Portrait Volume 5 : Cerita Perjalanan dalam Berkarya, Adaptasi di Era Pandemi

Portrait Volume 5 : Cerita Perjalanan dalam Berkarya, Adaptasi di Era Pandemi

Posted: Jan 22, 2022

Pada program Portrait kali ini, Eventori mengangkat beragam kisah dari berbagai profesi yang ada di industri hiburan, yang pertama adalah Laurent Vent yang berprofesi sebagai Ventriloquist atau sebuah seni berbicara tanpa menggerakkan bibir, dengan boneka nya Didy.

Pada program Portrait kali ini, Eventori mengangkat beragam kisah dari berbagai profesi yang ada di industri hiburan, yang pertama adalah Laurent Vent yang berprofesi sebagai Ventriloquist atau sebuah seni berbicara tanpa menggerakkan bibir, dengan boneka nya Didy.

''Didy ini anak saya, dia berumur 6 tahun dengan karakter ceria, suka manja, suka sok tahu, dan juga suka ngambekan, pokoknya sama seperti anak-anak seumuran dia,'' ungkap Laurent saat mengenalkan bonekanya.

Laurent bercerita bahwa dirinya mempelajari seni suara ini secara otodidak, dengan bantuan dari video-video yang ada di platform YouTube. Dia juga mengungkapkan bahwa ventriloquist Jerry Piko merupakan salah satu orang penting dalam perjalanan karirnya.

''Pertama kali belajar menjadi seorang Ventriloquist tahun 2014, setelah menonton video Kak Jerry Piko di YouTube. Lalu saya belajar secara otodidak,'' ungkap Laurent.

Layaknya pekerja industri hiburan lain, situasi pandemi ini juga membuat pekerjaan Laurent terganggu, dimana dirinya biasa mengisi acara-acara tatap muka seperti pesta, acara sekolah, dan lain sebagainya.

''Sebelum pandemi kita biasanya mengisi acara-acara pesta, acara sekolah, gathering, meeting,'' jelas Laurent.

Beralih ke dunia digital, menjadi pilihan Laurent untuk bertahan di masa pandemi, dengan kerja keras, kini akun TikToknya bahkan mencapai 65 ribu lebih pengikut dari seluruh Indonesia, bahkan sampai luar negeri.

Talenta kedua adalah Kennyjacta, seorang rapper asal Malang yang memulai karir bermusiknya secara mandiri, dan tanpa bantuan perangkat yang memadai.''

''Selama dua tahun belajar bikin musik dari FL Studio, aku dulu nggak punya laptop yang memadai, nggak punya midi controller,'' jelas Kenny.

Kenny juga pernah melakukan cover lagu ''Hope'' dari rapper internasional XXXTENTACION, dan mendapatkan sampai 218 ribu penonton, dan sampai saat ini dirinya berhasil menjadikan dunia digital sebagai sumber pendapatannya.

''Aku dapat penghasilan dari YouTube, terus lagu-laguku juga dapat penghasilan dari Digital Streaming Platform,''ungkap Kenny.

Kenny juga mendapatkan pengalaman untuk tampil di berbagai acara, mulai dari panggung underground sampai dengan Fashion Show yang formal. Baginya untuk manggung di Fashion Show adalah pengalaman yang unik dan menarik, karena di luar dari kebiasaan yang dirinya lakukan.

''Di acara Fashion Show itu aku kan kebiasaan perform di gigs, terus di club, underground banget lah,'' ungkap Kenny.

Walaupun terdampak pandemi, Kenny tidak hanya berdiam diri, dia mengungkapkan bahwa meski jarang panggung dirinya dapat tetap produktif dengan membuat lagu.

''Di era pandemi ini (walaupun) jarang ada panggung, kita juga tetap bisa produktif, kaya bikin lagu,'' jelas Kenny.

Talent terakhir yang mengisi kompilasi dari program Portrait ini adalah Diza Refangga seorang aktor asal Jakarta. Diza mengungkapkan bahwa pengalaman paling berkesan yang pernah dia dapatkan selama ini adalah memerankan seorang psikopat dalam film pendek Sebelum Senja Tiba.

''Pengalaman yang paling berkesan adalah ketika aku dapat peran menjadi seorang psikopat, di sebuah film pendek, Memorable banget karena itu beda dari aku,'' ungkap Diza.

Dia juga menambahkan bahwa dirinya sangat beruntung mendapatkan peran untuk shooting di Eropa, karena dia dapat menjelajahi benua tersebut secara gratis, dan sekaligus mendapatkan uang tambahan.

''(Dapat peran untuk shooting di Eropa) itu jadi pengalaman yang seru banget, karena ke Eropa gratis, nggak keluar biaya, justru kita dapat uang jajan lagi di sana,'' ungkap Diza

Bagi Diza, masa pandemi ini cukup sulit untuk seorang aktor, karena menurut dirinya akting adalah pekerjaan yang harus dipelajari dengan bertemu langsung.

''Ketika pandemi ini, jadi merasa sulit berkomunikasi karena akting itu adalah sebuah pelajaran yang seharusnya kita ketemu langsung gitu,'' jelas Diza.

Ketiga talenta ini membuktikan bahwa walaupun di masa pandemi, kreativitas serta produktivitas dalam berkarya dapat terus berjalan, dan akan selalu ada celah untuk mendapatkan penghasilan tambahan.

Writer: Alvin Iqbal
TAGS:Opini
SHARE
Recommendation Article