“Pengabdi Setan 2: Communion” akhir-akhir ini menjadi perbincangan banyak orang. Entah di sosial media ataupun di kehidupan nyata, pembahasan tentang film teranyar dari Joko Anwar ini tampak menjadi konsumsi sehari-hari. Mulai dari alur cerita, sampai teori-teori dan rahasia di balik film ini menjadi sebuah tren baru di masyarakat.
Tapi, ada satu hal yang mungkin luput dari sebagian orang. Itu adalah sosok Ical Tanjung, yang membuat sinematografi film ini menjadi sangat mencekam untuk ditonton. Sinematografer yang menjadi tandem Joko Anwar ini memang dikenal sebagai salah satu sinematografer terbaik tanah air.
Hasilnya? “Pengabdi Setan 2: Communion” berhasil memberikan visual yang berbeda dari film sebelumnya, “Pengabdi Setan” yang rilis 5 tahun lalu. Ical Tanjung berhasil mengeksplorasi dan menafsirkan kemauan Joko Anwar dengan baik, sehingga visual yang disajikan mampu menuliskan cerita dengan baik. Ini juga menjadi sebuah penyegaran dari aspek visual.
Joko Anwar sendiri menyanjung sosok Ical Tanjung setinggi langit. Menurut Joko Anwar, Ical Tanjung merupakan sosok yang sangat dihormati karena memang Ical Tanjung dikenal memiliki attitude yang baik meski dirinya adalah salah satu sinematografer terbaik di Asia.
“Ical Tanjung - Director of Photography. Salah satu sinematografer terbaik di Asia. Bukan saja cerdas tapi selalu memperlakukan siapa saja dengan respek. That’s why he’s very respectable. Beberapa hasil kerjanya termasuk Pengabdi Setan, A Copy of My Mind, dan Gundala.” ujar Joko Anwar melalui cuitannya di akun Twitter pribadinya.
Ical Tanjung dan Joko Anwar. Sumber: Twitter @jokoanwar
Berkaitan dengan film “Pengabdi Setan 2: Communion”, Ical Tanjung mengatakan bahwa dirinya beserta tim memang menyiapkan segalanya dengan detail, agar penonton memiliki pengalaman menonton yang luar biasa, khususnya untuk tayangan di IMAX.
“Kita ingin memberikan hal yang lebih ke penonton, agar penonton bisa merasakan treatment horor yang berbeda dari film-film biasanya.” ujar Ical Tanjung.
Ini disalurkan Ical Tanjung bersama Joko Anwar lewat treatment pencahayaan yang natural sepanjang film “Pengabdi Setan 2: Communion”. Tone yang natural ini disinyalir yang menjadi faktor kengerian sekuel ini dibanding prekuelnya.
Ical Tanjung sendiri menjalani debut sebagai sinematografer pada 2006, waktu itu dia menjadi bagian dalam film “Heart”. Berkat film ini juga, dia berhasil dinominasikan di Piala Citra kategori Sinematografer Terbaik. Seiring waktu, Ical mulai dikenal secara luas sebagai sinematografer dari film-film garapan Joko Anwar seperti “A Copy of My Mind”, “Pengabdi Setan”, dan Gundala”. Ical juga tergabung dalam Indonesian Cinematographers Society (I.C.S).
Nama Ical Tanjung juga menjadi langganan dalam Festival Film Indonesia (FFI). Hampir pada setiap pergelaran, namanya selalu diperhitungkan untuk masuk nominasi. Berdasarkan arsip FFI, Ical Tanjung berhasil menyabet 3 piala dan 2 nominasi untuk gelar Pengarah Sinematografi Terbaik.
Itulah sosok Ical Tanjung, salah satu Sinematografer terbaik yang dimiliki Indonesia. Industri film Indonesia harus bersyukur memiliki Ical Tanjung, yang berkarakter sekaligus berwibawa dalam tiap karya-karyanya.