Mendengarkan “Nostaldia”, Album yang Berisi Kenangan dari Ben Sihombing

Mendengarkan “Nostaldia”, Album yang Berisi Kenangan dari Ben Sihombing

Posted: Aug 27, 2022

Solois asal Jakarta, Ben Sihombing, akhirnya melepas sebuah album penuh berjudul “Nostaldia”. Album ini berisi 10 trek, dengan 5 di antaranya adalah buah tangan dari Ben Sihombing sendiri.

Solois asal Jakarta, Ben Sihombing, akhirnya melepas sebuah album penuh berjudul “Nostaldia”. Album ini berisi 10 trek, dengan 5 di antaranya adalah buah tangan dari Ben Sihombing sendiri.

Secara garis besar, album ini penuh dengan synthesizer yang membuat kita sedikit menengok ke era pop kreatif dan disko era 80-an. Dipadu dengan lirik yang kali ini berbahasa Indonesia, Ben Sihombing berhasil membuat suatu langkah yang besar.

Dibuka dengan trek “Menghilang”, pendengar langsung diajak mengangguk dengan beat dan bassline yang groovy. Keputusan yang tepat menempatkan trek yang sudah lebih dulu dirilis sebagai single ini sebagai pembuka. Sayangnya, ada bunyi ornamen yang sedikit mengganggu, tepatnya di transisi sebelum masuk chorus pertama. But, ini nggak membuat lagu ini buruk. Bagian terbaik dari trek ini adalah nada vokal yang ringan di telinga.

Lalu masuk ke trek kedua, yaitu “Tertangkap Tangan”. Masih dengan garis yang sama seperti trek pertama, nuansa synthesizer masih dominan, meski tak se-groovy yang pertama. 

Trek ketiga cukup unik. Berjudul “Rahasia di Lantai Dansa”, lagu yang berkolaborasi dengan Adrian Khalif ini dibuka dengan beat drum dan adlibs yang mengingatkan kita dengan lagu dan sosok Michael Jackson. Beat yang repetitif dan bassline yang bandel menjadi kunci di trek ketiga ini. 

Trek keempat, “Hati Kecil”, kelima, “Harus Sendiri”, dan trek keenam “Telah Terbiasa”, para pendengar diberi istirahat sejenak dengan musik yang lebih kalem.

Trek ketujuh ada “Telah Terbiasa”, yang merupakan lagu cover dari Ben Sihombing. Lagu ini awalnya dinyanyikan oleh Rita Effendi di era 90-an, dan Ben Sihombing berhasil membawakannya menjadi versinya sendiri.

Tiga trek terakhir, “Sebegitunya”, “Nafasku”, dan “Tanpa Rasa” kembali menjadi penutup album “Nostaldia” ini.

Secara sound, album “Nostaldia” memang seperti apa yang dijanjikan Ben Sihombing; sound yang jarang ditemukan di Indonesia. Seperti di persimpangan oldskool dan modern, album ini berhasil suguhkan pengalaman mendengar yang menyenangkan. Sungguh Funky intinya.

Mungkin, yang harus diperhatikan lagi adalah penempatan trek per trek untuk di album ini. Mungkin jika tiga trek dengan nuansa akustik yang kental tak diletakkan berurutan, album ini bisa jauh lebih roller coaster dari yang sekarang.

Tapi setidaknya, Ben Sihombing sudah mendapatkan ijazah dan melakukan rukun bermusik; rilis album penuh. Selamat, Ben! Ditunggu showcasenya jika ada!

Writer: Cakra Mahardhika Kevlana
TAGS:Rilisan Baru,Ben Sihombing,Nostaldia
SHARE
Recommendation Article