Perbedaan Genre Film Dari Empat Tahun Belakangan

Perbedaan Genre Film Dari Empat Tahun Belakangan

Posted: Nov 04, 2022

Banyak dari kalian pasti senang menonton film bukan? Sekarang, kita sudah bisa mendatangi bioskop secara langsung seperti tahun 2019 dulu. Tapi kira-kira, perubahan tersebut berpengaruh sama genre film yang kalian tonton ga si? Berikut ini, perubahan genre film yang saya tonton dari sebelum, saat, dan setelah pandemi COVID-19.

Banyak dari kalian pasti senang menonton film bukan? Sekarang, kita sudah bisa mendatangi bioskop secara langsung seperti tahun 2019 dulu. Tapi kira-kira, perubahan tersebut berpengaruh sama genre film yang kalian tonton ga si? Berikut ini, perubahan genre film yang saya tonton dari sebelum, saat, dan setelah pandemi COVID-19.

 

Sebelum Pandemi COVID-19 (2019)

 

Pada tahun 2019, genre film layar lebar yang meledak menurut saya adalah romantis. Film romantis yang rilis pada tahun itu adalah Dilan 1991. Menurut CNBC Indonesia, film yang diperankan Iqbal Ramadhan (Dilan) dan Vanesha Prescilla (Milea) tersebut meraup 5,2 juta penonton. Jumlah tersebut pun membuat Dilan 1991 dinobatkan film dengan jumlah penonton terbanyak tahun 2019. Selain Dilan 1991 film romantis lainnya yang rilis pada tahun 2019 adalah Dua Garis Biru dengan jumlah 2,5 juta penonton.. Kedua film tersebut membuktikan eksistensi film romantis pada tahun 2019 yang mengalahkan penyaing mereka, yaitu Danur 3 yang bergenre horor dengan jumlah 2,4 juta penonton. Hal ini membuat Danur 3 harus menerima posisi ke-3 jumlah penonton terbanyak tahun 2019.

 

Saat Pandemi COVID-19 (2020-2021)

 

Pada masa Pandemi COVID-19, genre film yang meledak menurut saya adalah drama. Film yang bagus menurut saya ialah Ali & Ratu Ratu Queens. Film yang dibintangi oleh Iqbal Ramadhan (Ali) seperti tak pernah gagal dalam memerankan film yang berbau drama. Jika di Dilan Iqbal memerankan sosok pria yang terlihat badboy dan romantis, kini ia menjadi seorang anak yang berjuang demi bertemu ibunya. Film drama lainnya yang rilis pada masa itu adalah Losmen Bu Broto yang diperankan oleh Maudy Ayunda (Jeng Sri). Hal yang menurut saya menguatkan bahwa genre drama sangat cocok pada masa Pandemi COVID-19 ialah keadaan yang membuat kita lebih sering dirumah dan bertemu keluarga.

 

Setelah Pandemi COVID-19 (2022)

 

Pada masa inilah seperti angin segar bagi para pegiat industri perfilman tanah air. Genre yang menurut saya meledak di masa ini adalah horror. Bagaimana tidak, banyak film yang sebelumnya tertahan akhirnya bisa rilis pada tahun ini. Kalian pasti langsung berfikir KKN Desa Penari bukan? Yap, film yang menempati posisi pertama jumlah penonton terbanyak sepanjang masa ini sudah banyak ditunggu para penggemar dari tahun 2019. Walau butuh penungguan yang lama, itu semua tidak mengurangi rasa ingin tahu para penonton. Banyak film horor lainnya seperti, Pengabdi Setan 2: The Communion yang sekaligus menduduki peringkat kedua film dengan jumlah penonton terbanyak tahun 2022.

 

Apapun genre nya kita harus mendukung pelaku industri film Indonesia dengan cara tidak menonton yang bajakan. Harapan saya kedepannya, semoga Indonesia bisa menembus lebih banyak pasar Internasional. Karena karya anak bangsa di dunia perfilman kita bukan kaleng-kaleng loh.

Writer: Daffa Putra Pratama
TAGS:FILM,REVIEW,BOXOFFICE,OPINI
SHARE
Recommendation Article