Pandangan Lola Amaria Terhadap Pekerja Migran Indonesia

Pandangan Lola Amaria Terhadap Pekerja Migran Indonesia

Posted: Jan 22, 2022

-

Sutradara sekaligus aktris Lola Amaria pernah menggarap film yang bercerita tentang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) atau yang kini istilah tersebut diganti menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI). Film itu berjudul Minggu Pagi di Victoria Park. Selain menjadi sutradara, Lola juga berperan di film tersebut.

Film yang dirilis pada Juni 2010 itu melakukan proses syuting pada 2009. Satu tahun sebelumnya, Lola melakukan riset. Tujuan film ini dibuat adalah memberitahu masyarakat Indonesia untuk mengubah paradigma negatif terhadap PMI.

�Dengan film ini justru mereka harus mengubah paradigma mereka ke TKI ini terutama yang di Hong Kong, karena mereka harus tahu pekerjaan sesungguhnya,� ucap Lola dalam wawancara dengan Eventori.

Kata Lola, sebelum berangkat ke luar negeri untuk bekerja, para PMI harus mengikuti serangkaian tes. Bahkan, perempuan yang sudah berkeluarga, harus rela meninggalkan kampung halamannya untuk bekerja dan memberikan devisa bagi negara.

�Mereka juga harus diberi hak selayaknya manusia pada umumnya. Itu film yang cukup fenomenal pada zaman itu, karena semua tim yang terlibat bekerja dengan kapasitas masing-masing dan memberikan yang terbaik. Sehingga, hasilnya keliatan di layar,� ungkap Lola.

Di mata pemeran film Kisah 3 Titik ini, para PMI adalah orang-orang yang tangguh. Sebab, mereka harus menghadapi berbagai hal yang berbeda di negeri orang. Menurutnya, masih ada banyak hal yang tidak diketahui oleh orang-orang tentang PMI.

�Buat saya, mereka pekerja keras, perempuan hebat, dan mereka kadang tidak dianggap oleh orang-orang di negerinya sendiri. Kadang, ada istilah lebih baik hujan batu di negeri sendiri, ketimbang hujan emas di negeri orang. Buat saya, istilah itu tidak harus ditentukan untuk TKI, karena mereka juga pasti berangkat ke luar negeri dengan berbagai pertimbangan,� tutur Lola.

�Yang punya keluarga, harus tinggalkan keluarga dengan waktu yang lama, mereka juga harus siap dengan kondisi yang tidak sama seperti di Indonesia, cuaca, bahasa, orang, belum lagi hal-hal tak terduga. Misalnya, seperti di Arab Saudi, majikan yang memutar balikan fakta, gaji enggak dibayar, mereka mengalami pelecehan seksual dan lain-lain. Kadang itu yang tidak banyak diketahui orang-orang. Buat saya, TKI perempuan, mereka perempuan yang kuat, hebat, kalau saya jadi mereka, belum tentu saya mampu,� sambungnya.

Writer: Abdullah Arifin
TAGS:Artis / Talent
SHARE
Recommendation Article