Sebagai seorang entertainer, pesulap dituntut memiliki trik dan juga stage act yang keren dan menghibur. Hal ini yang bisa membantu mereka untuk naik daun di industri hiburan. Namun, ada satu cara yang bisa membantu para pesulap untuk naik daun secara instan, yaitu harus sensasional.
Bagaimana caranya? Salah satunya mungkin harus menyenggol dan menjatuhkan satu sama lain. Seperti yang pernah dilakukan oleh Demian dan Ki Kusumo. Mereka berdua pernah terlibat perselisihan sekitar tahun 2015. Sekarang, ada sosok Pesulap Merah yang berselisih dengan Gus Samsudin. Kontroversi dari sosok pesulap berambut merah ini tampak tak selesai-selesai.
Sebenarnya, hal sensasional dan kontroversial ini menimbulkan dampak instan, yaitu meroketnya nama mereka di industri hiburan. Sayangnya, kemampuan sulap mereka justru jadi nomor sekian. Sadarkah kalian? Sampai akhirnya orang-orang juga makin tak peduli dengan kesenian sulap itu sendiri.
Sekarang coba jawab ini, trik sulap apa yang melekat dengan sosok Pesulap Merah? Mungkin kalian tak peduli dengan hal ini karena hal sensasionalnya saja yang muncul ke permukaan, bukan kemampuan dalam melakukan trik sulap.
Sebelum hal sensasional di kalangan pesulap ini muncul, dunia sulap di Indonesia sempat mati suri, terlebih ketika Sang Mentalis Deddy Corbuzier memutuskan untuk menarik diri dari industri sulap, dan hanya mau tampil di acara off-air.
Balik ke sensasi yang ada sekarang, awalnya Pesulap Merah mengaku kesal dengan kedok para dukun-dukun yang selalu berlindung di bawah nama agama.
“Berkedok agama ini loh yang miris bang Ari. Sholawat dijadikan mantra lah sama mereka. Nah ini kan gini, kalau ini terbukti kaya sekarang nih, ternyata yang ia lakukan semua bohongan. Kontennya dia pun mengakui sekarang. Dia sudah mengakui kontennya bohong-bohongan semua.” ujar Pesulap Merah dalam salah satu program YouTube milik salah satu artis ternama di Indonesia.
Mungkin yang dikatakan Pesulap Merah ada benarnya. Namun, apa harus sampai mengurusi dapur orang lain agar mendapat perhatian?
Para pesulap ini sepertinya memang mau nggak mau harus bertingkah sensasional. Pertama, agar mendapat perhatian. Di era media sosial ini, konten-konten penuh sensasi dan kontroversi mampu menarik perhatian khalayak sehingga nama mereka pun ikut terangkat.
Ini pernah dituturkan oleh pakar media sosial, Fahmi Ismail. Menurutnya, hampir tiap orang memiliki keinginan untuk mendapatkan perhatian. Keadaan ini merujuk kepada Teori Ekonomi Perhatian atau Attention Economy.
“Sebetulnya ada Economy of Attention. Teorinya adalah Attention Economy, Ekonomi Perhatian.” ujar Fahmi Ismail, mengutip dari kompas.com
Jika ditarik dengan keadaan sekarang, para pesulap ini (termasuk Pesulap Merah) memang sudah tak mendapatkan tempat di media konvensional seperti televisi. Kesulitan para pesulap ini untuk tampil di televisi juga diterangkan oleh Deddy Corbuzier.
“Ya gimana bos, pesulap nggak kaya penyanyi yang bisa bawain materi yang sama di tiap panggungnya. Pesulap mana bisa. Kalau di televisi, kita nggak dibolehin bawain trik yang sama. Terus gimana? kita bawain trik baru, dengan alat baru yang harganya ratusan juta. Rugi lah.” ujar Deddy Corbuzier di salah satu program YouTube milik Vincent dan Desta.
Maka dari itu, ada kemungkinan dengan menggunakan trik sensasional mampu membuat nama mereka sebagai pesulap naik. Bukan karena kemampuannya mereka diundang ke beberapa program di YouTube dan menjadi headline di media, tapi karena konten sensasional mereka.Sayang sekali, ketika dulu kita melihat seorang pesulap sebagai salah satu entertainer sejati dengan segudang trik dan dedikasinya, sekarang berubah menjadi hal yang receh dengan hal yang penuh sensasi dan kontroversi. Apa harus menyenggol ladang milik orang lain untuk bisa dilihat orang banyak? Tampaknya sih tak perlu kalau memang memiliki kemampuan dan keahlian di atas rata-rata.