Impian Menjadi Penyiar, Apakah Masih Relevan?

Impian Menjadi Penyiar, Apakah Masih Relevan?

Posted: Jan 22, 2022

Eventori mencoba menggali lebih dalam tentang pandangan tersebut dengan bertanya kepada berbagai penyiar muda dan senior yang ada di Tanah Air. Mulai dari kesulitan pekerjaan, sampai dengan bagaimana mereka memutuskan untuk bertahan di industri media konvensional yang membesarkan nama mereka tersebut.

Menjadi seorang penyiar mungkin dulu merupakan cita-cita banyak orang, tetapi saat ini dengan banyaknya media lain terutama digital, seakan profesi tersebut mulai ditinggalkan, benarkah demikian?

Eventori mencoba menggali lebih dalam tentang pandangan tersebut dengan bertanya kepada berbagai penyiar muda dan senior yang ada di Tanah Air. Mulai dari kesulitan pekerjaan, sampai dengan bagaimana mereka memutuskan untuk bertahan di industri media konvensional yang membesarkan nama mereka tersebut.

 

Seberapa sulitkah menjadi penyiar?

Ralvi Nasution yang merupakan penyiar muda dari Prambors Radio mengungkapkan bahwa baginya menjadi penyiar bukanlah hal perkara mudah.

''Menurut gua penyiar bentuknya lama banget sih, gua saja masih belajar juga ya, karena lu mulai jadi penyiar diajarkan textbook, ngomong ya pasti kaku sih orang siaran pertama kali,'' ungkap Ralvi.

Ralvi juga menambahkan bahwa untuk menjadi seorang penyiar banyak tahapan yang perlu dilalui. Mulai dari pembacaan skrip sampai dengan peraturan yang perlu diikuti.

''Mau nggak mau untuk menjadi seorang penyiar itu harus dilewati, lu harus belajar baca skrip nya, lu harus belajar dari basic itu SOP yang harus dipelajari,'' sambung Ralvi

Pernyataan tersebut juga diamini oleh Lintang Cakrabuana yang merupakan penyiar dari Ardan Radio, baginya menjadi penyiar memang perlu proses, dan jam terbang merupakan kunci.

''Sebenarnya susah-susah gampang sih (jadi penyiar) susahnya itu mungkin awal, cuma ketika dapat jam terbang dan lain-lain itu bakalan terasa gampang,'' ungkap Lintang

 

Apakah penyiar masih didengarkan?

Dengan segala kesulitan dalam menjadi penyiar, nyatanya banyak asumsi bahwa hal tersebut adalah pengorbanan yang sia-sia dikarenakan mulai sedikitnya orang yang mendengarkan radio.

Hal tersebut dibantah oleh Feli yang merupakan penyiar senior di Hard Rock FM. Baginya profesi sebagai penyiar masih sangat penting, dan dicari oleh pendengar.

''Kalo dibilang jaman dulu orang lebih banyak nyari, dengerin penyiarnya. Sebenarnya sih di sekarang-sekarang ini yang gua rasain ya masih, karena kaya misalnya ada satu penyiar nggak ada pun dicariin,'' ungkap Feli

 

Penyiar masih menjadi impian banyak orang?

Melihat dari perkataan Feli bahwa penyiar masih sangat dekat dan dicari oleh para pendengar, tetapi apakah hal tersebut masih menjadi alasan kuat untuk menjadi profesi idaman?

Nyatanya menurut Ralvi pekerjaannya tersebut memang sudah kalah populer, menurutnya anak kecil jaman sekarang sudah tidak ada lagi yang ingin menjadi penyiar.

''Menurut gua kalo dulu mungkin yang bilang mau jadi penyiar radio masih ada, kalo sekarang gua nggak pernah dengar sih sepupu gua mau jadi penyiar radio,'' ungkap Ralvi

Tetapi, walaupun demikian Ralvi mengungkapkan bahwa, ketika menginjak usia remaja, mulai banyak orang yang ingin menjadi penyiar.

''Mungkin yang anak SMA atau kuliah itu masih ada yang pingin jadi penyiar radio, atau bahkan baru tercipta keinginan jadi penyiar radio,'' sambung Ralvi

Setuju dengan Ralvi, Lintang juga mengungkapkan hal yang sama, menurutnya walaupun sudah bukan menjadi cita-cita seseorang dari kecil, tetapi masih banyak remaja yang ingin menjadi penyiar.

''Ternyata diluar sana cukup banyak juga orang-orang yang mau jadi penyiar, remaja-remaja bahkan. Kalau anak kecil dibawah 10 tahun sih mungkin mereka jarang denger juga,'' ungkap Lintang

 

Menjadi penyiar adalah pintu pembuka jalan bukan akhir sebuah impian.

Dengan menanyakan, apakah menjadi penyiar masih menjadi impian banyak orang? membuka perbincangan kita kepada apakah pekerjaan ini mampu menunjang kehidupan dan dijadikan sebagai mata pencaharian.

Lintang mengungkapkan bahwa baginya menjadi seorang penyiar merupakan sebuah pintu pembuka jalan, yang memungkinkannya untuk mencapai impian yang lebih tinggi.

''Menurut saya sebagai penyiar, ini adalah menjadi batu loncatan,'' jelas Lintang.

Ralvi setuju dengan lintang dan berpendapat bahwa pekerjaan ini bisa dijadikan sebagai impian, tetapi perlu rasanya mengejar mimpi yang lebih tinggi jika ingin menjadikan pekerjaan ini sebagai sumber pemasukan.

''Mungkin cita-cita lu jadi penyiar tapi aim higher than that juga, jangan stop disana. nggak ada sekarang yang jadi penyiar radio doang, mau dibilang radio sebagai mata pencaharian tapi nggak ada yang jadi penyiar radio doang,'' ungkap Ralvi

Writer: Alvin Iqbal
TAGS:Opini
SHARE
Recommendation Article