"Kemarin" Film Tentang Grup Musik Seventeen Yang Menguras Emosi

"Kemarin" Film Tentang Grup Musik Seventeen Yang Menguras Emosi

Posted: Jan 22, 2022

Film Kemarin adalah film yang bergenre doku drama tentang sebuah grup musik pop rock Seventeen yang disajikan dengan apik. Sebuah film dengan pendekatan dokumenter drama yang cukup memikat hati. Sebuah film Indonesia yang layak diacungi jempol untuk ditonton.

Film Kemarin adalah film yang bergenre doku drama tentang sebuah grup musik pop rock Seventeen yang disajikan dengan apik. Sebuah film dengan pendekatan dokumenter drama yang cukup memikat hati. Sebuah film Indonesia yang layak diacungi jempol untuk ditonton.

Seperti kita ketahui dari media massa saat Seventeen tampil, badai tsunami datang tiba-tiba melanda Selat Sunda dan Tanjung Lesung. Ketika kejadian berlangsung, Seventeen sedang mengisi salah satu acara perusahaan di kawasan Tanjung Lesung. Tepat saat aksi panggung dimulai, air datang dari laut dan menyapu pesisir pantai. Tiga personel Seventeen, dua orang kru dan istri Ifan Seventeen berpulang dalam kejadian tersebut.

Tragedi yang begitu tiba-tiba, Seventeen baru saya memulai bernyanyi di bibir Pantai Tanjung Lesung tepatnya tanggal 22 Desember 2018. Tragis memang saat mereka manggung, tiba-tiba saja tsunami datang dan memporak-porandakan panggung serta seluruh orang yang sedang berada di bibir pantai. Mereka tergulung arus tsunami yang begitu dahsyat, hingga terbawa arus pusaran ombak ke tengah lautan. Sungguh kejadian yang sangat tragis.

Sumber: Istimewa

Upie Guava, sang sutradara, membuat runut film ini dari mulai grup musik Seventeen terbentuk di Yogyakarta yang bermula dari grup musik SMA, sampai Ifan ikut audisi dengan modal kaos grup musik legendaris Rolling Stones, jaket dan celana jeans yang dilukis untuk menarik perhatian hingga diterima sebagai vokalis grup musik Seventeen.

Dari sini Upi Guava menggambarkan perjalanan karir Seventeen dari kota Yogyakarta menuju Jakarta. Mulai dari mereka rekaman dan menghasilkan lagu-lagu populer yang mengangkat Seventeen jadi grup musik papan atas dan ternama di industri musik Tanah Air. Seventeen bisa dibilang salah satu grup musik yang paling laris dan sangat padat jadwal manggungnya.

"Job manggung kami nggak pernah berhenti, hampir setiap hari kami manggung. Jika ada libur paling 2 sampai 3 hari sebulan. Pernah kami 45 hari nggak pulang ke rumah, tur dari satu kota ke kota lainnya di Tanah Air," kenang Ifan sambal menahan sedih yang tak terperi.

Mahakarya Pictures bekerjasama dengan Netflix menghadirkan film Kemarin ke genggaman tangan penggunanya agar bisa dinikmati di mana saja. Film ini kemudian diganti judul Bahasa Inggris menjadi Tsunami Killed My Group Musikmates. Judul ini dipilih karena sangat terkait dengan kisah di film dokumenter drama tersebut.

Sumber: Istimewa

Proses produksi film ini mengharuskan tim Upie Guava harus menyortir footage yang tersedia sebanyak 55 jam dari berbagai video dokumentasi grup musik Seventeen sendiri, termasuk video saat peristiwa nahas tsunami itu terjadi.

Belum lagi hasil googling yang dilakukan sang produser Dendi Reynando terhadap judul tersebut cukup mengagetkan. Wajar saja pada saat tragedi terjadi, kisah Seventeen menarik perhatian banyak orang di seluruh penjuru dunia. Film ini juga sempat meraih respon positif ketika dirilis di Malaysia dan tayang di Astro First.

"Film Kemarin bukan sekadar film, ataupun cerita, melainkan sebuah amanah dari keluarga. Film dokumenter perjalanan grup musik Seventeen selama 20 tahun berkarya memang sudah direncanakan sejak lama. Beberapa minggu sebelum tsunami pun grup musik masih merembuk projek ini, namun belum menemukan kisah yang tepat untuk bagian akhirnya. Hingga rencana Yang Maha Kuasa datang lebih dulu dari ide cerita yang ingin disusun teman-teman di Seventeen. Sebuah langkah yang berat namun akhirnya bisa menghasilkan karya dan memenuhi amanah dari teman-teman yang berpulang. Kami nggak menyangka bisa melangkah sejauh ini," ujar Dendi.

Sumber: Istimewa

Dalam proses penggarapannya pun tidak mudah, ada pembuatan adegan ilustrasi tsunami yang menjadi bagian tersulit dari seluruh proses syuting. Juga interview Ifan, istri-istri almarhum, serta keluarga Seventeen yang ditinggalkan secara emosional sangat menguras energi.

Menonton film ini serasa diingatkan bahwa maut begitu dekat, bisa terjadi kapan dan dimana saja. Ifan serta berbagai tokoh juga memberikan testimoni yang sangat mengharukan di film ini. Betapa rasa kehilangan orang-orang yg dicintai itu masih terasa sesak di dada mereka. Pun juga bagi mereka yang menonton film ini secara utuh. Tak terasa dada sesak dan air mata jatuh melihat betapa Ifan dan Keluarga yang ditinggalkan berurai air mata, seraya memberikan kesaksian yang luar biasa. Upie Guava berhasil membawa atmosfer kesedihan ke tengah penonton yang seolah-olah ikut merasakan kesedihan Ifan dan Keluarga Besar Seventeen.

Kesuksesan film Kemarin adalah masuk dalam nominasi Festival Film Indonesia 2021 dan 5 nominasi Piala Maya 2021. Sebuah karya yang bisa menjadi teman untuk pengingat hidup dan sudah bisa anda saksikan di layanan media streaming digital Netflix. (Arey)

Writer: Abdullah Arifin
TAGS:Artis / Talent
SHARE
Recommendation Article