Aktor sekaligus pebisnis Ashraf Sinclair meninggal dunia pada 18 Februari 2020. Hari ini, Kamis (18/2) tepat satu tahun suami Bunga Citra Lestari ini menghembuskan nafas terakhirnya.
Pria kelahiran London, Inggris ini meninggal dunia di Rumah Sakit MMC Jakarta Selatan, pada usia 40 tahun akibat serangan jantung. Jenazahnya dikebumikan di Pemakaman San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat.
Pemilik nama Ashraf Daniel Mohammed Sinclair ini terlahir dari seorang ayah berasal dari Inggris dan ibu asal Melayu. Dia mengawali kariernya di dunia entertainment, dengan mengikuti ajang pencarian bakat Malaysia, Hero Remaja saat berusia 18 tahun.
Setelah itu, Ashraf menjadi bintang iklan dan terjun ke dunia akting. Film pertama yang dibintanginya berjudul SH3. Nama dia mulai dikenal luas oleh warga Malaysia setelah berperan sebagai Eddy di film Gol & Gincu pada 2005.
Karier akting Ashraf di Indonesia dimulai saat dia membintangi film Saus Kacang. Di film produksi Summer Film itu, dia berperan sebagai Fredo dan beradu akting dengan Bunga Citra Lestari.
Film Indonesia lainnya yang dibintangi oleh Ashraf adalah The Real Pocong (2009) dan Bayi Gaib: Bayi Tumbal Bayi Mati (2018). Sementara film Malaysia lainnya yang diperankan olehnya adalah Eee...Hantu!!!!!! (2012).
Selain main film, Ashraf juga membintangi beberapa sinetron Tanah Air, seperti Sekar (2008), Cinta dan Anugerah (2009), Sejuta Cinta Marshanda (2010), Anugerah (2011), Putri Bidadari (2012), Tukang Bubur Naik Haji: The Series (2013), Phasmina Aisha (2014), Catatan Hati Seorang Istri (2016), Dewi (2019), dan lainnya.
Ashraf tak hanya berkecimpung di industri hiburan. Dia terjun ke dunia bisnis dengan menjadi investor perusahaan yang bergerak di bidang bisnis kecantikan, yaitu Althea Korea dan dibidang bisnis kuliner, dia mengelola rumah makan Pondok Sunda dan Bulgogi Brothers.
Ayah satu anak ini juga tercatat sebagai ventura partner di 500 startup. Tugas Ashraf adalah membantu startup tersebut mencari startup Indonesia yang layak menerima pendanaan dari dana investasi 500 Durians Fund II.
Sebelum meraih popularitas dan kesuksesannya, setelah selesai kuliah, Ashraf pernah bekerja sebagai pelayan di salah satu restoran yang berlokasi di Malaysia. Kata dia, pekerjaan yang digelutinya itu cukup menguras tenaga.
�Pekerjaan yang paling berat saat itu, dari jam 11 pagi sampai jam 12 malam, tiap hari kadang-kadang enggak ada istirahat, karena restorannya sangat sibuk, dulu restoran sangat hits. Saat pulang, ada kepuasaan serving orang. Tugas sebagai waiters itu saat melayani dengan happy, kita melihat respons mereka, kita puas,� ucap Ashraf dikutip dari Kumparan.
Ashraf pernah mengatakan bahwa semua orang punya cerita dan naik turun dalam hidup. Semasa hidupnya, dia dikenal sebagai orang dermawan yang suka menyantuni anak yatim di Yayasan Yatim Piatu Daarul Rahma.