus sampai saat ini. Diawali dari pergerakan di kampus, The Sounds Project berhasil menancapkan namanya sebagai salah satu festival musik terbesar di Indonesia. Salah satu sosok yang berpengaruh dalam pergerakan The Sounds Project adalah Gerhana Banyubiru atau yang akrab disapa Ghana. 

Dalam pergerakannya di ranah festival musik, The Sounds Project bisa dikatakan sebagai salah satu festival musik yang masih berjalan mulus sampai saat ini. Diawali dari pergerakan di kampus, The Sounds Project berhasil menancapkan namanya sebagai salah satu festival musik terbesar di Indonesia. Salah satu sosok yang berpengaruh dalam pergerakan The Sounds Project adalah Gerhana Banyubiru atau yang akrab disapa Ghana. 

Ghana adalah director untuk The Sounds Project. Berawal dari kesenangannya mengadakan gigs di sekitar kampusnya, Gana berhasil mengembangkan hal itu menjadi sesuatu yang besar untuk saat ini.

“Startnya The Sounds Project dari 2015 ya. Memang waktu gue masih kuliah, sama temen-temen dari kampus memang kita rutin menjalankan gigs di daerah kampus. Waktu itu kampus gue di Depok. Akhirnya kita develop pelan-pelan sampai akhirnya sudah berjalan 7 tahun sampai sekarang. The Sounds Project sendiri udah buat 6 festival besar, 25 konser, dan tercatat juga sudah 136-an musisi luar dan dalam negeri yang sudah main di The Sounds Project.” ujar Ghana saat sesi interview bersama Eventori.

Ketika ditanya soal pemilihan nama untuk The Sounds Project, Ghana mengaku memilih nama tersebut karena menurutnya, saat itu sudah terlalu banyak nama-nama yang berakhiran dengan kata “Fest” yang merujuk pada kata “Festival”. Ghana sendiri memang ingin membuat nama The Sounds Project stand out di antara nama-nama festival lainnya.

“Nama The Sounds Project awalnya dipilih karena waktu itu kan banyak banget festival yang bikin nama diakhiri dengan fest. Apapun namanya, belakangnya fest. Jadi, kita memutuskan untuk stand out sendiri dan akhirnya yang dipilih adalah kata project, karena di awalnya kita cuma bikin konser walaupun sekarang sudah menjadi festival ya.” ujar Ghana.

Sebaik-baiknya Ghana dalam menggarap sebuah festival, ternyata dia juga pernah mengalami momen paling nggak ngenakin sebagai seorang director di The Sounds Project. Salah satunya adalah momen pandemi yang membuat industri hiburan mati suri. Tapi, menurutnya, momen-momen seperti itu yang memaksa dirinya untuk memutar otak. Salah satu hasilnya adalah terbentuknya Musicverse yang menjadi platform turunan dari The Sounds Project dengan skala yang lebih kecil.

Ghana bersama rekan-rekannya saat di acara Musicverse. Sumber: Instagram @ghanabanyubiru

Shit moment itu yang sebenarnya memaksa kita untuk menjadi lebih kreatif lagi. Karena keterbatasan memicu kreativitas.” Ghana, Director of The Sounds Project

Ghana juga menanggapi soal line up festival yang terkesan itu-itu saja. Kalau menurutnya, justru itu yang menjadi standar industri pada saat ini. Ini dikatakan Ghana karena dia mengacu kepada festival-festival mancanegara yang line up-nya itu-itu juga seperti Glastonbury dan Lollapalooza. Jadi menurutnya, line up yang ada di festival musik adalah cerminan industri musik yang ada sekarang.

Untuk tahun ini, Ghana bersama The Sounds Project tetap memberikan edukasi kepada para penggiat yang ingin terjun ke industri festival. The Sounds Project sendiri akan diadakan pada tanggal 27-28 Agustus di Allianz Ecopark, Jakarta Utara. Sukses terus, Ghan!

Writer: Cakra Mahardhika Kevlana
TAGS:Profil,Ghana,The Sounds Project
SHARE
Recommendation Article