Portrait Volume 18 : Pengalaman Mereka dengan Bakat Berbeda

Portrait Volume 18 : Pengalaman Mereka dengan Bakat Berbeda

Posted: Jan 22, 2022

-

Pada program Portrait Volume ke-18 ini, Eventori membagikan berbagai kisah pengalaman talenta lokal yang hadir dengan berbagai bakat berbeda, yang pertama adalah Afni seorang pengisi suara yang berasal dari Sleman.

Afni menjelaskan bahwa dirinya pertama kali terjun ke dalam dunia pengisi suara pada tahun 2019. Walaupun terhalang pandemi, namun dirinya mendapatkan berkah yang tak disangka-sangka dengan menjadi talent di salah satu voice over agency terbesar di Indonesia.

“Awal mula saya mengenal dunia voice over itu di akhir tahun 2019 dan luar biasa pandemi membawa berkah untuk saya, membuat saya terpilih menjadi salah satu talent dari voice over agency terbesar di Indonesia,” jelas Afni.

Dari sana dirinya mendapatkan berbagai pengalaman yang semakin membuat Afni dikenal di dunia pengisi suara, salah satunya dibuktikan dengan menjadi salah satu pengisi suara di ajang Free Fire Master League Season IV.

“Paling berkesan banget buat saya adalah ketika mengisi VO (Voice Over) untuk proyek beraksen daerah timur yaitu aksen Papua,” pungkas Afni.

Selain Afni, talenta lain yang mengisi Portrait Volume ke-18 ini adalah seorang pemain saxophone muda asal Bandung yaitu Ejaa Spell, yang mulai menyukai saxophone dikarenakan melihat Don Lego tampil di panggung, hingga akhirnya dapat bermain bersama dengan idolanya tersebut.

“Diberi kesempatan bermain bersama Don Lego langsung, sampai sekarang kalau pemain saxophone Don Lego berhalangan saya yang menggantikan,” ungkap Ejaa.

Demi mempelajari alat tiup tersebut, Ejaa bahkan sampai menekuni pendidikan mulai dari bangku sekolah menengah sampai dengan mengambil jurusan musik di jenjang perkuliahan.

“Mengikuti sekolah musik, buat belajar saxophone dari SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) sampai sekarang kuliah musik juga,” jelasnya.

Selain acara musik, Ejaa juga kerap mengisi acara-acara pernikahan, juga memenangkan beberapa kompetisi di ranah musik, yang menambah pengalamannya sebagai seorang pemain saxophone.

“Waktu tahun 2020, saya memenangkan lomba Festival Liga Musik Kampus 2020, bersama Bass Range Music,” pungkas Ejaa.

Talenta terakhir yang terangkum pada Portrait Volume 18 ini adalah seorang rapper yang mengawali karir mencari panggung sendiri, hingga kini dapat membuat karyanya secara mandiri. yaitu Riptam.

“Cukup banyak ikut kegiatan kolektif bersama teman-teman yang di musik juga dan bisa berkarya bareng. Ketemu teman yang bisa membuat musik, akhirnya sekitar tahun 2020 awal dapat mewujudkan membuat lagu,” jelas Riptam.

Melalui segala kerja kerasnya melalui berbagai rintangan, kini Riptam dengan yakin dapat membuktikan bahwa melalui musik hip-hop dan rap ini, dapat membuatnya berkembang serta terus berkarya.

“Aku pernah manggung di beberapa kafe dan beberapa dari mereka pun responnya bagus. Sekarang aku bisa membuktikan bahwa aku bisa berkembang dan terus berkarya di musik hip-hop atau rap ini,” ungkap Riptam.

Dengan berbagai kisah inspiratif di atas, kita dapat memetik sebuah pesan bahwa kata menyerah bukanlah pilihan, karena kegagalan serta tantangan bukanlah akhir melainkan awal untuk mencapai apa yang kita harapkan.

Writer: Abdullah Arifin
TAGS:Program Eventori
SHARE
Recommendation Article