Handito Tjio merupakan seorang penulis lagu sekaligus produser musik asal Cilegon, Banten. Dia sudah menulis lagu sejak duduk di bangku SMA. Namun, mulai serius dalam penggarapan lagu secara profesional dan komersil pada 2017, melalui singgel ''Gagal Berucap'' yang dibawakan oleh Fastowners, band yang dibentuk olehnya.
Terlahir di keluarga yang tak memiliki konsentrasi terhadap musik, membuat Handito belajar untuk menjadi penulis lagu secara autodidak. Dia sering mengamati dan mempelajari struktur dan formula karya rekaman nasional maupun internasional, bertukar pikiran dengan personel Fastowners, arranger dan musisi di grup Distorsi.�
''Belajar menjadi produser juga sebenarnya berjalan seiring waktu saja, dan merupakan pilihan yang tak terelakkan demi belajar berproses dari nol,'' ucap Handito dalam wawancara dengan Eventori.
Musisi yang menginspirasi Handito dalam berkarier, berasal dari musisi di dalam dan luar negeri. Di dalam negeri, ada Fariz RM, Indra Lesmana dan Laleilmanino. Sementara di luar negeri, ada David Foster, Michael Bubl� dan Maroon Five.�
Bagi Handito, menciptakan sekaligus memproduseri lagu sendiri adalah sebuah passion. Katanya, beberapa orang yang mengulas lagunya mengatakan bahwa karyanya easy listening, catchy, tidak mudah ditebak dan kontemporer.
�Tapi, yang lebih utama, saya ingin menghasilkan karya sesuai kata hati dan menyenangkan diri sendiri terlebih dulu. Saya enggak akan merambah atau mengikuti tren yang bertentangan dengan hasrat saya bermusik. Saya percaya lagu yang kita hasilkan akan menemukan penikmat setianya sendiri, tanpa harus mengikuti arus,� jelas Handito.
Selama berkarier di industri musik, Handito mengatakan bahwa selalu ada sisi menarik dalam proses penggarapan lagu. Awalnya, dia lebih sering menemukan inspirasi lagu pada saat sendirian. Namun, setelah lagu dikirim ke penyanyi, pemain musik dan arranger, semua digarap dengan penuh keseruan.
Demikian juga saat penggarapan video klip, berlatih ataupun syuting. Handito bisa merasakan antusias yang sangat tinggi, meski sangat melelahkan. Kendati demikian, perjuangannya itu tak terasa sia- sia, demi menghasilkan karya terbaik.
Sebagai produser, Handito membentuk CIO Productions dan bekerjasama dengan arranger berbakat Dhanis Martin. CIO Productions mewadahi sejumlah talent seperti Fastowners, Dhanis Martin, Aditya Novaldi, Z�n, Naza Genoveva dan Lamar. Semua talent yang tergabung, dibentuk dan libatkan dalam banyak proyek, seperti penggarapan lagu, pertunjukan musik, dan video klip.
Sebuah kebanggaan bagi Handito ketika lagu �Hina� yang dinyanyikan oleh Fastowners terpilih sebagai Lagu Terbaik dari Liga Musik Distorsi 2018, dan menduduki posisi dua di tangga lahu sejumlah radio di Sumatera. Kemudian, lagu �Gagal Berucap� pernah peak di posisi tiga, dan lagu �Dia Datang� menempati posisi 11.�
Selain itu, lagu yang Handito ciptakan bersama Dhanis Martin, �Sampai Titik Di Mana Ku Lelah� yang dinyanyikan Aditya Novaldi, sukses masuk daftar lagu official Spotify kategori Fresh Finds Indonesia pada Januari 2021.
Salah satu harapan Handito adalah karya yang dia hasilkan bisa dinikmati dan disukai banyak orang. Dia mengaku ingin menghasilkan lagu-lagu terbaik dengan memberi perlakuan yang istimewa terhadap karya yang dihasilkan olehnya.
�Sebagai produser musik, saya ingin mengemas dan mengawal karya-karya saya sebaik mungkin dari nol hingga seterusnya dan memberikan totalitas seratus persen untuk mendapatkan hasil yang optimal. Semoga jerih payah kita bisa mendapat apresiasi dan atensi yang setimpal dari penikmat musik,� pungkas Handito.