Chick Corea yang merupakan legenda jazz meninggal dunia pada Selasa, 9 Februari 2021. Dia menghembuskan nafas terakhirnya pada usia 79 tahun.
Sebelum tutup usia, pria kelahiran Amerika Serikat ini mengidap penyakit kanker langka. Namun, belum diketahui secara pasti jenis kanker yang dimaksud.
Kabar duka tersebut diumumkan melalui laman resmi Chick Corea di Facebook.
�Dengan penuh kesedihan, kami mengabarkan pada 9 Februari, Chick Corea meninggal dunia pada usia 79 tahun, karena kanker langka yang baru ditemukan baru-baru ini,� tulisnya.
Dalam tulisan itu juga disebutkan bahwa semasa hidupnya, Corea selalu menciptakan sesuatu yang baru sebagai seorang musisi.
"Sepanjang hidup dan kariernya, Corea sangat menikmati kebebasan dan kesenangan dalam menciptakan sesuatu yang baru, dan dalam permainan sebagaimana yang dilakukan seorang seniman," tutupnya.
Beberapa komposisi ciptaan pianis yang muncul di era 60-an ini adalah �Spain�, �500 Miles High�, �La Fiesta�, �Armando�s Rhumba�, �Windows�, dan lainnya.
Berkat kemampuan pemilik nama Armando Anthony Corea ini dalam bermusik, dia berhasil membawa pulang 23 piala dari Grammy Awards.�
Corea juga dikenal sebagai pelopor jazz fusion. Dia melakukan eksperimen dengan mengombinasikan musik rock dan elektronik, sejak 1970.
Corea pernah beberpa kali datang ke Indonesia, salah satunya adalah pada Maret 2017, Corea pernah datang ke Indonesia untuk tampil di Java Jazz Festival yang diselenggarakan di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat.
Salah satu musisi Tanah Air yang terinspirasi oleh Corea adalah Indra Lesmana. Mengetahui kepergian sang idola, dia mengenang Corea lewat tulisan di kolom keterangan foto yang diunggah ke akun Instagram pribadinya.
Indra mengatakan bahwa dia pertama kali mendengar Chick Corea adalah bersama grupnya Return To Forever di album �Where Have I Known You Before� sekitar 1974. Sejak itu, Indra menjadi penggemarnya dan mencari seluruh rekaman dari RTF maupun solo album Chick.
Pada 1981, akhirnya Indra mendapatkan kesempatan pertama bertemu dengan Chick Corea di Sydney, Australia. Saat itu, Chick perform bersama quartet-nya yang terdiri dari Carles Benavent, Tom Brechtlein dan Steve Kujala.
�Tahun 1985 saya beruntung bisa main bareng bersama Chick Corea Elektric Band saat mereka datang ke Jakarta perform di hotel Mandarin. Sejak itu, kami menjadi dekat dan saya merekam album solo saya For Earth and Heaven di studionya Mad hatter Los Angeles,� tulis Indra.
Pada 1994, Chick sempat datang lagi ke Indonesia bersama quartet-nya� yang terdiri dari John Patitucci, Gary Novak, Bob Berg. Saat itu, Indra mengaku sering mengantar Chick bepergian atau sekedar jalan-jalan selama dia di Jakarta.
�Setiap dalam perjalanan di mobil dia sering sekali bicara tentang John Coltrane dan mengatakan ke saya kalau ingin menjadi musisi jazz modern, spirit Coltrane harus hidup di jiwa kita. Pesan itu masih saya simpan hingga sekarang,� kata Indra.
�Sejak itu saya tidak pernah bertemu lagi dengan Chick. Sekarang dia sudah tiada tapi spirit Chick Corea akan selalu ada di hati saya dan karyanya akan abadi selamanya. RIP my musical hero, mr Armando �Chick� Corea,� tutupnya.