Lewat Menulis Cerita Film, Gina S. Noer Bisa Melihat Dunia dari Berbagai Macam Karakter

Lewat Menulis Cerita Film, Gina S. Noer Bisa Melihat Dunia dari Berbagai Macam Karakter

Posted: Jan 22, 2022

-

Ginatri S. Noer atau akrab disapa Gina S. Noer adalah seorang penulis skenario sekaligus sutradara. Salah satu film yang ceritanya ditulis oleh Gina yaitu Dua Garis Biru. Berkat itu, dia mendapat penghargaan Skenario Asli Terbaik dari Festival Film Indonesia 2019.

Selain itu, Gina pernah menjadi penulis skenario untuk film Ayat-ayat Cinta, Perempuan Berkalung Sorban, Habibie & Ainun, Rudy Habibie, Kulari ke Pantai, Keluarga Cemara, Bebas, dan lainnya.

Menurut perempuan kelahiran Balikpapan, Kalimantan Timur ini, untuk menjadi seorang penulis naskah ada dua hal yang dibutuhkan.�

�Dia butuh melatih skill-nya agar bisa menuliskan apa yang ada di kepalanya. Disisi lain, dia harus mengisi pengetahuannya. Sehingga, apa yang diceritakan, imajinasinya menjadi lebih luas,� ucap Gina dalam wawancara dengan Eventori, Rabu (10/2).

Kata Gina, ketika belajar menulis, seseorang akan menuangkan pemikirannya. Setelah itu, pengalaman dan ilmu pengetahuan bisa ditambang dengan membaca, traveling, dan lain-lain

�Tapi, karena kita bicaranya adalah film, maka seorang penulis naskah, dia juga harus punya kemampuan bercerita secara visual. Akhirnya, ada pengadegan sebuah adegan sampai bagaimana bentuk, warna dan dinamikanya bisa membentuk seninya bercerita itu,� tutur Gina.

Proses menulis naskah berawal dari ide yang kemudian dituangkan ke dalam tulisan. Setelah itu, ide tersebut dikembangkan agar bisa menjadi lebih menarik. Kemudian, cerita bisa ditulis lebih panjang dan dimasukkan ke dalam struktur.

Setelah skenario film dibuat, ada saja momen yang mengharuskan dia untuk menggantinya. Namun yang pasti, harus ada alasan yang jelas.

�Ketika saya nulis skenario, apalagi ketika saya menyutradarai sendiri, ada namanya director treatment. Selain treatment, kita harus berhadapan dengan kondisi syuting yang belum tentu ideal atau ada ternyata yang lebih bagus lagi ketika syuting itu, jadi ada proses lain,� beber Gina.

�Karena proses berkejaran dengan waktu, ada proses menulis ulang. Tap,� kalau menulis ulang semua dalam waktu singkat, belum pernah. Kalau misalnya mendadak banget, produsernya tiba-tiba berubah pikiran, enggak jelas alasannya, sudah jelas saya tinggal, sih,� sambungnya.

Dari sekian banyak karakter film yang dibuat, Gina mengaku tidak ada yang membuat dia ingin seperti karakter tersebut. Menurutnya, ada hal menarik saat menulis cerita film.

�Yang paling menarik ketika membuat cerita itu, sebenarnya itu diri saya dalam bagaimana melihat dunia dari berbagai macam karakter. Kalau ditanya mau jadi siapa, bingung. There�s always part of me in every character,� imbuh Gina.

Dari sekian banyak naskah film yang dibuat, ada satu kalimat yang menjadi favoritnya. Rupanya, dia menyukai kalimat yang ada di film Dua Garis Biru.

��Mungkin momen Bima sama ibunya kali ya, yang dia ngomong �harusnya kita lebih sering ngobrol�. Adegan heart to heart itu,� jelas Gina.

Antara mengadaptasi cerita dari novel menjadi naskah film dan membuat naskah film original, mana yang lebih dipilih Gina S. Noer?

�Kalau sekarang lagi suka menulis naskah original sih, karena banyak banget cerita dalam kepala yang ingin dikeluarkan,� pungkas Gina.

Writer: Abdullah Arifin
TAGS:Opini
SHARE
Recommendation Article