Lola Amaria: Tim yang Kuat dan Solid Sangat Diperlukan Dalam Pembuatan Film

Lola Amaria: Tim yang Kuat dan Solid Sangat Diperlukan Dalam Pembuatan Film

Posted: Jan 22, 2022

-

Lola Amaria merupakan salah satu aktris yang juga berkecimpung di balik layar. Dia memulai debut aktingnya di film dengan berperan di Tabir (2000). Setelah membintangi beberapa layar lebar, dia menjadi sutradara.

Film pertama yang disutradarai oleh Lola yaitu Betina (2006). Di tahun yang sama, film ini berhasil meraih penghargaan Netpac Award dari Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF).

Pemeran film Novel Tanpa Huruf �R� ini mengaku punya alasan tersendiri hingga ia memutuskan untuk menjadi seorang sutradara.

�Saya memang suka di belakang layar. Karena ada banyak ide-ide yang harus disampaikan tentang apapun ke masyarakat melalui film,� ucap Lola dalam wawancara bersama Eventori, Selasa (2/2).

Untuk bisa menjadi seorang sutradara, Lola belajar dari berbagai macam sumber. Mulai dari membaca buku, menonton film, hingga mengobrol dengan sineas maupun orang-orang dari berbagai kalangan.

Bagi Lola, sutradara adalah profesi yang penting dalam sebuah film, karena sutradara punya konsep visual soal apa yang akan dibuat di film. Menurutnya, harus punya tim produksi film yang kuat untuk mewujudkan apa yang ada di dalam kepala sang sutradara.

�Misalnya, dari sisi pengambilan gambar, dia harus punya visi yang sama dengan sinematografernya. Secara artistik, aktornya juga harus mampu untuk men-deliver apa yang diinginkan sutradara, harus bekerja keras, bekerja sama untuk mewujudkan suatu konsep dari sutradara ini. Kadang banyak hal yang meleset. Buat saya, punya tim yang kuat dan solid itu sangat diperlukan,� jelas Lola.

Lola menganggap bahwa film adalah media. Bisa menjadi media komunikasi, media pendidikan, bahkan media propaganda. Selain itu, film juga bisa menjadi diplomasi budaya sebuah negara.

�Ketika negara lain mau tau tentang Indonesia, enggak usah susah payah, bisa melalui film, misalnya tentang wisata, politik, kehidupan sosial,� tutur Lola.

Sampai saat ini, Lola mengaku masih harus banyak belajar sebagai seorang sutradara. Ilmu tersebut bisa didapat darimana saja.

�Saya terus belajar. Tips khusus (menjadi sutradara) enggak ada, karena saya merasa bukan siapa-siapa. Kalau istilahnya air, itu saya masih harus diisi. Kalau satu gelas harus penuh, saya masih setengahnya. Jadi, saya harus mengisi air itu dengan berbagai cara,� ungkap Lola.

�Dengan baca buku, banyak ketemu orang, banyak nonton, banyak masukan yang lain. Jadi, saya merasa masih banyak belajar. Referensi film saya banyak, terutama film Eropa dan Asia, film China, Jepang,� sambungnya.

Beberapa film yang pernah disutradarai oleh Lola Amaria selain Betina adalah Minggu Pagi di Victoria Park, Sanubari Jakarta, Jingga, dan Labuan Hati.

Writer: Abdullah Arifin
TAGS:Opini
SHARE
Recommendation Article