Ketika Konser Musik Masuk Metaverse, Bagaimana Sensasinya?

Ketika Konser Musik Masuk Metaverse, Bagaimana Sensasinya?

Posted: Jun 14, 2022

Membahas soal metaverse yang lagi tren akhir-akhir ini, Indonesia tak mau ketinggalan. Salah satunya dari sektor konser musik. Mulai dari Mocca, Pusakata, hingga yang terbaru Vidi Aldiano menjajal konser di metaverse. Para penonton di konser metaverse pun mendapat pengalaman yang unik pastinya. Mereka akan membuat avatar, dan berinteraksi dengan penonton yang lain via metaverse. Bahkan bisa sampai foto bareng.

Kata ‘metaverse’ menjadi salah satu topik paling hangat yang diperbincangkan akhir-akhir ini. Pertama kali muncul istilah ‘metaverse’ adalah pada tahun 1992, ketika Neal Stephenson menggunakan kata ini pada novelnya yang berjudul “Snow Crash”.

Metaverse sendiri sebenarnya adalah suatu hal yang merujuk kepada dunia virtual 3D, di mana para user yang ada di dalamnya bisa berinteraksi dan memiliki avatar masing-masing.

Ini menjadi salah satu pertanda kemajuan teknologi, yang akan berdampak juga kepada industri hiburan, termasuk di Indonesia.

Tapi, bagaimana jadinya kalau menonton konser musik diadakan di metaverse? 

Sebenarnya, konser musik di metaverse pertama kali dilakukan oleh musisi asal Kanada, Justin Bieber pada 2021 lalu. 

Setelah itu, mulai banyak yang mencoba konser di metaverse. Indonesia pun mulai mencoba merambah ke arah sana. xx

Menurut penuturan Nattaya, salah satu penonton yang ikut serta di konser metaverse Vidi Aldiano, ada sensasi tersendiri ketika menonton konser di metaverse. 

“Dapet sensasi yang baru sih. Kaya nonton konser online, tapi masih ada rasa offlinenya karena lebih interaktif. Bisa ngobrol sama penonton lain. Cuma modal gadget aja, tanpa perlu macet-macetan. Ngga tatap muka pun masih dapet vibesnya.” ujarnya.

Hanya duduk, bisa berpergian ke seluruh stage tanpa harus repot, dan tidak kena hujan. Poin ini menjadi salah satu yang menarik karena seperti yang kita tahu juga, kalau konser offline sendiri sering ada kendala soal cuaca, yang kadang membuat para penonton kehilangan mood.

Konser metaverse ini bisa menjadi opsi menarik sebenarnya untuk mengakali ketidakstabilan iklim di Indonesia, yang membuat beberapa konser dan festival musik agak chaos di venue.

Sensasi menyenangkan lainnya adalah kita bisa lebih mudah untuk bergaul dengan yang lain. Seperti konsep media sosial, kita tak bertatap muka secara langsung, dan ini membuat kita tidak canggung untuk sekadar mengobrol dibandingkan lewat real life.

Jika memang konser metaverse ini ingin semakin tersebar luas, setidaknya harus ada sosialisasi ke khalayak. Karena faktanya, masih banyak orang yang belum paham soal konsep metaverse. 

Ini juga dikatakan oleh Nattaya, bahwa sosialisasi tentang metaverse harus diperbanyak. Lalu untuk para penggerak event musik setidaknya ada pengenalan soal bagaimana membuat konser metaverse.

“Harapannya sih bisa lebih mudah dalam hal akses dan lebih user friendly. Lalu bisa juga sosialisasi soal cara membuat konser metaverse. Harapan selanjutnya ya semoga makin banyak konser metaverse yang bisa diakses lewat VR (Virtual Reality) sehingga orang-orang yang punya alatnya bisa menikmati konser lewat VR.” ujarnya.

Menurut pemaparan di atas, sebenarnya konser metaverse menjadi hal yang sangat menarik. Pertanda sebagai inovasi di masa yang akan datang dan kemajuan untuk industri musik itu sendiri. Tapi ini harus dibarengi dengan sosialisasi dan pengembangan metaverse di Indonesia.

Writer: Cakra Mahardhika Kevlana
TAGS:Opini,Metaverse,Konser Musik
SHARE
Recommendation Article