Singgel ketiga dari album teranyar Pun Aku milik Iwan Fals yang berjudul “Patah” akhirnya merilis musik videonya, yang unik dari musik video ini adalah mengusung konsep sebuah film pendek yang dibintangi oleh Reza Rahadian dan Marsha Timothy.
Lagu yang ditulis oleh Enda ‘Ungu’ ini menceritakan tentang sebuah perasaan patah hati, dimana menurut Enda patah hati yang sebenarnya dalam hubungan adalah disaat bersama namun dalam kebimbangan.
Iwan Fals juga menjelaskan bahwa lagu yang dibawa Enda ini menceritakan bagaimana keterkaitan, kemelekatan, dan ketergantungan dalam hubungan justru membuat patah hati. Walaupun sebenarnya cinta seharusnya membebaskan namun kenyataannya justru malah menakutkan.
"Keterikatan, kemelekatan dan ketergantungan terhadap seseorang ternyata yang membuat patah dan nggak bisa lepas. Ada ketakutan kalau dia pergi gimana dan itu juga membuat persoalan lain. Penafsiran itu yang Enda bawa. Saya kaget juga awalnya, tapi setelah direnungi ada benarnya juga. Seharusnya cinta itu membebaskan. Tapi pada kenyataannya di lagu itu malah menakutkan. Sampai dia nggak tahu apa yang harus dilakukan ketika kehilangan datang,” terang Iwan Fals.
Merasa tergerak dengan perasaan dalam yang ada dalam lagu ini, Rambu Cikal putri dari Iwan Fals sekaligus Produser dari lagu ini menyarankan untuk membuat interpretasi visual dengan mengusung konsep film pendek.
“Ada daya magis gambar visual yang bisa membuat kisah jadi hidup. Itu yang coba kita kejar,” jelas Cikal.
Film pendek “Patah” ini diproduksi oleh Miura Films dan disutradarai oleh Gianni Fajri, yang menceritakan tentang sebuah pasangan yaitu Aruna (Marsha Timothy) dan juga Jaka (Reza Rahadian), yang sedang terjebak dalam hubungan mereka disebabkan oleh trauma masing-masing.
“Patah menceritakan perjalanan pasangan yang terjebak dengan traumanya masing-masing dengan dirinya. Ini tercermin dalam hubungan yang sedang mereka dijalankan,” ungkap Gianni.
Gianni juga kemudian menambahkan, bahwa film pendek “Patah” juga menggambarkan bagaimana pasangan ini saling berusaha mempertahankan hubungan, walaupun dipenuhi dengan berbagai luka serta trauma yang ada.
“Kemudian, digambarkan bagaimana Jaka dan Aruna berusaha mempertahankan hubungan dengan luka-lukanya,” sambungnya.
Dengan cerita yang cukup dalam, film dengan durasi singkat ini tentu merupakan sebuah tantangan, terutama untuk para pemeran yang harus bisa memberikan emosi yang tepat dalam waktu singkat.
“Sewaktu pertama kali dengar lagunya dan kemudian membaca sinopsis yang diberikan, yang terlintas pertama kali di kepala gue adalah pertanyaan, Apakah gue mampu memberikan emosi yang diinginkan sutradara dalam waktu yang cukup singkat?” tanya Marsha Timothy.
Melalui dialog-dialog singkat, film pendek ini mencoba mengajak penonton untuk menyelami perasaan yang dalam dan sangat dekat dengan keseharian, sebuah pertikaian yang terkadang membuat kita berhenti, atau justru membuat kita belajar kembali, bagaimana cara saling menyayangi.