Bandung dikenal sebagai salah satu kota dengan sejarah musik yang kuat di Indonesia. Sekarang, cerita dari skena punk Bandung kembali diarsipkan lewat buku terbaru Prabu Pramayougha, “My Altercation: The Bandung Melodic Punk Scene 1995-2008”.
Fyi, buku ini ditulis dalam bahasa Inggris dan diterbitkan oleh Earth Island Books, penerbit independen asal Inggris.
Buku Punk Pertama dari Bandung yang Go Internasional
Dirilis pada 11 April 2025, “My Altercation” jadi buku pertama yang secara khusus bercerita tentang melodic punk di Bandung dan diterbitkan untuk pembaca global.
Lewat gaya penulisan yang ringan dan ekspresif, Prabu membagikan banyak cerita personal dan rekam jejak penting dari era 1995 hingga 2008, yang merupakan masa keemasan skena punk di Bandung.
Walaupun ditulis dalam bahasa Inggris, buku ini tetap nyaman dibaca. Bukan hanya untuk penggemar punk, tapi juga buat siapa saja yang tertarik pada dinamika budaya anak muda di Indonesia.
Gaya Tulis yang Santai Tapi Penuh Makna
Menariknya buku ini adalah cara Prabu menyusun cerita. Nggak njelimet, tapi tetap ada isinya. Pembaca seakan diajak menyelam ke dalam perjalanan skena punk di Bandung dari perspektif intim, jujur, dan penuh semangat.
Cerita soal band, gig, komunitas, hingga konflik ditulis dengan mengalir dan penuh rasa.
Bahkan buat yang nggak terlalu akrab dengan melodic punk, buku ini tetap bisa bikin penasaran untuk baca terus sampai habis.
Bukan Cuma Cerita Lokal, Tapi Representasi Global
“My Altercation” jadi bukti bahwa cerita musik Indonesia juga bisa punya tempat secara global. Buku ini ngasih tau bawa movement di musik Indonesia punya gayanya sendiri, dan nggak bisa dibandingkan langsung dengan luar negeri.
Tentang Prabu Pramayougha
Prabu dikenal juga sebagai vokalis band asal Bandung, Saturday Night Karaoke. Selain aktif manggung, doi juga berkecimpung di industri media. Nah, sebelum “My Altercation”, dia udah nulis dua buku bertema punk, yaitu “Don’t Read This!” (2022) dan “Meetage” (2024) yang diterbitkan lewat penerbit Geekmonger Press.