Grup band The Changcuters merilis album baru mereka yang bertajuk ''Loyalis''. Album tersebut merupakan akhir dari trilogi album The Changcuters yang sudah dimulai sejak 2013. Dimulai dari ''Visualis'', kemudian ''Binauralis''.
Vokalis The Changcuters, Tria mengatakan bahwa album teranyar mereka sudah selesai digarap sejak 2019. Hanya saja, perilisan ''Loyalis'' tertunda lantaran merebaknya virus corona di Indonesia.
''2020 kita sudah planning bahwa akan merilis album 'Loyalis' dengan segala macam bentuk promosinya. Tapi, karena pandemi, agak tersendat,'' ujar Tria dalam konferensi pers virtual.
Menurut Qibil (gitar), 'Loyalis' adalah pengembangan dari dua album pertama. Lewat album ini, band asal Bandung, Jawa Barat tersebut lebih gamblang menggambarkan jati diri mereka. Maka dari itu, album ini menjadi yang paling spesial.
"Mungkin, yang ketiga ini adalah kesimpulan. Di sini ada karakter-karakter baru dam cerita-cerita baru. Mungkin itu benang merahnya," beber Qibil.
The Changcuters memutuskan untuk membuat album trilogi karena mereka merasa banyak orang Indonesia yang sampai sekarang kurang mengenal musik dari band yang beranggota Qibil, Alda (gitar), Dipa (bas gitar), dan Erick (drum), dan Tria itu.
"Sebelumnya, The Changcuters aktif bikin film, terus juga TV commercial. Banyak orang yang mengenal kita sebagai aktor, karena kesuksesan film 'Tarix Jabrix', enggak masalah. Tapi, kita mau mengedepankan musik The Changcuters," ungkap Tria.
"Jadi, trilogi ini kita buat. Kita pikir, kalau satu album kurang. Makanya, akhirnya kita bagi, "Visualis adalah' penglihatan, 'Binauralis' adalah pendengaran, dan 'Loyalis' hati," sambungnya.
'Loyalis' terdiri dari 12 lagu. Semua lagu di album ini terdengar vintage, ala band indie di era 2000-an, seperti Franz Ferdinand dan Kaiser Chiefs. Salah satu singgel andalannya yaiu "Hantu".