Komunitas Distorsi, Wadah Bagi Para Penulis Lagu dan Musisi Indonesia

Komunitas Distorsi, Wadah Bagi Para Penulis Lagu dan Musisi Indonesia

Posted: Jan 22, 2022

-

Penulis lagu dan musisi Indonesia dinaungi dalam wadah bernama Distorsi. Komunitas ini dibentuk pada 13 Desember 2017 oleh Endraguo dan Dhanis Martin. Awalnya, nama komunitas ini adalah DKM (Diskusi Kolaborasi Musik). Namun, singkatannya diubah menjadi Distorsi.

Walaupun memang agak maksa dan suku katanya ada yang kurang, ini supaya terdengar lebih keren dan mudah diingat, ucap Endraguo dalam wawancara dengan Eventori.

Pembentukan komunitas ini berawal dari obrolan beberapa penulis lagu secara online yang sering berdiskusi tentang penulisan lagu. Kemudian, komunitas ini membuat grup Facebook bernama Grup Penulis Lagu dan Musisi (DISTORSI). Pengurus atau admin utamanya dibantu oleh Handito Tjio, Indra Wuri, dan Fajar Taufik Hidayat.

Tujuan awal Distorsi ingin menjadi wadah kolaborasi tidak hanya antar penulis lagu, tetapi juga dengan musisi untuk saling mengisi. Karena sebagian besar penulis lagu di komunitas kita punya keterbatasan pada skill musik serta produksi lagu dan lebih fokus pada penulisan lagu, tutur Endraguo.

Sehingga, perlu berkolaborasi dengan musisi ataupun produser musik untuk menghasilkan karya yang lebih baik dengan kualitas yang layak di perdengarkan lebih luas, sambungnya.

Sampai saat ini, sudah ada 10 ribu orang yang tergabung dalam komunitas Distorsi. Untuk bergabung, tidak ada syarat khusus. Namun yang pasti, harus membaca dan menyetujui aturan yang sudah dibuat di komunitas Distorsi.

Cara Distorsi membangun kekompakan dengan anggotanya melalui acara dan program yang diadakan, di antaranya adalah SLM (Seleksi Lagu Mentah), Distorsi Playlist, Distorsi Games, Game Musik Bebas, Liga Musik Distorsi, AKD (Album Kompilasi Distorsi) 2019, Distorsi Music Award, Postingan Mantul, TERIK. dan lainnya.

Karya yang dihasilkan oleh anggota Distorsi, dipublikasikan di media sosial seperti Facebook, Instagram, YouTube, dan lainnya. Selain itu, dipublikasikan di platform musik digital seperti Spotify, iTunes, Deezer, Tidal, YouTube Music dan lainnya, yang didistribusikan lewat agregator musik yang Distorsi kelola yaitu Distrowave.

Ada berbagai kegiatan yang telah dilakukan oleh Distorsi. Menurut Endraguo, ada dua kegiatan yang paling membanggakan bagI Distorsi. Pertama, Lagu Untuk Indonesia (LUI), yang merupakan kerjasama Distorsi dengan Good news From Indonesia (GNFI).

Ketika itu kita seleksi lagu penyemangat yang sudah dikumpulkan GNFI dan Distorsi selama selama sebulan, mulai dari April sampai Mei 2020 dan kita launching di Taman Bahagia, Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Utara pada 26 juni 2020 yang bertepatan dengan Hari Musik Dunia, tutur Endraguo.

Kedua, kegiatan yang membanggakan adalah Distorsi Peduli, yang diselenggarakan bertepatan dengan ulang tahun Distorsi yang ke-3 pada 13 Desember 2020. Pengumuman pemenang Distorsi Playlist 2020 juga dilakukan di acara ini.

Kegiatan bakti sosial ini diwakili oleh Dhanis Martin dan rekan rekan CIO production yang menaungi band Fastowners yang di produseri Handito Tjio, yang juga pengurus Distrosi, ungkap Endraguo.

Lantas, apa yang ingin dicapai oleh komunitas Distorsi?

Kita ingin mengembangkan komunitas Distorsi dan terus melengkapinya sebagai wadah para penulis lagu dan musisi Indonesia dalam berkarya untuk menghasilkan karya yang berkualitas, orisinil, layak edar, layak dengar, layak jual, serta membantu dalam penyebarluasan karya dan juga pembelajaran kepada member dalam rangka peningkatan skill penulisan lagu, imbuh Endraguo.

Untuk saat ini, kita sudah mulai mengelola agregator musik Distrowave yang membantu distribusi lagu secara digital. Kedepannya, kita akan ke arah publisher dan bertahap ke tingkatan lainya yang lebih luas, lanjutnya.

Writer: Abdullah Arifin
TAGS:Komunitas
SHARE
Recommendation Article