Keindahan Danau Toba Diekspos di "Mauli Bulung", Film Kolaborasi Kemenparekraf dan Temata

Keindahan Danau Toba Diekspos di "Mauli Bulung", Film Kolaborasi Kemenparekraf dan Temata

Posted: Jan 22, 2022

-

Temata Studios akan memproduksi film Mauli Bulung, sebuah cerita dari salah satu naskah terbaik keluaran SCENE 2020, program masterclass pengembangan skenario Film dan TV yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI) pada Oktober 2020 lalu.

Lewat program SCENE 2020 yang serentak digelar di Bali, Yogyakarta, dan Medan itu, penulis daerah saling adu kemampuan mengembangkan skenario film dengan unsur lokal. Program tersebut menjadi titik awal kolaborasi Temata dan Kemenparekraf RI.

Dalam keterangan pers yang diterima Eventori pada Selasa (23/2), Rahabi Mandra selaku direktur Produksi Film dan Serial Temata Studios mengungkapkan proses keterlibatan Temata di proyek ini.

Awalnya, Kemenparekraf mencari rumah produksi yang cocok untuk menggarap naskah penulis daerah. Setelah proses diskusi dan penilaian oleh Kemenparekraf, akhirnya kami bisa memilih salah satu naskah terbaik hasil dari workshop, ucap Rahabi.

Kami sendiri juga punya inisiatif serupa dengan Kemenparekraf, namanya Temata Locals, yaitu kegiatan edukasi dan produksi film yang melibatkan filmmaker daerah atau filmmaker yang mengangkat tema Indonesia. Jadi bisa dibilang, kolaborasi dengan Kemenparekraf ini juga berkat visi misi kami yang sejalan, sambungnya.

Kisah Mauli Bulung menarik untuk diangkat ke layar lebar, karena mengangkat tentang isu domestik yang kental dengan adat istiadat. Selain itu, cerita keluarga biasanya terasa dekat dengan banyak kalangan.

Jadi, kami cukup mantap menggarap film yang bisa menyerap audiens secara luas. Selain itu, di film ini kami ingin mengekspos keindahan Danau Toba, ini juga sejalan dengan misi Kemenparekraf untuk menjadikan Danau Toba sebagai salah satu 10 Destinasi Bali Baru, jelas Rahabi.

Syaifullah Agam selaku Direktur Industri Kreatif Film, Televisi, dan Animasi Kemenparekraf memilih Temata sebagai partner kolaborasi, karena rekam jejak Temata dalam memproduksi film. Visi dan misi Temata dalam menyuarakan kebhinnekaan juga menjadi kekuatan tersendiri.

Kolaborasi ini kami harapkan dapat menjadi pendorong diproduksinya film dan konten yang mengangkat kearifan lokal Indonesia, lebih banyak lagi, ungkap Syaifullah.

Film Mauli Bulung bercerita tentang sosok laki-laki muda bernama Kevin yang baru saja ditinggalkan nenek tercintanya wafat. Yang menarik, kepergian ini dianggap menjadi kematian paling diidam-idamkan dalam tradisi Batak, disebut dengan saur matua mauli bulung, yaitu saat sosok tertua di keluarga meninggal duluan dari anak dan cucunya yang sudah menikah.

Menurut tradisi Batak, kematian ini tidak boleh ditangisi, melainkan harus dirayakan dengan keluarga besar. Di balik peristiwa inilah, akan terungkap beragam konflik antara Kevin dan keluarganya saat melepaskan kepergian nenek tercinta. Skenario ini ditulis oleh penulis asal Medan, Dr. Immanuel Gintings.

"Kami berharap, Mauli Bulung bisa menjadi kearifan lokal masyarakat Sumatera Utara dan kebanggaan masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Untuk itu, kami melibatkan masyarakat setempat sebagai kru dan pemain di film ini. Kami juga ingin sekali bekerjasama dengan teman teman pelaku bisnis setempat, baik sebagai sponsor atau vendor selama proses produksi, serta pemerintah daerah dan investor yang percaya dengan potensi film ini. Kami terbuka dengan dukungan dari seluruh pihak demi kesuksesan film ini, pungkas Rahabi.

Film Mauli Bulung direncanakan akan memulai tahap pra-produksi pada April dan syuting pada bulan Agustus, dengan target tayang pada Desember 2021. Salah satu aktor pengisi film ini adalah Teuku Rifnu Wikana, yang pernah membintangi Night Bus yang juga digarap oleh Rahabi Mandra sebagai penulis skenario, dan memenangkan enam penghargaan di ajang Festival Film Indonesia 2017.

 
Writer: Abdullah Arifin
TAGS:Artis / Talent
SHARE
Recommendation Article