Kenapa Perempuan Lebih Sering Jadi Korban Video Skandal?

Kenapa Perempuan Lebih Sering Jadi Korban Video Skandal?

Posted: Jun 14, 2023

Warga-wargi media sosial dihebohkan dengan berita video skandal dari kalangan selebritis. Yang terjerat kasus video skandal adalah artis berinisial RK. 

Hello and a warm welcome to this wonderful day! May your day be filled with joy, positivity, and success in all that you do. Have a fantastic day ahead!

Beberapa minggu terakhir, warga-wargi media sosial dihebohkan dengan berita video skandal dari kalangan selebritis. Yep, kali ini yang terjerat kasus video skandal adalah artis berinisial RK. 

Videonya tersebar di Twitter dan langsung menarik atensi netizen. Apesnya, video itu muncul ketika film terbarunya mau rilis. Namanya apes ya, nggak ada di kalender.

Tapi, setelah kasus ini mencuat langsung muncul istilah yang bernama revenge porn. But, kita nggak bakal ngebahas ini. Yang mau kita bahas adalah kenapa ada kecenderungan kasus-kasus seperti ini lebih menyudutkan pihak perempuan? Sampai-sampai impact-nya terus berjalan hingga beberapa tahun ke depan.

Ada yang Namanya Stone Age Brain

What? Apa itu? 

Bisa dibilang Stone Age Brain ini adalah default setting otak manusia. Jika disimpulkan dari jurnal berjudul Association for Psychological Science; Gender and Sexual Behavior Study by Jaimie A.K., ada beberapa hal yang membuat orang berpikir secara natural, bahwa in term of sex:

  • Perempuan memiliki resiko yang lebih besar (Pregnancy risk, abortion possibility, judgment)
  • Laki-laki bisa memiliki sanksi sosial yang lebih ringan

Kalau dari kacamata biologis reproduksi, cowok-cowok memiliki resiko yang lebih kecil dan nggak keliatan dibanding perempuan.

Ya, lo bisa lihat deh gimana mirisnya para perempuan after kena isu video skandal. Karirnya, harga dirinya, dan semua yang berkaitan dengannya bisa langsung di-cancel. Belum lagi komentar cowok-cowok yang melihat perempuan cuma seperti barang. Please don’t do this.

Muncul Prasangka dan Diskriminasi

Terlepas dari asal usul stereotip tersebut, kemungkinan besar hal ini akan mendorong prasangka dan diskriminasi pada masa kini. Gue kasih contoh ya, ada beberapa selebriti yang akhirnya meredup after kejadian ini. Padahal, mereka adalah korban. 

Parahnya, ada satu selebriti yang namanya sudah cukup besar, sempat mau suicide karena capek dan kena sanksi sosial terus menerus, dan bertahun-tahun. 

Kalau cowok? Aman-aman aja. Karir mereka bisa kembali meroket dengan cepat, dan orang seakan tutup mata dengan dalih ‘yang penting liat karyanya’. I mean, kenapa perempuan yang harus kena impact sebegitunya? Katanya harus berdiri bersama korban? Hehehe…

The last question adalah, sampai kapan kita berada dalam masyarakat yang nggak equal? 

Writer: Cakra Mahardhika Kevlana
TAGS:Made For You,Exclusive Content
SHARE
Recommendation Article