''Kritikus film itu menjadi pengawal dari pertumbuhan dunia film,'' ungkap Riri Riza ketika ditanya mengenai pandangannya tentang kritikus film.
Belakangan ini bahasan tentang kritik film memang menjadi sesuatu yang sedang hangat diperbincangkan, banyak orang di sosial media bahkan berlaku seakan paling memahami permasalahan di dunia perfilman.
Sebagai seorang sutradara dengan karya yang tidak sedikit jumlahnya. Dalam wawancara eksklusif bersama Eventori, Riri Riza buka suara terkait fenomena tersebut. Baginya kritikus film bukanlah seseorang yang asal memberi komentar di sosial media.
''Kritik film itu beda dengan orang netizen yang jeplak di Twitter atau di Instagram, kemudian mengomentari sebuah film tanpa punya pengetahuan,'' jelas Ririr
Riri juga menambahkan bahwa komentar orang yang asal bicara di internet bukanlah hal yang perlu dipikirkan oleh para sineas, karena baginya mereka tidak memiliki konsistensi dalam mengomentari sesuatu.
''Orang-orang yang ngejeplak di internet, hari ini dia bisa mengomentari film, besok dia bisa mengomentari es cendol, besoknya dia bisa ngomong soal pacarnya, itukan netizen. Di dunia film kita tidak melihat itu sebagai sesuatu hal yang penting,'' sambungnya
Riri kemudian menjelaskan bahwa kritik film merupakan bagian penting dari sebuah sistem perfilman, perannya adalah menjadi penjaga suara dunia perfilman, dan juga mencatat keberadaan film itu sendiri.
''Dia (kritik film) menjadi punya posisi penting, kenapa? karena mereka lah yang selalu menjaga supaya dunia film itu punya suara yang tepat mewakili pembuat filmnya dan mewakili juga filmnya, dan mewakili keberadaan film di sebuah bangsa, dan menjadi pencatat yang baik,'' jelas Riri
Setuju dengan pernyataan tersebut, Aria Gardhadipura dari kanal Youtube Cinecrib yang biasa membahas mengenai film juga mengatakan bahwa kritik film merupakan bagian dari industri film itu sendiri, dan keberadaannya merupakan sesuatu yang penting agar industri tersebut tetap berjalan.
''Emang penting ada kritik film, ada penonton film, ada pembuat film, ada pebisnis film, semuanya saling membutuhkan kalo menurut saya, jadi kalo nggak ada salah satunya, kayaknya nggak akan jalan deh yang namanya industri film,'' ungkap Aria
Maka dari itu, menurut Riri seorang kritikus harus memiliki latar belakang yang cukup kuat, agar dapat mencatat, dan memberikan tinjauan dalam konteks, bukan hanya asal menulis saja.
''Jadi kritikus film itu biasanya adalah orang-orang yang bekerja dan biasanya punya latar belakang pendidikan yang cukup kuat untuk bisa menjadi orang yang mencatat, menjadi orang yang memberikan tanggapan, memberikan tinjauan dalam konteks. Jadi tidak asal mencatat, tidak asal menulis tapi memberikan kita konteks'' ungkap Riri
Aria juga menambahkan bahwa baginya terdapat beberapa poin yang perlu untuk diperhatikan oleh seseorang yang ingin melakukan kritik atau ulasan terhadap sebuah film. Hal yang perlu diperhatikan dan disampaikan dalam memberikan sebuah kritik atau ulasan adalah perlu adanya konten, konsep dan konteks yang dibahas.
''Kalo kata saya, yang namanya kritik atau review itu selalu ada tiga poin sih yang pasti, yaitu ngomongin konten, konsep sama konteks. Konten filmnya kaya gimana, konsepnya kaya gimana, konteksnya kaya gimana gitu,'' Jelas Aria
Walaupun demikian, Dia tetap mengakui bahwa seorang kritikus atau pemberi ulasan pasti memiliki subjektivitas, dikarenakan memang pengalaman setiap orang dalam menonton film juga berbeda-beda. Tapi baginya yang terpenting adalah bagaimana subjektivitas tersebut tidak membuatnya menjadi berat sebelah, dan ulasannya dapat dicerna oleh orang lain.
''Kan experience orang beda-beda ya, maksudnya ketika nonton gitu. Mungkin pengalaman yang di dapat juga beda-beda, jadi kalau menurut saya yang namanya kritik atau review itu tetap harus ngasih subjektivitas. Tapi jangan sampai subjektivitas itu bikin kita berat sebelah sama filmnya, tetep kita harus bisa ngeliat hal mana yang benar-benar ini tuh bisa dicerna sama orang lain selain kita'' sambung Aria
Keberadaan kritikus film di Tanah Air juga merupakan suatu elemen yang selalu diharapkan oleh Riri untuk muncul dan berkembang, karena menurutnya, masih terlalu sedikit orang yang mengaku dirinya sebagai kritikus dan diakui sebagai kritikus oleh komunitas dan industri film.
''Saya rasa di Indonesia ini, (kritikus film) adalah satu elemen yang selalu kita harapkan untuk muncul dan berkembang. Karena di Indonesia ini orang yang berani menyebut dirinya, dan kemudian diakui oleh komunitas film, diakui oleh industri film sebagai kritikus film itu juga tidak banyak, kalau tidak mau dikatakan terlalu sedikit,'' ungkap Riri