Mothern Tuangkan Pengalaman Pribadi dalam Album Perdana beforelight

Mothern Tuangkan Pengalaman Pribadi dalam Album Perdana beforelight

Posted: Jan 22, 2022

-

Pandu Priyanto (vokal dan gitar) serta Rastafarian (vokal dan synthesizer) yang tergabung dalam duo rock elektronik bernama Mothern, merilis album perdana mereka yang berjudul beforelight secara digital pada 19 Februari 2020.

Mothern melanjutkan eksplorasi mereka dengan memadukan genre musik rock dan elektronik yang menjadi kekuatan mereka. Duo produser yang dinaungi oleh Sun Eater Coven ini menuangkan segala kontemplasi dan pengalaman personal mereka ke dalam album ini.

Ekspektasi, kekecewaan, kekesalan, dan pada akhirnya mengikhlaskan semua yang telah terjadi menurut gue adalah siklus pendewasaan manusia pada umumnya. Waktu masa produksi beforelight, gue dan Rasta pun melalui fase yang sama dan akhirnya tertuang ke dalam album ini, ucap Pandu dalam keterangan pers yang diterima Eventori, Jumat (19/2).

Meski dibuat berdasarkan emosi serta pengalaman Rasta dan Pandu yang berbeda, delapan lagu yang ada di beforelight mempunyai benang merah yang sama, yaitu percakapan dengan diri sendiri. Salah satunya adalah lagu Tunnel, yang dibuat berdasarkan pengalaman pribadi Rasta.

Tunnel adalah salah satu lagu yang personal banget buat gue. Terkadang gue denial dan bilang sama diri gue sendiri kalau gue lagi enggak apa-apa. Padahal, its okay not to be okay, ungkap Rasta.

Perpaduan musik rock dan elektronik yang terasa halus merupakan esensi yang menarik dari beforelight. Mothern berhasil menjahit rock alternatif, sentuhan melodi vokal emo dan sub-genre musik elektronik seperti psytrance, house, techno, dan drum n bass ke dalam musik mereka dengan baik.

Setelah rilis EP Afterdark, gue sama Pandu ngulik beberapa musik baru yang belum pernah kita bikin sebelumnya untuk mengerjakan beforelight. Beberapa musisi yang akhirnya nyantol dan akhirnya menjadi blueprint album ini di antaranya Nine Inch Nails, The Chemical Brothers, Daft Punk, dan Underworld, tutur Rasta.

Dari segi pemilihan suara dan instrumen yang digunakan, suasana musik di dalam album beforelight terasa lebih terang dibandingkan dengan EP pertama Mothern yang berjudul Afterdark (2018).

Perubahan ini terjadi seiring berjalannya eksplorasi Mothern dalam mencari genre-genre baru yang mereka temui, yang kemudian dijahit sedemikian rupa agar menggambarkan cerita yang ingin Pandu dan Rasta sampaikan.

Penggarapan beforelight menghabiskan waktu selama satu tahun, yakni dari akhir 2019 hingga akhir 2020. Selama penggarapan, mereka mengajak musisi lain untuk berkolaborasi, salah satunya adalah solois Denisa dalam lagu Circles.

Selain itu, ada satu kolaborasi yang unik dengan drummer Ian Maciak dalam lagu I Wont Be Around. Kolaborasi berawal ketika secara tidak sengaja Pandu menemukan beat drum karya Ian di Instagram.

Pas lagi scrolling Instagram, si Ian baru upload satu video dia lagi nge-drum, dan gue suka banget polanya. Gue coba jamming sama video itu sambil main keyboard, dan ternyata enak. Akhirnya, gue memutuskan untuk kontak Ian buat pakai video drum itu buat gue sampling, pungkas Pandu.

Secara keseluruhan, beforelight merupakan album perdana dari Mothern yang menarik. Selain berisikan ragam genre musik yang dipadukan dengan baik, pendewasaan Mothern dalam pembuatan musik mereka menjadi alasan mengapa album ini patut untuk didengarkan.

Writer: Abdullah Arifin
TAGS:Artis / Talent
SHARE
Recommendation Article