Mulai dari era 80-an, 90-an, hingga 2000-an, musik yang menjadi tren di Indonesia berbeda-beda di setiap eranya. Meski berbeda era, musik akan selalu mendapat tempat di hati para pecinta musik.
Tren musik di Indonesia sangat dinamis. Setelah tren musik disko berakhir, musik era 80-an di Tanah Air didominasi oleh genre pop yang mendayu. Selain itu, ada juga musik yang dilabeli pop kreatif, pembeda dengan pop yang liriknya picisan.
Penyanyi lagu-lagu pop kreatif di antaranya adalah Fariz RM, Dian Pramana Putra, Utha Likumahuwa, Candra Darusman, dan lainnya. Sementara penyanyi pop mendayu beberapa di antaranya adalah Rinto Harahap, Pance Pondaag, Obbie Messakh, dan Chrisye.
Beberapa lagu yang populer di era 80-an yaitu Musisi - God Bless, Sakura - Fariz RM, Sendiri - Chrisye, Mawar Merah - Vina Panduwinata, Siksa - Titik Hamzah, Hasrat dan Cinta - Andi Meriem Matalatta, Haruskah Aku Berlari - Feddy Tamaela, dan lainnya.
Pada awal 90-an, industri musik Tanah Air mulai kuat. Sudah ada cukup banyak band yang bisa mendapat kontrak di major label. Untuk musisi yang tak bisa masuk major label, mereka mulai membuat rekaman sendiri, yang menjadi awal dari band indie.
Lagu pop yang mendayu-dayu tetap ada di era ini. Namun, lahir juga berbagai musik dengan genre alternative rock, pop rock, dan slow rock. Beberapa band slow rock yang populer di era ini adalah Slank, Boomerang, dan Jamrud.
Sementara itu, band anak muda yang populer di era ini di antaranya adalah Padi, Base Jam, Potret, Stinky, Naif, Tipe-x, dan lainnya. Musik di era ini juga dianggap memiliki lagu-lagu yang menarik, dengan lirik yang bermakna.
Beberapa lagu yang populer di era 90-an yaitu Bagaikan Langit - Potret, Inikah Cinta - M.E, Dan - Sheila on 7, Kirana - Dewa 19, Dahulu - The Groove, Posesif - Naif , Balikin - Slank, Cantik - Kahitna, dan Yogyakarta - KLa Project.
Lagu-lagu pop yang dirilis oleh band, masih menjadi hits dan dinikmati oleh masyarakat Indonesia pada era 2000-an. Selain itu, di era ini juga muncul tren musik bernuansa melayu yang dibawakan oleh Wali, Hijau Daun, dan ST12.
Pada era ini juga banyak lahir band indie, beberapa di antaranya adalah White Shoes and the Couples Company, The Upstair, The Brandals, dan The Sigit. Namun, musik di era ini sempat stagnan, di mana band-band besar jarang menelurkan album.
Beberapa lagu yang populer di era 2000-an yaitu Ruang Rindu - Letto, Sempurna - Andra and the Backbone, Manusia Bodoh - Ada Band, Kenangan Terindah - Samsons, Malaikat Juga Tahu - Dewi Lestari, Rahasia Hati - Element, dan lainnya.
Memasuki era 2010an, boyband dan girlband di Indonesia mulai bermunculan. Hal itu terjadi karena dampak dari maraknya demam budaya Korea Selatan di Tanah Air. Mereka mengusung gaya, lagu, dan koreografi yang berkiblat ke Negeri Ginseng.
Beberapa boyband dan girlband Tanah Air yang populer di era ini yaitu SMASH, Cherrybelle, 7 Icons, Princess, Super Girlies, Coboy Junior, Hitz, Dragon Boyz, Max 5, dan lainnya.
Seiring berjalannya waktu, ketenaran boyband dan girlband di Indonesia mulai memudar. Beberapa di antara mereka ada yang memilih untuk vakum, bahkan bubar. Setelah itu, ada yang berkarier sebagai solois hingga aktor.
Pada 2020, tren platform musik terus berkembang. Pecinta musik bisa lebih mudah ketika ingin mendengarkan musik, karena tersedia berbagai platform streaming musik seperti Spotify, Joox, Apple Music, Langit Musik, MelOn, dan lainnya.
Dengan hadirnya platform streaming musik digital, pendengar musik di 2020 bisa mengeksplorasi genre yang lebih luas. Di era ini, musisi lintas genre memiliki peluang untuk berkolaborasi. Tren ini kemungkinan akan berlanjut di 2021.
Salah satu platform yang bisa mempopulerkan lagu adalah TikTok. Lagu yang menjadi viral tak hanya lagu baru, namun lagu lama juga dan tak harus berasal dari artis besar. Banyak musisi baru lahir setelah tampil di TikTok, beberapa di antaranya adalah Bhella Christy, Kazama Husein, Brigita Meliala alias Idigitaf, dan lainnya.
Sementara itu, lagu yang populer di era ini yaitu Cuek - Rizky Febian, Mungkin Hari Ini Esok atau Nanti - Anneth, Melukis Senja - Budi Doremi, Bertaut - Nadin Amizah, Pura Pura Lupa - Mahen, dan lainnya.