Wizzy yang merupakan penyanyi, penulis lagu dan multi-instrumentalis asal Surabaya, Jawa Timur, mengarungi kariernya selama kurang lebih 5 tahun di bawah naungan label dan manajemen arus utama.
Pada 2020 Wizzy memutuskan untuk memulai lembaran baru dan bergerak secara independen. Satu tahun setelahnya, dia membuka halaman pertama dengan sebuah singgel yang berjudul ''The Light''.
Secara garis besar, musiknya berputar di sekitaran ranah R&B dan Neo-Soul dengan beragam pendekatan Electronic. Jika diibaratkan dengan karakter seseorang, bisa dibilang musiknya adalah seseorang yang apa adanya, simpatik,
namun tak akan segan melontarkan kata umpatan dengan senyuman kepada siapa saja yang membutuhkannya.
Wizzy menganggap We Are King, Erykah Badu, Solange, The Internet dan FKA Twigs sebagai sosok yang paling mempengaruhi perspektif kreatifnya. Di samping itu, baru--baru ini ia terhasut oleh tata suara modular berkat Floating Points.
Untuk pertama kali dalam hidupnya, kini Wizzy akan memusatkan diri menikmati kebebasan barunya dan membagikan pengalaman tersebut melalui garapan-garapan anyar yang tengah digodok, tanpa dibebani ambisi atau ekspektasi apapun selain milik dirinya sendiri.
Bulan Agustus, ada kerjaan yang mengharuskan gue untuk berangkat ke Jakarta.
Meskipun kerjaan dari salah satu stasiun televisi itu kompensasinya hanya sekedar uang transport dan ditransfer 3 bulan kemudian, gue tetap ambil karena gue tetap bersyukur masih bisa dapat kerjaan, ucap Wizzy dalam keterangan pers yang diterima Eventori.
Terus, gue mikir, kalau ke Jakarta, at least ada hal lain yang harus gue kerjakan. Tapi, ngerjain apa ya? Sama siapa, gimana, duitnya cukup enggak ya?, sambungnya.
Sesampainya di Jakarta, pemeran film Si Doel The Movie 2 ini bertemu Lintang, sutradara video klip dan Greybox yang merupakan produser musik. Secara kreatif, Wizzy merasa sangat bersinergi dengan mereka.
Pertama kali mereka mendengarkan demo yang gue buat, surprisingly mereka sangat senang dan antusias untuk bantu garap, bahkan Lintang turut andil dalam penulisan liriknya. Jadi, pas dia translate secara visual, lebih ngena. Seketika gue merasa sangat bersyukur dan jadi punya semangat lagi setelah kemarin berada di masa-masa suram, jelas Wizzy.
Proses produksi lagu The Light menghabiskan waktu sekitar satu bulan, di rekam di sebuah studio rumahan sederhana di Tangerang. Sementara musik videonya, memakan waktu tiga bulan.
Setiap langkah dalam prosesnya terasa enteng dilalui karena keselarasan perspektif yang terbagi antara Wizzy dan para kolaborator. Tak perlu dibombardir nada-nada maupun kata-kata yang kompleks, The Light langsung mengutarakan pesan dan niatnya tanpa basa basi, dan juga tanpa unsur paksaan.