Mad Madmen, Grup Musik Lintas Genre yang Suka Mental Breakdance

Mad Madmen, Grup Musik Lintas Genre yang Suka Mental Breakdance

Posted: Apr 01, 2022

Dalam program Manggung Nanggung Extra yang dipersembahkan oleh Flash Coffee, dan tayang di kanal YouTube Eventori.id, grup musik Mad Madmen mempersembahkan lagu-lagu dari album baru mereka yaitu Mental Breakdance. Dalam kesempatan itu pula, Mad Madmen menjelaskan dari awal mula mereka terbentuk sampai dengan bagaimana musik bisa menjadi penyalur ekspresi.

Dalam program Manggung Nanggung Extra yang dipersembahkan oleh Flash Coffee, dan tayang di kanal YouTube Eventori.id, grup musik Mad Madmen mempersembahkan lagu-lagu dari album baru mereka yaitu Mental Breakdance. Dalam kesempatan itu pula, Mad Madmen menjelaskan dari awal mula mereka terbentuk sampai dengan bagaimana musik bisa menjadi penyalur ekspresi.

Kalam Mahardhika yang merupakan gitaris sekaligus vokal dari Mad Madmen menjelaskan bahwa grup musiknya tersebut, adalah sebuah project yang didasari oleh passion, maka akan sangat sulit untuk menggambarkan grup musik mereka dalam genre ataupun idiom tertentu. 

“(Mad Madmen) itu semacam band masa kecil aja sih, nggak tahu juga ya kalau harus menakar berdasarkan genre atau idiom agak sulit buat kami, tapi ini kayak passion project berdua yang memang telah dijalani dari dulu,” jelas Kalam Mahardhika gitaris sekaligus vokalis.

Menjelaskan tentang album Mental Breakdance, mereka pun menjelaskan bahwa karya-karya album ataupun mini album mereka memang selalu menggunakan permainan kata, seperti mini album Ego Friendly yang merupakan permainan kata dari eco-friendly, dan kini dengan Mental Breakdance yang merupakan permainan kata dari mental breakdown.

“Jadi penamaan karya-karya Mad Madmen kalau bentuknya karya kolektif album atau EP (Extended Play) selalu menggunakan wordplay. Sebelumnya kami merilis EP judulnya Ego Friendly, selalu ada pelesetan dari eco-friendly menjadi ego-friendly. mental breakdown, menjadi Mental Breakdance,” ungkap Mad Madmen.

Namun secara konsep, album ini sebenarnya adalah kumpulan dari semua jenis musik yang mereka sukai, mulai dari reggae-dub, dance music, rock, jazz, bahkan industrial metal pun mereka campur menjadi satu dalam album ini.

“Tapi secara konsep, album ini menyatukan semua jenis musik yang kami sukai, ada reggae-dub, ada dance music, ada rock, jazz, bahkan elemen-elemen industrial metal dan lain sebagainya itu kami campur. Kebetulan penyelesaiannya dilakukan saat pandemi, di masa mentally semuanya dalam kondisi yang sedang tidak begitu baik,” tegas Kalam.

Menjawab tentang seberapa penting musik untuk menyampaikan ekspresi dan menjadi terapi diri, Kalam menjawab bahwa menurut dirinya bentuk seni apapun dapat menjadi wadah bagi ekspresi diri, namun meskipun demikian kita semua juga perlu bantuan dari profesional jika kita membutuhkan bantuan terkait permasalahan mental kita.

“Terutama proses pembuatan lagu-lagu buat gua pribadi dalam banyak ‘aspek’, apapun itu tirani pribadi gua, gua tuangkan ke dalam komposisi, dan kan form of expression bisa berbeda-beda. Bisa berbentuk lagu, tulisan, lukisan, to certain extent hal-hal itu bisa mewadahi hal-hal yang tidak bisa diekspresikan medium yang lain, it’s good selama menurut gua, the awareness that seeking help when needed needs to come first, jadi nggak serta merta musik itu menjadi solusi, tapi it become a tool that might help,” ucap Kalam.

Video lengkap Manggung Nanggung Extra persembahan Flash Coffee dapat disaksikan di kanal YouTube Eventori.di

Writer: Alvin Iqbal
TAGS:Artis/Talent
SHARE
Recommendation Article