Merebaknya virus corona di dunia termasuk Indonesia, memberikan dampak yang cukup signifikan pada industri musik. Penerapan digitalisasi pun dilakukan, mengingat masyarakat yang kini lebih banyak melakukan aktivitas di rumah.
Penerapan digitalisasi musik pun didukung oleh Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif, Muhammad Neil El Hilman. Dia mengatakan bahwa para pelaku ekonomi kreatif, terutama di bidang musik semakin sadar dengan dunia digital.
''Pandemi COVID-19 ini banyak mendatangkan imbas salah satunya dari sisi akselerasi transformasi digital bagi semua pelaku ekonomi kreatif. Semua dituntut untuk dapat melek dunia digital, termasuk industri musik ini juga,'' ucap Neil dalam diskusi Fenomena Digitalisasi Musik, Rabu (7/10).
Dalam Undang-undang Ekonomi Kreatif Nomor 24 Tahun 2019, pemerintah diamanahkan untuk memperkuat ekosistem ekonomi kreatif. Apabila hal tersebut sudah kuat, Neil yakin bahwa para pelaku industri kreatif bisa mendapat peluang di era digitalisasi.
"Yang jelas harus ada SDM, modal kreatif, infrastruktur, teknologi, pembiayaan, dan produknya sendiri yang ke depannya diprioritaskan IT Base atau semuanya virtual. kita berupaya memperkuat ini," ungkap Neil.
Menurut Neil, para musisi bisa tetap berkarya di situasi dan kondisi seperti ini. Sebab, sebanyak 175 juta penduduk Indonesia yang aktif mengakses internet. Masyarakat juga sudah mulai banyak yang melakukan streaming lewat gadget.
Kendati demikian, walau digitalisasi bisa mempermudah para pelaku industri musik, tetap ada hambatang yang harus dihadapi. Salah satunya adalah masalah jaringan di Indonesia yang masih belum merata dan stabil.
Hambatannya salah satunya berkaitan dengan teknologinya itu sendiri, masalah jaringan. Akses terhadap teknologi itu sendiri kalau di Indonesi itu belum rata, yang ketiga masalah legalisasi. Kalau yang namanya digital kan diduplikasi mudah sekali. Masalah hambatan ini yang sekarang sedang kita benahi," tutur Neil.
Buddy Ace selaku pengamat musik yang turut menjadi pembicara di acara tersebut mengatakan bahwa sekarang, sudah banyak musisi yang melek dunia digital. Mereka pun kerap mempromosikan karyanya seperti di media sosial.
Seperti misalnya live streaming yang marak kira-kira tujuh bulan belakangan ini sebuah keniscayaan yang harus dilakukan para musisi jika tidak ingin kehilangan peluang, jelas Buddy.
Keunggulan BCL (Bunga Citra Lestrari) setelah suami meninggal, dia enggak pernah keluar rumah. Tapi, dia menghasilkan uang yang luar biasa. Hanya dengan kamera HP, kreatif di rumah, sambungnya.
Para musisi pun tidak perlu khawatir bahwa mereka bisa tersaingi dengan musisi lain yang berasal dari luar negeri. Sebab, rata-rata penikmat musik tiap negara berkisar 80 persen.
Indonesia punya keragaman budaya dan masyarakat penikmat musiknya berlatar dari budaya yang begitu luas sehingga dapat menjadi kekuatan tersendiri dalam bersaing di pasar global, pungkas Buddy Ace.