Di era sekarang, semua bisa menjadi viral hanya lewat media sosial. Salah satu yang menjadi pusatnya viralitas suatu hal adalah TikTok. Platform yang awalnya hanya berbasis video berisi tarian, kini bertransformasi menjadi lebih kompleks.
Salah satu yang menjadi daya tarik TikTok sekarang adalah lagu-lagunya. Lagu yang berseliweran di fyp kalian adalah lagu-lagu dari para musisi yang akhirnya viral. Bahkan, sekarang TikTok juga memberi layanan streaming lagu-lagu juga.
Dari viral di TikTok, jumlah pendengar di streaming platform seperti Spotify ataupun Apple Music langsung meningkat dua kali lipat. Lebih lanjut lagi, karir para musisi tersebut menjadi lebih meningkat karena viralitas tersebut.
Sebegitu hebatnya dampak dari TikTok. Namun, apa pantas kalau kita sebut bahwa TikTok ini menjadi salah satu barometer yang bisa membuat karya para musisi dan musisi itu sendiri menjadi terkenal? Yuk kita bahas lebih dalam.
Kita mulai dari lagu Stevan Pasaribu yang berjudul “Belum Siap Kehilangan”. Lagu ini sempat viral beberapa bulan lalu, padahal lagunya rilis pada tahun 2020. Sampai saat ini, pendengar lagu “Belum Siap Kehilangan” sudah menyentuh angka 45.411.215. Dibanding lagu yang lain, komparasinya bagai langit dan bumi. Contohnya, lagu “Hatiku di Kakimu” yang rilis setahun setelahnya hanya mencapai angka 507.203 saja.
Suksesnya lagu “Belum Siap Kehilangan” menjadi titik balik Stevan Pasaribu. Terakhir, dia berkesempatan bermain di Now Playing Festival 2022.
Dampaknya yang begitu besar memang membuat TikTok menjadi target baru untuk memasarkan sebuah karya. Sebagai sebuah media sosial, TikTok sendiri memang memiliki user paling banyak, terlebih di Indonesia. Ini yang membuat TikTok menjadi media promo paling ampuh untuk saat ini.
Dalam kasus sebuah lagu, jika lagu bisa sampai muncul di fyp sebagai sebuah sound video, bisa dipastikan lagunya akan meledak. Stevan Pasaribu juga mengamini hal ini.
“Tak bisa dipungkiri, laguku dan karirku meledak karena sosial media, terutama TikTok ya. Kalau ngga begitu, aku gatau bakal gimana. Dari situ aku memutar otak, dan akhirnya memutuskan ngonten dan promo besar-besaran di sosial media.” ujar Stevan Pasaribu
Kasus kedua adalah lagu dari Keisya Levronka. Penyanyi jebolan pencarian bakat ini lagunya yang berjudul “Tak Ingin Usai” sempat viral di TikTok. Kasusnya sama dengan Stevan, berkat lagu itu juga angka pendengan lagu itu di Spotify melonjak pesat.
Ada kemungkinan lain mengapa di TikTok sendiri sangat mudah untuk masuk fyp ataupun viral. Kemungkinan tersebut adalah algoritmanya yang belum tertata rapih. Jika kalian scrolling home kalian di TikTok, tiap minggu isinya bakal berubah tergantung apa yang kalian tonton. Itupun tak jelas juga, bagaimana mengukurnya. Apakah dari hasil video yang ditonton habis, like, atau hanya nonton sepersekian menit.
Dibandingkan platform lain seperti Instagram, cara mempertahankan engagement di TikTok jauh lebih mudah. Banyak kasus di Instagram, di mana akun yang followernya banyak, tapi engagement sedikit. Berkebalikan dengan TikTok, yang bisa mendapatkan engagement cukup banyak meski followernya sedikit.
Meski demikian, jangan sampai menganggap viralitas di TikTok menjadi sebuah standar umum untuk kesuksesan sebuah lagu. Meski dampaknya besar, para musisi tak boleh menyempitkan target dan tujuannya untuk hal itu.
“Lagu gue yang pertama happening di TikTok. Tapi jangan sampai hal itu menjadi sebuah standar ya. Karena menghasilkan sebuah karya barometernya adalah puas dulu. Urusan meledak di media sosial dan platform lainnya adalah urusan belakangan.” ujar Stevan.
Musisi lain seperti HIVI! pun menyetujui bahwa TikTok menjadi barometer suksesnya sebuah lagu, meskipun tak mutlak 100 persen.
“Ya bisa dibilang begitu, tapi tak bisa dipukul rata ya karena masyarakat Indonesia beragam. Mungkin ada yang bisa tahu lagu di TikTok, ada juga yang dari Spotify, atau dari medium lain. Kebetulannya saja yang lagi hits saat ini tuh TikTok” ujar mereka.
Terima atau tidak, TikTok saat ini bertransformasi menjadi salah satu media sosial yang jadi target sebagian besar musisi. Kemudahan dalam mencapai viralitas menjadi kunci utama sebagian musisi untuk jor-joran promo di TikTok. Tapi, jangan hanya fokus di TikTok, karena karya itu sendiri sifatnya harus jujur.
Jangan hanya karena TikTok lagi booming, kalian para musisi hanya memikirkan bagaimana lagu itu cocok di TikTok. Tidak sesederhana itu kok dalam berkarya, banyak aspek lain yang harus diperhatikan. Paling penting adalah, kepuasan dari si pembuat lagu itu sendiri.