"Hati dan Paru-Paru", Singgel Perdana dari Lomba Sihir

"Hati dan Paru-Paru", Singgel Perdana dari Lomba Sihir

Posted: Jan 22, 2022

-

Lomba Sihir merupakan grup all-star dari label rekaman Sun Eater, yang terdiri dari Baskara Putra alias Hindia (vokal), Natasha Udu (vokal), Rayhan Noor (gitar, vokal), Wisnu Ikhsantama (bas, vokal), Tristan Juliano (kibor, vokal) dan Enrico Octaviano (drum). Sebelumnya, mereka dikenal sebagai pemain pendukung Hindia.

''Hati dan Paru-Paru'' menjadi singgel perdana yang dirilis oleh Lomba Sihir. Lagu yang dibalut dengan musik pop 80-an yang enteng dan mudah dicerna ini, berbeda dengan musik bising yang biasa dibawakan oleh Baskara bersama .Feast, Rayhan dan Tama bersama Glaskaca, maupun Rayhan dan Enrico di Martials.

''Anehnya, dapat nada tema lagu ini bareng Rayhan berdua, padahal biasanya kami berisik di Martials. Kocak juga jadi pop begitu,'' kata Enrico dalam keterangan pers yang diterima Eventori.

Sementara itu, lirik �Hati dan Paru-Paru� berisi pesan kepada pendatang baru di Jakarta yang terpana oleh kilaunya Ibu Kota, disertai imbauan untuk menjaga diri agar tidak silau oleh segala kegemerlapan itu.

��Hati dan Paru-Paru� itu andaikan kita bisa omong ke teman yang baru pindah ke Jakarta dan enggak tahu menahu tentang kotanya. Akan kita bawa ke mana dan bilang apa?,� ungkap Baskara yang juga menulis lirik tersebut.

Tristan, sang pemain kibor yang juga merupakan separuh dari duo Mantra Vutura, menekankan adanya permainan kata di lirik tersebut. ��Hati dan Paru-Paru� secara langsung dan tidak langsung seperti menasehati jaga diri dari alkohol dan rokok, atau bisa juga hati sebagai makna emosional,� katanya.

Sedangkan Udu, yang kerap tampil di panggung bersama Matter Halo dan Mantra Vutura dan memulai karier solo pada tahun lalu, menambahkan, �Gue yakin �Hati dan Paru-Paru� ini interpretasinya buat masing-masing orang juga pasti berbeda-beda, dan yang kami harapkan adalah orang-orang bisa membayangkan pengalaman personal mereka saat mendengar lagu ini,� jelas Udu.

Cerita Lomba Sihir bermula di pertengahan 2019, atas inisiatif Baskara yang mengajak Tama, Enrico, Tristan, Udu dan Rayhan untuk menjadi band pengiring Hindia di panggung setelah sebagian besar di antara mereka juga terlibat di proses rekaman album �Menari dengan Bayangan�.

Seiring berjalannya waktu, Lomba Sihir berkembang menjadi band yang sesungguhnya dengan kontribusi merata dari semua anggota dalam proses pembuatan musiknya.

�Menurut gue album Lomba Sihir yang akan datang digambarkan dengan sempurna via singgel ini. Semua karakter masing-masing orang ada porsinya di sini. Semacam gerbang yang tepat untuk masuk ke album kami nanti,� pungkas Rayhan.


Writer: Abdullah Arifin
TAGS:Artis / Talent
SHARE
Recommendation Article